05

1.5K 124 0
                                    

Sore ini ku putuskan untuk tidak berangkat sekolah ataupun mengikuti les biola dan memanah yang ayah katakan. Karena aku sedang ingin bersantai berjalan-jalan menikmati angin yang berhembus dan udara segar dari sungai Han.

Sebentar lagi malam , ketika akan melangkah menuju kepinggir jalan tanpa sengaja bahuku tersenggol dan membuatku jatuh terduduk.

'Buk'

Minuman yang ia bawa mengenai bajukku.

"Merepotkan . kau tak apa?" Tanyanya dengan menatapku -

Deg

Ada getaran aneh saat mata kami saling bersitatap , seakan dunia ini berhenti dan jiwaku tertarik kedalam mata sekelam malam miliknya.
Wajahnya yang tampan semakin tampan karena sinar mata hari yang akan terbenam menerangi wajah rupawannya.

"A-ah tak apa. " Segera ku alihkan arah pandangku darinya ,kemanapun asal bukan padanya.

"Lain kali jika berjalan hati-hati. " suara datar Terdengar nada kesal dan angkuh dalam intonasinya.

"Jika berjalan lain kali jangan menatap orang dengan tatapan merendah. Anda akan terjatuh dan dalam jatuh itu anda bisa tau letak manusia sesungguhnya. " Balasku , ku ambil tasku dan berlalu didepannya.

'Astaga ini sangat merusak hatiku. Lebih baik aku pergi ketempat yang sudah Jaehyun janjikan.'monolongku

Segera ku pacu langkah kakiku segera mungkin menuju tempat yang ia kirimkan padaku.

Betapa gilanya Jaehyun ini!!!!

Dia mengajakku membicarakan tugas diClub malam? Apa otak jeniusnya berhenti berkerja?

Segera kumasuki Club itu dengan menunjukkan undangan yang Jaehyun kirimkan baru saja.

Suara musik yang sangat keras dan menghentak menyapa pendengaranku, segera kuedarkan pandanganku pada tempat yang remang ini.

Ketemu kau Jung!

Kuhampiri sidatar bodoh ini yang tengah meminum minuman yang ku yakini itu beralkohol tinggi.

"Jaehyun . kau gila? Ini Club malam bukan tempat yang tepat untuk belajar kelompok bodoh!!!. " ucapku setengah berteriak karena musik yang kian mengeras. Walau aku suka mabuk tapi untuk ketempat ini tak pernah sama sekali terlintas dipikiranku.

"Diam lah. Kita nikmati dulu hidup kita. " Balasnya dengan menarikku dalam pelukannya dan menahan daguku untuk menatap dilantai dansa dimana disana terdapat beberapa peria setengah telanjang menari dengan erotisnya. Bola mataku hampir lepas ketika melihat hal menjijikkan itu. Disana terdapat laki-laki yang dikerumuni oleh laki-laki lainnya yang juga sama kacaunya. Si laki-laki manis tersebut menurunkan kain terakhir yang melekat pada tubuhnya dan memperlihatkan tubuhnya yang telanjang dan menari dengan begitu gilanya. Sial aku merasa mual.

"Lepas. " berontakku, namun bukannya dia melepas malah diseretnya tubuhku menuju kelantai dansa dan mencium bibirku untuk menyalurkan minuman alkohor yang berada dimulutnya menuju mulutku.

"Aku mencintaimu. " Lirihnya dengan memutar tubuhku menjadi membelakanginya dan memegang kedua tanganku .

"Kata orang cinta itu obat. Tapi mencintaimu adalah racun. " ucapnya lagi dengan membalik tubuhku dan membuat hidung kami bersentuhan karena minimnya jarak, kurasakan nafas hangatnya menerpa wajahku.

"Aku merasa cinta ini membunuhku secara perlahan namun pasti. Cinta ini mematikan. " Ku rasakan hembusan nafasnya yang menerpa wajahku ketika kian hangat dan wajah kami semakin dekat. Tak ada yang bisa kulakukan selain hanya menatap mata Hitam arang milik Jaehyun yang memerah tanda sedang menyimpan kemarahan yang membara.

Tak ku tolak pelukan hangat dan ayunan dari tubuhku karena Jaehyun tengah mengerakkan tubuhku.

Ketika dia ingin menciumku kembali segera kutahan dan ku belai wajahnya.

"Cinta adalah obat namun juga cinta kadang menjadi racun. " Setelah ku katakan hal itu sekarang waktunya diriku memeluknya dan memutari tubuhnya dan membelai pundaknya.

"Berikan aku cintamu , buktikan cintamu bukan hanya omong kosong." Segera kutarik dasi yang bertenger rapi dilehernya. Malam ini aku ingin menjadi diriku sendiri .

"Welcome to the world of love. " Ucapnya , dan tangannya yang kini berada dipinggangku memelukku erat.

"Cinta bagai api dan aku ingin api itu membakar ku. " ku kalungkan tanganku pada lehernya dan ku cium rahang tegasnya.

"Kau racun bagiku Mingyu. " Desisnya dan menarikku dalam ciuman yang panas .

"Mari kita lihat kau akan mati karena cinta ini atau sembuh . cinta ini obat atau racun bagi kita. " Segera kubalas pangutannya dan kuremas surai coklatnya.

Setelah ciuman itu terhenti kubelai wajah tampannya .

Seketika wajah tampannya menatapku sayu dan melangkah mundur.

'Cup'

Segera kutarik dasinya kuat dan ku lumat bibirnya bagaikan tak ada hari esok.

Kau yang memulai kegilaan ini dan tak akan ku biarkan kau keluar dengan begitu mudahnya.

Tak peduli dengan umur, persetan dengan semuanya aku ingin bebas dalam hidupku.

T

B

C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang