🍁🍁🍁Tak semua keinginan bisa terwujud dalam waktu yang cepat tetapi akan terwujud dalam waktu yang tepat
🍁🍁🍁
Sudah dua minggu Aisyah melewati hari-harinya dengan kegelapan, penerangannya hilang entah kemana, tetapi dia yakin kalau penerangannya masih berada di suatu tempat dan akan kembali padanya meski tidak bisa dipastikan kapan akan kembali.Menurutnya penerangannya adalah Uminya, hidupnya sekarang sudah gelap ditambah lagi Uminya yang masih belum ditemukan membuat hidupnya semakin gelap dan hampa.
Kak Hafidzah sudah ditemukan satu minggu yang lalu, ada harapan dan kebahagiaan yang menanti disana, tapi harapan akan kebahagiaan itu musnah saat kabar dari Dokter yang mengatakan bahwa Kak Hafidzah sudah kembali pada Sang Pencipta.
"Aisyah kok melamun?." tanya Kak Nafidzah yang baru saja menghampiriku yang sedang duduk dibangku taman belakang rumahku.
"Aisyah gak ngelamun kok Kak, Kakak hari ini latihan jalan lagi kayak biasa kan?." tanyaku sambil tersenyum agar Kak Nafidzah tidak mengetahui kesedihanku.
"Iyaa." ucap Kak Nafidzah pelan.
"Kakak kok gak semangat?." tanyaku.
"Kakak takut gak bisa jalan lagi Aisyah, Kakak udah dua minggu latihan dan hasilnya..." belum sempat Kak Nafidzah selesai berkata, aku sudah memotongnya.
"Hasilnya sekarang Kakak udah bisa jalan kan?meski sedikit-sedikit, tapi kan itu suatu perkembangan yang bagus Kak." ucapku sambil tersenyum.
"Makasih atas semangat dan do'a dari kamu selama ini buat Kakak yaa... Kakak malu sama kamu yang bisa menyikapi segala sesuatu dengan lebih dewasa daripada Kakak."ucap Kak Nafidzah.
"Kak Nafidzah juga Kakakku yang paling hebat, Kakak tetap menjadi pahlawan dalam hidup Aisyah yaa..."ucapku sambil tersenyum dan Kak Nafidzah pun memelukku.
"Kakak pasti akan selalu menjadi pahlawan dalam hidup Aisyah." ucap Kak Nafidzah yang mungkin sekarang sedang tersenyum tulus.
"Maaf Non, dokternya sudah datang." ucap Bibi kepadaku dan Kak Nafidzah.
"Ayok Kak kita kesana." ucapku semangat agar Kak Nafidzah juga ikut bersemangat.
Kita pun langsung ke ruang tamu untuk menemui Dokter yang biasa mendampingi Kak Nafidzah latihan berjalan.
"Mari kita coba lagi." ucap Dokter tersebut setelah tadi Kak Nafidzah mencoba berjalan beberapa kali.
"Ayoo sholehanya Abi pasti bisa." ucap Abi menyemangati.
Tak berapa lama, aku pun merasa dipeluk oleh Kak Nafidzah, dia sudah berjalan menghampiriku dan langsung memelukku.aku pun membalas pelukannya sambil tersenyum bahagia.
"Kakaknya Aisyah hebat." ucapku sambil tersenyum.
Paginya, Adzan subuh berkumandang dengan merdu dari Masjid, dan aku pun sangat mengenali suara ini, ini adalah suara Muhammad yang sedang mengumandangkan adzan dengan penuh penghayatan yang membuatku tersenyum.
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah di rumah, aku pun muroja'ah hafalanku seperti biasanya.kita pun memulai sarapan setelah Abi baru saja pulang dari Masjid.
Setelah selesai sarapan, aku dan Kak Nafidzah masih berada di dapur untuk membantu Bibi mengerjakan pekerjaannya.
"Kita bikin teh hangat untuk Abi yaa Aisyah." ucap Kak Nafidzah, sekarang Kak Nafidzah sudah tidak memakai kursi roda, tetapi dia masih harus berjalan dengan pelan-pelan dan harus sangat berhati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafalan Aisyah [END]
Spiritüel"Umi... Aisyah cinta Umi karena Allah." "...Umi juga cinta Aisyah karena Allah." Kuputuskan satu impian Aku ingin jadi Hafidz Qur'an Ku akan bertahan walau sulit melelahkan Allah beri aku kekuatan Ku impikan sepasang mahkota Tuk berikan di akhirat k...