Mendengar Suara Jaebum

112 25 4
                                    

"Apa?" Jaebum tiba-tiba bertanya saat kami berpandangan selama beberapa detik.

"Tidak, tidak apaapa," jawabku dengan tergagap.

"Yasudah kalau tidak ada," ujarnya lagi dengan cuek, lalu hendak bangkit dari duduknya.

Dengan cepat aku menahan tangannya dan itu membuatnya terduduk lagi. "Eh tunggu, kau mau kemana?"

"Apa urusannya denganmu aku mau kemana? Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?"

Aku menjadi gugup. "Em sebenarnya aku...eng...aku..." aku menghela nafasku. "Bisakah aku ikut denganmu? Kau bawa mobilkan? Aku tidak tau dengan siapa lagi aku pulang," akhirnya kukatakan juga, aku akan menyimpan rasa gengsiku untuk saat ini.

"Bilang saja kalau kau ingin diantar pulang," ujarnya dengan nada mengejek. "Yasudah cepat kau habiskan makananmu biar kutunggu."

"Oke!" aku menjawab dengan semangat karena perkataannya.

Aku melanjutkan acara makanku lagi, rasa kesalku yang tadi ada kini hilang. Ternyata dibalik sikap dan sifat acuh tak acuhnya, Jaebum baik juga. Namun sekarang kenapa aku menjadi risih, seperti ada yang memperhatikanku. Kulihat kedepanku, ternyata Jaebumlah yang memperhatikanku. Semoga saja pipiku tidak merona. Tunggu dulu, kenapa juga harus merona? Ia hanya seorang lakilaki yang kuanggap aneh.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanyaku purapura tidak terlalu peduli, walaupun aku sedikit peduli.

"Tidak ada larangannya, siapa saja bisa melihatmu, dan itu ada saus diujung bibirmu," jawabnya.

Aku mendengus mendengar jawabannya, hampir sama dengan jawaban ketika aku bertanya sedang apa ia disini. Aku membersihkan saus yang dikatakan Jaebum tadi dengan jempolku, tapi tidak kena.

"Disini Sooyoung-ah," tibatiba jempol Jaebum menempel diujung bibirku membuat jantungku tidak karuan, ia yang membersihkan sausnya.

"Eh terimakasih Jaebum," ujarku dengan gugup.

"Ternyata benar yang dikatakan Jongin, kalau kau gadis pembuat onar dikampus hem? Aku melihatmu tadi saat kau memotong antrian, untung Jongin tidak melihatnya," hampir saja aku tersedak lagi mendengar perkataan Jaebum, sepertinya aku salah dengar.

"Apa?"

Jaebum memutar bola matanya. "Kau mendengarnya Nona."

"Maksudku, benarkah Jongin tau kalau aku suka membuat onar dikampus?" tanyaku dengan panik, aku pikir Jongin tidak tau.

Jaebum tergelak. "Kenapa kau harus panik seperti itu? Benarkan yang kukatakan kepadamu kalau kau menyukai Jongin."

Sialan si aneh ini, aku mati langkah dibuatnya.

"Kau jangan asal bicara dan jangan sok tau apa apa tentangku," aku memilih menunduk, aku tidak mau menatap mata tajamnya yang indah dan menghanyutkan tapi mengintimidasiku.

Ia tertawa. "Sudahlah Sooyoung, jujur saja denganku. Bisa saja Jongin juga menyukaimu dan kita tidak ada yang tau, itu akan menjadi keberuntunganmu. Aku tau sebenarnya kau mengharapkan Jongin yang disini, bukan aku," ejeknya tetapi aku tidak benar benar mendengar itu sebagai sebuah ejekan, ada maskud lain dari katakata yang diucapkannya tapi tidak kuketahui.

"Sudah kukatakan jangan asal bicara Jaebum-ssi, kau tidak tau apaapa tentangku," desisku sembari meliriknya.

Ia mengedikkan bahunya. "Yasudahlah kalau kau tidak mau jujur. Dan ternyata pemikiranku tentang kau yang berkepribadian ganda itu benar adanya."

"Tunggu dulu, apa maksudmu dengan berkepribadian ganda?" tanyaku dengan bingung, kini aku tidak menunduk lagi.

"Sebaiknya cepat kau selesaikan makanmu itu, kau sangat lambat, aku sudah bosan menunggumu. Aku akan menunggumu diparkiran saja," ujar Jaebum dan tidak menghiraukan pertanyaanku.

I'm Your Joy // Joy x JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang