Mengungkapkan Perasaan

102 19 4
                                    

"Kau duluan saja," ujar Jaebum.

"Kau saja."

"Kau saja Sooyoung, aku akan menunggu."

"Kau saja Jaebum, aku tidak akan berbicara jika kau tidak berbicara lebih dulu," aku sedikit mengancam.

Jaebum mendengus pelan, entah sudah berapa kali ia mengalah kepadaku. "Oke baiklah, aku mengalah," diletakkannya gelas yang sudah kosong, lalu ia membenarkan posisi duduknya sehingga berhadapan denganku seperti Sejeong tadi. "Sooyoung-ah, aku ingin mengungkapkan sesuatu kepadamu," ia berhenti sejenak dan berdeham, tibatiba jantungku berdetak menjadi lebih cepat, apa yang ingin dikatakannya? "Aku hanya ingin berkata jujur saja kepadamu agar beban pikiranku berkurang. Aku tidak tau entah sejak kapan perasaan ini muncul, yang jelas aku merasa kehilangan saat kau jauh dariku, aku rindu kepadamu saat aku tidak bisa bertemu denganmu, aku selalu memikirkanmu jika kau tidak mau berbicara denganku, aku resah jika ada sesuatu yang membuatmu marah kepadaku, aku tidak bisa tenang jika kau diam kepadaku, aku cemburu melihat kau berpacaran dengan Jongin. Aku mencintaimu Sooyoung, sangat mencintaimu."

Rasanya aku kesulitan bernafas mendengarkan kata kata yang baru saja diucapkannya seakan akan persediaan oksigen disekitarku menipis, jantungku pun berdetak tidak karuan. Bisakah itu dikatakan sebagai ungkapan cinta? Yang diucapkannya terdengar sangat jujur dan tulus ditelingaku.

Karena tidak ada respon dariku, Jaebum berbicara lagi. "Aku tau mungkin bagimu ini terlalu cepat, apalagi kau baru saja bermasalah dengan Jongin. Tapi aku tidak memaksamu untuk menjadi kekasihku, kau bebas menentukan apa yang kau inginkan, akan kuhargai keputusanmu. Aku hanya ingin kau tau apa yang kurasakan kepadamu Sooyoung, aku tidak bisa memendam ini lebih lama lagi. Aku ingin melihatmu bahagia, dan kau berhak menentukan kebahagiaanmu sendiri, aku tidak mau kau-"

Perkataannya terhenti karena aku meletakkan jari telunjukku dibibirnya, aku tidak perlu mendengarkan penjelasan yang panjang lebar darinya lagi. Aku rasa sudah cukup, aku percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya, apalagi mengingat semua hal baik yang sudah dilakukannya kepadaku walaupun hubungan kami sempat merenggang. Dan aku sadar kalau aku ini bodoh, aku baru menyadari sekarang kalau aku merasakan hal yang sama dengannya disaat ia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Ternyata benar apa yang dikatakan Sejeong.

"Aku juga mencintaimu," ujarku dengan pelan tetapi aku yakin Jaebum bisa mendengarnya, karena malu kutundukkan kepalaku.

Jaebum menarik daguku sehingga tatapan mata kami bertemu. "Kau bercanda kan?" tanyanya tidak percaya.

Aku menggeleng. "Tidak, aku tidak bercanda Jaebum. Aku serius."

Sontak Jaebum memelukku dengan erat, seakan akan tidak ada hari esok. Sesekali kurasakan ia menciumi puncak kepalaku membuatku tersenyum secara otomatis. Rasanya berada didalam pelukan Jaebum sangatlah nyaman, bahkan kelewat nyaman. Aku sendiri tidak tau harus mendeskripsikan bagaimana rasanya berada didalam pelukan Jaebum yang nyaman ini. Setelah beberapa saat, ia melepaskan pelukannya lalu menangkupkan wajahku dengan kedua tangannya. Ditatapnya dalam mataku dengan mata tajamnya yang menurutku indah, aku terhanyut dibuatnya. Hingga semakin lama wajahnya semakin dekat denganku, aku sudah tau apa yang akan terjadi setelah ini. Namun belum sampai bibirnya menempel dibibirku, ia mengerang kesakitan dan langsung melepaskan tangannya dari wajahku untuk mengusap kepalanya. Oh Tuhan, ternyata kepalanya terkena bola.

"Ups! Aku minta maaf teman, aku tidak sengaja melemparkannya kearahmu," ternyata si gembul pelakunya.

Aku menoleh kearah dimana teman temanku berada. Youngjae memasang tampang wajah seolah olah ia tidak bersalah karena telah melemparkan bolanya dengan sengaja kepada Jaebum. Kenapa aku bilang sengaja? Karena aku tau bagaimana tingkah laku si gembul sialan itu. Sedangkan sepasang kekasih yang juga ada didekatnya sedang menahan tawa, si perempuan dengan menjanya bergelayut pada si lakilaki. Sialan! Mereka pasti menyaksikan apa yang terjadi antara aku dan Jaebum tadi. Oke, aku jadi malu sekarang.

I'm Your Joy // Joy x JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang