29. Penangkapan

39 8 0
                                    

Kehidupan sekolah kami berjalan normal seperti biasanya. Tadi malam kami semua menginap di rumah Om Rahmat dan sudah sarapan pagi.

Kami berangkat menggunakan mobil masing-masing ke sekolah.

Seperti tidak ada strategi apapun yang kami rencanakan, pergerakan kami tidak menimbulkan kecurigaan sekitar.

Sekarang sudah pukul 09.08

7 menit lagi.

Pak Soleh masih berusaha menutupi kegugupannya dengan mengajar di kelas Franda.

Kintan sedang gugup menunggu kelasnya free.
Sedangkan Om Rahmat sedang berada di ruangannya bersama dengan 12 polisi yang ia panggil beberapa jam yang lalu.

Om Rahmat sedang membicarakan strategi semalam kepada polisi.
Mereka sedang mengatur titik-titik penyerbuan.

Dua menit kemudian, polisi sudah berpencar di beberapa titik tersembunyi. Di daerah taman belakang dan ruang teater.

Om Rahmat segera mengirimkan pesan perintah kepada yang lain.

Pak Soleh mulai bertindak diikuti Franda.
Kintan juga sudah mengirimkan whatsapp kepada Kak Gibran untuk datang menemuinya ke taman belakang.

Dan Kak Gibran bersedia datang.

TKP 1 (Ruang Teater)

Pak Barjo sedang menyapu teras depan ruang teater. Ia sengaja tidak mengunci ruang itu karena ia sudah diberitau strateginya semalam.

"Pagi Pak Barjo" sapa Pak Soleh saat melewati Pak Barjo.

Keduanya kontak mata sejenak seolah memberi kode.

"Pagi Pak Soleh." balas Pak Barjo.

"Emm permisi Pak, saya boleh pakai toilet ruang teater? Toilet sana kelihatannya mampet" kata Pak Soleh.

"Oh boleh saja Pak silahkan, ruang teater tidak saya kunci" kata Pak Barjo mempersilahkan.

Pak Soleh mulai memasuki ruang teater dengan gugup.

TKP 2 (Taman Belakang )

Kintan sudah menunggu Kak Gibran disana. Dari arah jam 10 dia melihat Franda sedang mengawasi. Dia takut namun sedikit tenang.

"Sorry lama. Ada apa sih" kata Kak Gibran yang berhasil membuat Kintan takut karena kedatangannya.

"Eh, kaget gue kak" kata Kintan berbasa-basi.

"Ada apaan, gue lagi mapel" kata Gibran.

"Gue mau akhirin kesepakatan" kata Kintan lantang.

"Apa? Maksud lo apa?" tanya Kak Gibran.

"Lo sama temen lo ngelanggar Kak. Gue udah ngga bisa. Lo emang ngga cape nurutin semua kemauannya?" tanya Kintan.

"Kenapa lo ngelawan gue hah!?" tanya Gibran marah.

"Kak, sadar Kak, lo sama gue cuma pesuruh! Apa yang dia janjiin sama lo belum tentu dia tepatin" kata Kintan

"Tau apa lo hah!?" bentak Gibran mencengkeram rahang Kintan.

Franda mulai memberi pesan peringatan kepada yang lain.

TKP 1 (Ruang Teater)

Pak Soleh sudah selesai berpura-pura membuang air kecil di toilet. Sembari bersenandung dia keluar dari toilet.

Dia terkejut saat di depan pintu ada seseorang yang ditunggu-tunggu sedang bersandar di tembok.

"Hei! Siapa kamu?" tanya Pak Soleh pura-pura tak tau.

Anonymous Letter ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang