Menemani Sooyoung

121 24 7
                                    

"Sooyoung-ah, kau tidak sendiri. Ada aku disini, jangan takut, ada aku yang menemanimu," aku menenangkannya sembari mengelus punggungnya, pelukannya sangat erat, aku bisa merasakan ia memang sangat ketakutan tapi aku tidak tau jelas apa yang membuatnya sangat takut seperti ini. "Hei sudah, kau jangan menangis," aku mencoba melepaskan pelukannya, pipinya kini sudah basah karena air mata, kuhapus air mata itu. "Tunggu disini, aku akan mengambilkanmu air minum."

Saat aku berdiri, Sooyoung menahan tanganku. "Jangan pergi Jaebum-ah, aku tidak mau sendiri," ujarnya dengan sesunggukan.

Aku menggenggam tangannya dan mengelus kepalanya. "Aku hanya mengambil minum didapur sebentar, aku tidak kemana mana. Tidak sampai 5 menit, setelah itu aku kembali lagi kemari. Kau tunggu disini, oke?"

Sooyoung mengangguk. Lalu aku berlalu menuju dapur, langsung kuambil gelas dan kuisi air minum. Setelah itu aku kembali lagi ketempat Sooyoung berada, ia sedang memeluk lututnya diatas sofa.

"Ini kau minum dulu Sooyoung," aku menyodorkan gelas kepadanya dan duduk lagi disampingnya.

"Terimakasih Jaebum," ujarnya lalu meminum air yang kubawakan.

"Sooyoung, kau kenapa? Maukah kau bercerita kepadaku?" tanyaku.

"Aku tadi mimpi buruk, aku mimpi kecelakaan yang merenggut kedua orang tuaku dan pada saat itu sedang hujan lebat dan ada petir. Aku memang sangat takut petir dari kecil, aku takut sendirian jika sedang hujan," jawabnya dengan menunduk, tapi ia lebih tenang sekarang. "Maafkan aku telah lancang memelukmu Jaebum, biasanya kalau aku mimpi buruk selalu ada eonni dan oppaku yang datang dan langsung memelukku. Maaf juga kalau aku tadi ketiduran dan membiarkanmu sendirian, padahal kau tamu disini."

Pantas saja tadi ia berteriak disaat terdengar suara petir yang menggelegar. Aku tidak menyangka, ternyata Sooyoung yang periang dan sedikit kasar ini mempunyai ketakutan seperti itu. Dan aku juga baru tau kalau ia juga sering mengalami mimpi buruk.

"Tidak apaapa, tidak usah minta maaf. Kau tidak salah," jawabku.

"Apakah Eunbi eonni sudah pulang? Aku pikir kau sudah pulang tadi, ternyata kau masih disini," suara Sooyoung terdengar lirih.

"Belum, Eunbi noona belum pulang padahal hari sudah malam. Aku memang sengaja belum pulang," jawabku.

"Memang sengaja? Maksudmu?"

Sepertinya aku salah menjawab, tidak mungkin aku mengatakan aku tidak pulang hanya karena ingin memandangi wajahnya yang sedang tertidur. Aku akan malu kalau ia mengetahui hal itu.

"Eh itu, maksudku aku tidak pulang karena aku tidak tega meninggalkanmu sendirian dirumah apalagi hari sudah malam dan Eunbi noona juga belum pulang. Aku bermaksud akan pulang jika Eunbi noona sudah pulang," jawaban yang tepat Jaebum. "Tapi kalau kau mau aku pulang, aku bisa pulang sekarang."

"Tidak, jangan pulang dulu Jaebum, tetaplah disini minimal sampai Eunbi eonni pulang. Setelah eonni pulang kalau kau mau pulang kau bisa pulang, tapi aku tidak mengusirmu. Aku takut sendirian, apalagi ini sedang hujan," ujarnya dan aku menjadi tidak tega untuk meninggalkannya.

"Baiklah, aku akan menemanimu disini sampai noona pulang," jawabku dan ia tersenyum mendengar jawabanku.

"Thank you so much for today Jaebum-ah."

"With my pleasure Sooyoung-ah. Hem... apakah kau lapar?" tanyaku, mengingat hari sudah malam dan seingatku Sooyoung hanya makan tadi siang saja sewaktu di cafetaria karena setelah itu aku bersamanya dan aku tau ia belum ada makan lagi.

Ia menggeleng. "Aku tidak lapar, aku hanya mengantuk. Bolehkah aku tidur dipahamu? Biasanya setelah mimpi buruk aku akan tidur dipaha Eunbi eonni atau Junmyeon oppa agar aku bisa kembali tidur dengan nyenyak," ia sedikit ragu ragu saat meminta izin kepadaku.

I'm Your Joy // Joy x JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang