Ditinggalkan Lagi

81 21 5
                                    

Kemudian aku mendengar suara mesin mobil yang menderu dan semakin lama suaranya menghilang dijalan. Sekarang yang akan kulakukan adalah mencari sesuatu hal yang bisa kukerjakan, agar aku tidak bosan. Karena hari masih terbilang cukup pagi, sudah tentu Jaebum belum bangun dan ponselnya juga belum aktif. Namun baru saja aku bangkit dari dudukku, bel berbunyi setelah beberapa saat suara mesin mobil yang mati. Aku berpikiran itu adalah Eunbi, mungkin ia kembali karena ada barangnya yang ketinggalan. Tapi aku sadar, untuk apa Eunbi memencet bel rumahnya sendiri? Daripada aku bertanya tanya sendiri, kubuka saja pintunya.

Dan ini sangat mengejutkanku, tamu yang tidak kuundang dan tidak ingin kulihat lagi datang kerumahku. Kalian tau siapa tamu yang kumaksud? Sudah pasti tidak tau. Tamu itu adalah Jongin, laki laki yang sudah menyakiti hatiku. Untuk apa ia kemari? Apa ia ingin menyakitiku lagi? Kulihat ia hanya diam saja seperti patung, maka dari itu aku memutuskan untuk menutup pintunya kembali, namun dengan cepat ia menahannya.

"Sooyoung, tunggu! Jangan ditutup dulu pintunya!" panggilnya.

"Untuk apa kau kemari? Aku tidak ingin lagi bertemu denganmu, sebaiknya kau pergi saja," aku mengusirnya dengan posisi pintu yang setengah tertutup.

Ia berdecak. "Ayolah Sooyoung, aku ingin berbicara denganmu sebentar tidak akan lama, aku ingin minta maaf kepadamu. Setelah itu aku akan pergi dan tidak akan kembali lagi, aku berjanji setelah ini kau tidak akan bertemu lagi denganku, tidak apa kalau kau tidak mau memaafkanku."

Terdengar tulus, jujur dan bersungguh sungguh saat ia mengatakan hal itu. Tapi aku masih sedikit bimbang, haruskah aku percaya padanya? Aku takut jika ini taktiknya lagi untuk menarik perhatianku dan aku tidak akan mau luluh lagi. Tapi aku juga tidak mau jadi orang yang jahat dan tidak punya hati karena tidak memberi kesempatan kepada seseorang yang mau meminta maaf kepadaku, walaupun aku sendiri tidak tau kalau ia benar benar tulus atau sedang berpura pura lagi. Dengan keraguan hati, kubuka kembali pintu rumahku.

"Please!" ia memohon dengan wajahnya yang memelas saat pintu rumahku terbuka lebar.

"Oke, aku mau berbicara denganmu tetapi hanya beberapa menit, dan kita berbicara diteras saja," ujarku dengan datar.

Ia menghela nafas, entah itu berarti sebuah kelegaan atau yang lain, aku tidak peduli. "Oke tidak apa kalau kau memang mau diteras saja, yang penting kau mau berbicara denganku."

Maka dari itu akupun duduk disalah satu kursi yang berada diteras rumahku, Jongin mengikutinya dan duduk dikursi yang lain.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanyaku berusaha untuk sedatar mungkin kepadanya.

Jongin berdeham sebelum berbicara, sepertinya ia gugup. "Aku ingin minta maaf atas semua perbuatan yang sudah kulakukan kepadamu Sooyoung, aku sungguh menyesal dan aku ini memang bajingan yang tidak bisa termaafkan. Aku khilaf telah melakukan hal itu, saat itu yang kupikiran hanya kesenangan diriku sendiri tanpa memikirkan perasaanmu. Seharusnya waktu itu kau biarkan saja Jaebum memukuliku jika itu bisa membayar rasa sakit hatimu kepadaku. Dan aku juga berterimakasih kepada Jaebum, karenanya aku berpikir kembali dan aku berani datang kemari untuk meminta maaf secara langsung kepadamu. Aku sungguh menyesal," tuturnya panjang lebar lalu ia berhenti sebentar, sambil memegangi dahinya layaknya seperti orang yang frustasi. "Aku memang benar benar kurang ajar telah menyakiti perasaan seorang perempuan yang sangat baik sepertimu dan aku juga bisa terima kalau kau tidak bisa memaafkanku, yang terpenting aku sudah menyampaikan permohonan maafku dan kau sudah tau betapa menyesalnya diriku. Aku bisa sedikit lega karena sudah menyampaikan ini kepadamu langsung."

Sama sepertinya, akupun berdeham juga sebelum berbicara, tapi bukan karena aku gugup. "Kau tau Jongin, sebenarnya aku sangat marah dan benci kepadamu. Bahkan aku sudah tidak ingin lagi melihat wajahmu apalagi bertemu denganmu dan mengobrol seperti ini, tapi aku sadar masalah itu sudah berlalu, jadi aku sudah menekankan pada diriku sendiri untuk melupakan kejadian itu bahkan sepertinya aku tidak akan menganggap hal itu pernah terjadi. Aku sudah tidak mau mengingatnya lagi, karena jika aku mengingat itu sama saja aku membuka luka lama. Jadi sebaiknya kita tidak perlu lagi membahas masalah itu. Dan permohonan maafmu kuterima, tapi aku tidak tau apakah aku bisa memaafkanmu atau tidak."

I'm Your Joy // Joy x JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang