Pulang

431 51 1
                                    

Setelah mendapatkan perawatan selama seminggu di rumah sakit Jakarta, Dirga akhirnya telah dibolehkan pulang hari ini. Kata pulang yang telah dilontarkan bukan berarti Dirga tidak butuh perawatan lagi, Dirga cuma sudah diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Aceh, dan tentunya harus kembali dirawat setibanya disana.

Lelaki itu akhirnya kembali membuka mata setelah mengalami koma selama hampir tiga hari. Kondisinya sangat lemah pada saat itu, dia mengalami kesulitan ketika bernafas sehingga dokter terpaksa harus memasangkan alat bantu berupa ventilator untuk memudahkan jalan nafasnya.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Dirga terus membaik, sehingga beberapa hari terakhir hanya canula nasal yang bertengger diwajahnya. Dokter terus memantau perkembangan anak itu pasca operasi, jika memang memungkinan, barulah ia bisa pulang ke daerah asalnya.

"Masih sakit gak?" Tanya Dokter Lili setelah perawat melepaskan infus dari tangannya. Masih ingat dokter yang pada saat itu keluar dari ruangan karena tak sanggup melihat suasana duka? Dialah Dokter Liliana, wanita cantik yang beberapa waktu belakangan bertugas menangani Dirga.

"Udah mendingan kok, Dok," jawab Dirga sambil terus manis, ia sudah dekat sekali dengan dokter ini. Kata bundanya, dokter perempuan ini suka sekali pada dirinya. Suka melihat kepribadiannya maksudnya.

"Nanti kalau ada apa-apa langsung bilang ke bundanya, ya! Jangan nahan-nahan sakit sendirian, bahaya. Terus sampai disana jangan ngelakuin hal berat dulu. Ingat loh, kamu belum sembuh," ujar Lili dengan penekanan keras di akhir kalimatnya.

"Iya, Dokter, iyaa," jawab Dirga sambil mengudarakan lambang V.

"Ah, abis ini saya ga bisa lihat kamu lagi, ya? Mana kamu tinggalnya jauh banget," goda dokter itu.

Jangan dulu salah paham, Lili ini sudah menikah kok, bahkan sudah memiliki seorang anak laki-laki yang kini usianya masih lima tahun. Lili sering bercerita tentang anaknya kepada Alsya dan juga Dirga. Ia juga berharap semoga anaknya bisa tumbuh seperti Dirga, menuruti kepribadiannya.

"Nanti dokter kan bisa main-main kesana, sama Alif," cetus Dirga, mengingat nama anak dokter tersebut. Dirga belum pernah bertemu dengannya, hanya pernah melihat foto saja.

"Boleh juga, nanti saya pikirkan lagi," jawab Lili kemudian terkekeh bersama.

Sedang asyik mengobrol, wanita itu ternyata mendapat sebuah panggilan. Maklumlah, ini masih pagi.

"Semoga selamat sampai tujuan ya, Mbak. Semoga silaturahmi kita juga tidak putus," ujar Lili sambil memegang lembut tangan Alsya.

"Aamiin, aamiin. Semoga bisa kembali bertemu di lain waktu ya, Li. Terima kasih selama ini sudah menangani Dirga dengan sangat baik," balas Alsya kemudian memeluk tubuh wanita yang jauh lebih muda dari dirinya. Karena sudah sangat akrab, mereka tak lagi menggunakan panggilan formal.

"Saya permisi dulu, ya, Mbak. Dan Dirga, kamu jangan nakal, harus jaga kesehatan dan gak boleh capek, oke?" Sambungnya kini mengarah pada anak lelaki yang masih duduk di atas ranjangnya.

"Siap, Dokter," jawabnya sambil mengacungkan jempol.

Lili tersenyum, kemudian langsung melenggang pergi meninggalkan ruangan. Hal itu terjadi bersamaan dengan Andi yang juga baru pulang dari kantin, ia tadinya mencari makanan sebentar.

"Mbak, sudah bisa berangkat ke bandara," ujarnya, membuat Alsya mengangguk mengiyakan. Hanya berselang berapa menit mereka sudah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit. Mereka akan meninggalkan Jakarta hanya dalam hitungan jam saja.

***

Terhitung hampir satu semester menunggu waktu, akhirnya Andara bisa kembali bersama orangtuanya. Kemarin, Andara resmi keluar dari sekolah lamanya. SMA IT Nurul Rasyad yang ada di Banda Aceh. Hari-hari kedepannya pasti berubah, ia akan menjadi siswa dari SMA Cakrawala. Sekolah yang sama dengan abangnya.

𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐩𝐚 [𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang