4.Trauma

92 64 0
                                    


🍁🍁🍁

Seseorang yang dikatakan gagah perkasa, itu bukanlah orang yang bertubuh besar dan kuat, namun orang yang mampu mengendalikan emosi pada waktu dia marah.

🍁🍁🍁


Zahra Pov

Selama di panti aku lebih banyak diam, meskipun banyak yang mengajakku berbicara, tetapi aku tidak menghiraukannya, karena sekarang fikiranku selalu mengarah pada Aisyah.

Aku ingin sekali kembali seperti dulu, aku yang selalu sayang kepada Aisyah, aku yang selalu bermain bersamanya dan menghabiskan waktu bersamanya, tetapi saat aku berfikiran begitu justru ada sisi lain yang menolak untuk aku berubah kembali.

Aku bingung... aku harus gimana?aku gak tega sama Aisyah, aku sayang sama Aisyah, selama ini Aisyah sudah banyak menderita karena ulahku, tetapi dia tidak pernah berniat untuk membalasku ataupun dia menjauhiku dan membenciku.Aisyah selalu membalas semua perlakuan burukku dengan kebaikan yang tulus.batinku.

Pandanganku pun terhenti pada Aisyah yang sedang memberikan barang-barang berharganya pada anak-anak panti, dia selalu merelakan semua yang dia miliki termasuk barang kesukaannya pun rela dia berikan agar orang lain bahagia.

Apa yang harus kulakukan sekarang?aku yakin Aisyah tidak seburuk itu dan aku yakin Abi dan Umi memang orang tua kandungku dan mereka sangat menyayangiku.batinku.

Flashback On~

Ketika itu kita sedang liburan pertama kalinya di Pantai yang sangat indah.setelah aku selesai mengobati luka di kaki Aisyah, aku pun menghampiri seseorang yang sedang memperhatikanku.

"Maaf ibu siapa yaa?kok dari tadi memperhatikan keluarga saya?." tanyaku saat itu pada seorang ibu yang memakai kacamata hitam, dan memakai masker.

"Kamu ini ternyata tidak sadar yaa." ucap Ibu itu membuatku bingung.

"Tidak sadar kenapa yaa Bu?." tanyaku.

"Kamu ini tadi udah dimarahin sama Abi kamu kan?karena apa... Karena kamu disangka yang buat Aisyah jatuh kan?padahal kamu udah ngobatin dia tapi kamu masih dimarahi, kamu sadar artinya apa itu?." tanyanya.

"Maaf Bu, Abi tidak memarahi Zahra, Zahra tadi hanya diperingati Abi." ucapku memang benar adanya Abi hanya mengingatkanku untuk lebih berhati-hati lagi menjaga Aisyah.

"Kamu ini terlalu baik, Aisyah sudah merebut semuaya dari kamu.dimulai dari kasih sayang Kakak-Kakak kamu, dulu kan kamu yang paling dimanja sama mereka.terus sekarang dia mau rebut kasih sayang Umi dan Abi kamu, lalu dia mau buat Umi dan Abi kamu jadi benci sama kamu." ucapnya.

"Maaf Bu, tapi Aisyah itu tidak mungkin melakukan hal itu." ucapku mencoba sopan meski sekarang aku sedang menahan amarah karena perkataan ibu ini yang terlalu mencampuri urusan keluargaku.

"Dia memang baik diluarnya, tapi entah didalamnya seperti apa, kamu pasti menyesal sudah menyayanginya.kalau aja dia tidak lahir, kamu pasti akan selalu dimanja, dan kamu juga pasti tidak lama lagi akan dibuang oleh Umi dan Abimu, itu semua karena kehadiran Aisyah, dia sudah merebut semuanya, lihat saja nanti pasti tidak lama lagi kamu akan dibuang karena kamu bukan anak kandung mereka." ucapnya membuatku mematung.

"Anda bohong." ucapku berteriak.

"Kalau kamu memang tidak mau itu terjadi, kamu harus singkirkan Aisyah, saya akan bantu sampai berhasil." ucapnya lagi, membuatku menangis dan menggeleng-gelengkan kepalaku.

Aku anak kandung Umi dan Abi, aku gak boleh percaya.batinku.

"Lihat disana, mereka tertawa lepas tanpa mempedulikan kamu." ucapnya lagi sambil melihat kearah keluargaku yang tengah tertawa lepas.

Hafalan Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang