12.Kebakaran

63 54 0
                                    


🍁🍁🍁

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

🍁🍁🍁


Nafidzah Pov

Besoknya keadaan pun sedikit membaik karena Abi dan Aisyah sama-sama bisa meredam emosinya.setelah selesai sarapan, aku pun membantu Aisyah yang sedang menyirami tanaman dibelakang.

"Aisyah mau minum teh hangat manis buatan chef Nafidzah gak?." tanyaku sambil tersenyum.

"Mau dong chef." ucapnya sambil terkekeh, aku bahagia melihatnya tidak terlalu larut dalam kesedihannya.

"Ini teh manis istimewa buatan chef Nafidzah silahkan dicoba tuan putri." ucapku sambil tersenyum dan memberikan teh manis buatanku untuk Adik sholeha kesayanganku.

"Terimakasih chef Nafidzah." ucapnya sambil tersenyum.
"Apa yang istimewa chef?." tanya Aisyah setelah meminum teh buatanku.

"Istimewa karena yang bikinnya itu chef yang sholeha, cantik, baik hati dan tidak sombong... Bikinnya juga pake resep cinta." ucapku sambil terkekeh karena ucapanku sendiri.

"Gitu yaa chef... Bukannya cinta chef hanya untuk Kak Yusuf seorang?." ucap Aisyah menggodaku.

"Apasii Aisyah... Udah ahh Kakak mau ke kamar mandi dulu, kamu abisin teh istimewanya." ucapku membuatnya terkekeh.

Aisyah Pov

Saat Kak Nafidzah pergi ke kamar mandi, aku pun mendengar langkah kaki yang hendak mendekat kearahku.

"Abi?..." tanyaku.
"Bibi?..." tanyaku lagi karena tidak ada jawaban.
"Kak Nafidzah jangan bercanda." ucapku yang mulai takut.

"Assalamualaikum Aisyah." ucapnya, membuatku mematung.

"Kak Zahra?..." ucapku bertambah takut, karena kejadian sebelum kecelakaan pun kembali terulang diingatanku.

"Maafin Kakak." ucapnya dan mulai mendekatiku membuatku mundur agar terhindar darinya.
"Jangan takut Aisyah, Kakak..." belum sempat dia selesai berbicara, aku pun sudah memotongnya.

"Mau apa Kakak kesini?." tanyaku dengan sedikit gemetar karena takut.

"Kakak mohon kamu mau maafin Kakak." ucap Kak Zahra membuatku meneteskan air mata karena mengingat semua perilakunya dulu padaku.
"Kakak menyesali semua perbuatan Kakak sama kamu, Kakak benar-benar menyesal Aisyah... Kakak mohon kamu mau maafin Kakak, Kakak juga berterimakasih karena kamu sudah menyelamatkan Kakak tanpa peduli kondisi kamu sendiri." ucap Kak Zahra membuat air mataku semakin mengalir dengan deras.

"Pergi Kak." ucapku, aku benar-benar takut dengan semua kejadian di masa lalu.

"Apa Aisyah gak mau maafin Kakak?." tanya Kak Zahra.

"Pergi Kak." ucapku sambil menggelengkan kepalaku karena kejadian-kejadian buruk di masa lalu terus menghantui diriku.

"Maafin Kakak Aisyah." ucap Kak Zahra lagi dan sekarang dia memegang tanganku.tetapi segera kutepis tangannya karena aku benar-benar tidak bisa mengendalikan rasa takutku sendiri saat ini.

Semakin aku mundur, aku pun akhirnya mencium bau gas, tiba-tiba perasaanku pun menjadi tidak enak.sampai akhirnya aku pun mencium bau asap hingga sedikit susah bernafas.

Kak Zahra pun mencoba untuk memadamkan api dan melindungiku.sesudah mencoba beberapa kali, api nya masih belum bisa dipadamkan karena sudah menyebar kemana-mana dengan cepat.

Hafalan Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang