01

3.9K 181 2
                                    






"Yiren aku mencintaimu. "





Ucap seorang pemuda dengan gugup lantaran tengah mengungkapkan perasaan yang ia tahan sejak lama pada sang pujaan hati.

"Hah." terdengar helaan nafas dari sang pujaan hati yang kian membuatnya takut dan gugup.

"Kim mingyu. Sudah berapa kali ku bilang. Aku menyukai orang lain. Berhentilah bersikap bodoh dengan rasa cintamu untukku." Ucap Yiren sang wanita pujaan dengan melempar bunga mawar pemberian sang laki-laki bernama mingyu.

"Aku bisa menjadi selingkuhanmu. " Jawabnya cepat.

"Kau gila!!!. " Bentak sang gadis seraya mendorong Mingyu hingga terjatuh kemudian pergi meninggalkan mingyu yang tengah menatap kosong.

"Tak apa ini baru sebelas kali Yiren menolakku. " Ucapnya mencoba meyakinkan hatinya membohongi rasa sakit yang tengah ia tahan, membenahi seragam sekolah dan berjalan keluar kelas.

"Kau masih berusaha?. " Seorang pemuda dengan tubuh tinggi dan kulit putih pucat tiba-tiba menahan tangan Mingyu ketika akan keluar dari kelas.

"Bukan urusanmu Jung Jaehyun. " Ucap Mingyu seraya menarik kasar tangannya yang berada pada gengaman sang pemuda tampan tadi.

"Kau sudah ditolak olehnya puluhan kali. "Lanjutnya dengan menarik Mingyu menuju kekursi dan mendudukkannya . Ditatapnya mata coklat terang milik pemuda manis tersebut.

" Bukan urusanmu sialan!!!. " Bentaknya seraya menatap tajam manik hitam arang sang peria pucat tersebut (Jaehyun).

"Yiren menyukai Hyunjin. Murit pindahan dari kelas A . kemarin Yiren menyatakan cintanya pada Hyunjin dan diterima. " Jelas Jaehyun dan menatap dalam laki-laki manis didepannya yang kini tengah menunduk, tanpa melewatkan bagai mana tangan ramping sang laki-laki manis meremas mawar dan terluka menimbulkan tetesan darah.

"Si-sial. Aku kalah lagi darinya. " Lirih Mingyu dengan mengigit bibir dalamnya guna menahan tangis yang mati-matian ia tahan.

"Berhentilah mengejar Yiren. Dia hanya bagian masa lalumu. Berdamailah dengan masa lalu agar kau tak terlihat seperti pecundang." Setelah mengatakan hal itu diusapnya rambut coklat laki-laki manis tersebut sebelum pergi meninggalkan simanis dalam lamunannya.

'Seberapa kerasnya aku berjuang -














Pada akhirnya kau hanya menganggapku bayangan .' lirih siperia tampan ketika melangkah keluar dari ruang kelas.

Sekelebat bayangan mengerikan muncul terputar pada memori otaknya.

Dimana lima orang anak kecil tengah disekap didalam ruangan dan salah satu diantaranya jatuh tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

"Hah.hah.hah. " Nafasnya kian tak beraturan dan kakinya tak bisa lagi menopang berat tubuh laki-laki manis tersebut ketika kilasan itu muncul kembali.

"Mingyu!!!." Pekik seseorang laki-laki tampan bertubuh tegap dengan berlari menuju dirinya yang tengah kesusahan walau hanya untuk bernafas.

"Jangan panik. Jangan panik. Tatap mataku. Tatap." ucap seseorang dengan tubuh tegap tersebut dengan membelai Mingyu lembut untuk menenangkannya.

"Ayo kita pulang. " ucapnya seraya memapah tubuh lemah Mingyu.

"Kakak. Kak Daniel. Mereka mati. Darah. Darah kak Daniel. " Rancaunya dan menatap sang kakak panik disertai tetesan air mata yang mengalir.

"Ja-jangan menanggis Mingyu . Ada kakak disini. " ucapnya menenangkan hati sang adik tiri.

"Takut. Mereka. Darah. Dipukul.pulang kakak. Pulang." Rancaunya dan terpaksa sang kakak memukul tengkuknya guna membuat sang adik pingsan agar tidak semakin parah.

"Maafkan kakak Kim Mingyu. " lirihnya dengan mengecup pucuk rambut sang adik dan mendudukkannya dalam pangkuannya.

"Jalan pak Han. "Printahnya pada sang supir, dan perlahan mobil hitam tersebut melaju menjauhi sekolah .

T




B






C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang