2.Muhammad Ali

141 68 0
                                    


🍁🍁🍁

Sikap adalah perbuatan yang simpel namun akan bisa membuat perbedaan yang besar

🍁🍁🍁


Pagi ini seperti biasanya, aku dan keluargaku sudah selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid.

"Sholehanya Abi, sekarang sekolahnya Abi yang antar yaa..." ucap Abi sambil tersenyum, ketika kita semua sudah selesai sarapan, dan sekarang aku sedang memakai sepatuku.

"Kakak-Kakak juga Abi antarkan?." tanyaku.

"Kakak udah janji sama sahabat Kakak buat pagi ini berangkat sekolahnya bareng, biar nanti pas disekolah baru bisa langsung gabung gak nyari satu sama lain lagi.jadi Kakak gak bisa bareng Abi sama kamu Aisyah." ucap Kak Fatimah.

"Nggak papa Nak." ucap Abi sambil tersenyum.

"Hafidzah dan Nafidzah mau Abi antarkan?." tanya Abi pada kedua Kakak kembarku.

"Nggak usah Abi, biar Hafidzah dan Nafidzah naik bus aja bareng sama..." belum sempat Kak Hafidzah selesai berbicara, Kak Nafidzah sudah membekap mulutnya.

"Bareng sama siapa nih?... Umi... Si kembar udah punya pacar tuh Mi..." adu Kak Fatimah pada Umi, sedangkan Umi hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ouh... Aku tau pasti Kak..." belum sempat aku meneruskan ucapanku, mulutku sudah dibekap oleh Kak Nafidzah.

"Bukan siapa-siapa kok, itu... Mau bareng sama temen kok." ucap Kak Nafidzah.

"Gak percaya." ucapku dan Kak Fatimah sambil tertawa.

"Udah sholeha-sholehanya Abi... Jangan digodain terus si kembarnya, nanti juga kalau serius bakalan kesini orangnya." ucap Abi sambil terkekeh.

"Ke rumah mau ngapain?." tanya Kak Nafidzah.

"Tuh... Kan bener si kembar udah punya gebetan, ehh... Apa pacar?." ucap Kak Fatimah.

"Udah ahh... Adek sama Kakak sama aja." ucap Kak Nafidzah sebal.

"Aku mau berangkat aja, Assalamualaikum." ucap Kak Nafidzah sambil cemberut dan menarik tangan Kak Hafidzah untuk segera berangkat ke sekolah, tak lupa mereka pun menyalami tangan Umi, Abi dan Kak Fatimah.

"Dih Nafidz ngambek." ucap Kak Fatimah sambil tertawa.

"NAFIDZAH!." Teriak Kak Nafidzah sebelum benar-benar menghilang dari pandangan kita.

Kak Nafidzah dari dulu memang tidak pernah mau namanya dipanggil terpotong seperti Naf, Nafidz, ataupun Fidzah.Ketika ada orang yang menyapa atau memanggilnya dengan nama terpotong, maka dia akan langsung membenarkannya menjadi Nafidzah, kecuali jika dipanggil orang tua dan guru tentunya.

"Yaudah Aisyah ayok berangkat, nanti sholehanya Abi telat." ucap Abi sambil tersenyum padaku.

"Kita bareng sama Kak Zahra juga kan Abi?." tanyaku.

"Tapi kan sayang... Abi kan sekarang sering sibuk, jadi Abi pengen habisin waktu berdua sama sholehanya Abi." ucap Abi membuatku tak enak pada Kak Zahra.

"Tapi Kak Zahra nanti berangkat bareng siapa?." tanyaku pada Abi.

"Udah gak papa Dek, biar Kakak berangkat sendiri aja." ucap Kak Zahra.

"Tapi kan Kak..." belum sempat aku meneruskan ucapanku, Kak Fatimah sudah memotongnya.

"Yaudah biar Zahra Kakak anter sampe halte aja yaa..." ucap Kak Fatimah sambil tersenyum padaku.

Hafalan Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang