13.Pemberian Berharga

63 52 0
                                    


🍁🍁🍁

Sesuatu yang berharga dan sangat istimewa dalam hidup tak akan dilihat dari keistimewaan barangnya tetapi terlihat dari ketulusan dan seberapa istimewanya sang pemberi dalam hidup kita

🍁🍁🍁


Nafidzah Pov

Aku pun menunggu Abi dan Aisyah yang masih berada didalam rumah dengan perasaan yang sangat khawatir.sedangkan api sekarang sedang berusaha dipadamkan oleh pemadam kebakaran.

Ya Allah, hanya Abi dan Aisyah yang sekarang Nafidzah punya, tolong selamatkan mereka, Aamiin...batinku.

"Nafidzah... Kamu tenang dulu, ini coba minum." ucap Yusuf sambil memberikanku air minum.

"Makasih." ucapku.

"Abi."teriakku karena Abi sudah keluar sambil membawa Aisyah yang pingsan.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya."ucap Abi, dan aku pun mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil.

Aku duduk dibelakang sambil memeluk Aisyah.tak lama, kita pun sampai di rumah sakit dan Aisyah pun langsung dibawa ke IGD.

"Abi..." panggilku pelan.

"Kenapa sayang?Nafidzah juga diobatin dulu yaa sayang." ucap Abi lembut, sebenarnya bukan itu yang akan aku bahas tetapi aku pun akhirnya hanya mengangguk.

Setelah selesai diobati, aku pun kembali duduk disamping Abi, lukaku hanya luka kecil, tidak sebanding dengan luka ketika mengalami kenyataan kalau Umi dan Kak Fatimah yang sampai sekarang masih belum ditemukan.

"Abi."panggilku karena ada hal yang harus kubicarakan padanya.

"Kenapa sayang?masih sakit?." tanya Abi, membuatku menggeleng.

"Tadi ketika Abi menemukan Aisyah apa Abi lihat Zahra?." tanyaku, karena sebelum terjadi kebakaran, aku seperti mendengar suara Aisyah dan Zahra.

"Abi tidak lihat Zahra sayang, memang ada Zahra di rumah?." tanya Abi.

"Tadi Nafidzah sempat mendengar Aisyah sedang berbicara dengan Zahra, Abi." ucapku.

Kemana Zahra?apa dia selamat?.batinku.

Percakapanku dan Abi pun terhenti karena dokter yang baru saja memeriksa Aisyah sudah keluar dari IGD.

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?."tanya Abi.

"Anak Bapak baik-baik saja, hanya tadi terdapat luka kecil dan dia terlalu banyak menghirup asap tapi tidak bermasalah serius kepada pernafasannya, Bapak boleh menjenguknya mungkin sebentar lagi akan sadar dan nanti sore sudah boleh pulang." ucap Dokter tersebut membuatku dan Abi sedikit lega.

"Terimakasih Dok." ucap Abi.

"Sama-sama Pak, ini sudah tugas kami sebagai Dokter, kalau begitu saya permisi, Assalamualaikum." ucap Dokter tersebut.

"Waalaikumsalam." jawabku dan Abi.

Aku dan Abi pun langsung masuk ke IGD untuk melihat kondisi Aisyah.

"Aisyah sayang... Abi bersyukur kalian baik-baik saja, maafin Abi karena gak bisa jagain kalian." ucap Abi sambil mencium kening Aisyah dengan penuh kasih sayang.

"Abi... Ini bukan salah Abi, ini musibah untuk kita." ucapku.

Aisyah Pov

"Abi..." ucapku pelan karena masih lemas.

Hafalan Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang