Sekitar pukul delapan malam, Alsya mendapat sebuah panggilan dari pihak official Cakrawala. Mereka mengabarkan bahwa Dirga berhasil meraih juara pertama dalam pertandingan kali ini. Alsya awalnya mengucap syukur atas pencapaian itu. Namun, semuanya seketika berubah ketika staf tersebut mengatakan Dirga mengalami kecelakaan setelah pertandingan itu.
Alsya nyaris pingsan mendengar hal tersebut jika saja Fairuz tidak langsung sigap berada disampingnya. Staf itu menjelaskan secara rinci bagaimana kejadian berlangsung, bermula dari keadaan Dirga yang memang sedang sakit, hingga berakhir muntah darah setelah terjatuh dari atas panggung pertandingan.
Wanita itu menangis berat setelah sambungan terputus. Ia sempat marah kepada Fairuz karena sama sekali tak memberitahunya tentang kondisi Dirga belakangan ini.
Dari awal keberangkatan, Alsya memang sudah memiliki firasat buruk, hanya saja ia berusaha menepisnya jauh-jauh. Tak disangka ternyata hal yang tak diinginkan ini malah terjadi.
Selang berapa menit setelah panggilan pertama itu terputus, sebuah panggilan kembali menghampiri mereka, kali ini di ponsel suaminya.
"Om," sapa orang dari seberang sana. Karena Fairuz mengeraskan volume hpnya, Alsya bisa mendengar dengan jelas keributan yang ada ditempat itu.
"Gimana, Bram? Tadi ada staf yang nelpon, katanya Dirga masuk rumah sakit. Benar?"
"Benar, Om. Kondisinya kritis sekarang," jawab Abram berat.
"Dokter minta Abram buat hubungin keluarga, ada sesuatu yang mau mereka tanyakan."
"Apa itu? Kasih aja ke dokternya!" Titah Fairuz.
"Sebentar."
Suara orang yang tengah bercakap mulai terdengar, tampaknya Abram sedang menemui dokter tersebut dan memberikan ponselnya. Hingga sesaat kemudian, sang dokter mulai menyapa mereka.
"Dengan keluarga Dirgantara?" Tanyanya sebagai pembuka.
"Benar, saya ayahnya," jawab Fairuz cepat. "Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Sambungnya kemudian.
"Maaf, Pak. Dengan berat hati kami sampaikan saat ini kondisinya masih kritis. Untuk kelanjutan pemeriksaan, bolehkah kami menanyakan beberapa hal?"
"Silahkan!"
"Baik, apa selama ini putra Anda mengidap suatu penyakit tertentu?"
"Tidak," jawab Fairuz yakin.
"Kami mendengar bahwa ia sempat pingsan sebelum kejadian ini terjadi, boleh kami tau apakah belakangan ini ia sering mengalami hal tersebut?"
"Iya, belakangan kondisi kesehatannya memang tidak baik, dia sering pingsan jika kelelahan," ujar Fairuz.
"Apakah sudah dibawa ke dokter, Pak?"
"Belum."
"Baik. Boleh kami tau kapan pertama kali dia mengalami pingsan?"
Fairuz berpikir sejenak, jika mengingat kapan pertama kali, itu sudah sangat lama, bahkan lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Karena terdiam lumayan lama, Alsya menyikut lengannya kemudian berbisik pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐩𝐚 [𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]
FanfictionSudah terbit bersama Firaz Media Publisher💓 Versi Wattpad masih terdapat beberapa typo dan kesalahan lainnya, karena belum direvisi. Untuk versi yang lebih baik, dapat ditemukan pada cetakan novelnya. Info pemesanan dapat menghubungi penerbit terka...