03

1.6K 140 11
                                    


"Terima kasih paman Yun. " ucapku dengan mengantar paman Yun kedalam mobil setelah membantuku merapikan barang bawaanku.

"Tidak apa tuan muda. " Balasnya tersemyum padaku.

Setelah ku lihat mobil itu menjauh segera ku langkahkan kakiku menuju ke unit apartemenku.

Gelap

Adalah pertama kali yang menyapa mataku ketika membuka pintu. Ku nyalakan lampu untuk menerangi pandanganku .

Ku letakkan barang-barang dan botol-botol minuman itu didepan ruang tengah. Segera ku buka tutup botol untuk yang kelima kalinya dan perlahan pandangaku mulai mengabur namun-

Kulihat Tuan Kim dan ibu sedang bercengkrama dengan hangatnya dan ibu yang melihatku kemudian menghampiriku lalu membelai rambutku dengan begitu lembut dan hangatnya.

Namun saat mataku mengerjap mereka menghilang dari padanganku.

Ini lah yang ku suka dari mabuk , aku dapat melihat mereka dan memiliki keluarga.

Segera kutengak lagi hingga isi botol yang berada pada tanganku kosong.

'Hoek'

Rasa mual muncul dan tanpa bisa kutahan keluar dan mengotori karpet diruang tengah.

'Hoek'

Mual ini semakin lama semakin menjadi.Kulihat ada darah yang bercampur dalam muntahanku.

Lambungku semakin rusak?

Atau hatiku yang semakin parah?

"Hahaha. " Tawa hambar keluar dari bibirku ketika mengingat kemungkinan terburuk ya itu kematian.

Apa yang akan mereka lakukan jika aku mati?

Adakah yang menangis untuk kematianku?

"Hahaha. " Tawa dan air mata bercampur menjadi satu, sungguh ini sangat menyakitkan.

Pyarr

Ku lempar botol ditanganku pada lantai tak bersah itu.

"Aku Takut mati!!! Aku masih ingin hidup!!! " Raungku dengan memukul tembok secara berulang-ulang dengan segala rasa sakit dan ketakutan dihatiku. Perlahan tubuhku jatuh merosot pada dinginnya lantai , kulihat darah yang menetes ditanganku yang terluka akibat memukul tembok tadi.

Bagai manapun aku hanyalah remaja lima belas tahun dan sekuat apapun aku, aku sangat takut menghadapi kematian apalagi mungkin aku menghadapinya dalam kesendirian.

"Aku ingin seorang ayah. Hiks. Aku ingin seorang ibu. Aku ingin satu masakan dan senyuman ibu ketika lelah sehabis sekolah. Hiks. Aku ingin pujian dan belaian bangga dikepalaku dari ayah ketika makan malam." Lirihku dengan membuka tutup botol
Alkohol ini dan langsung meminumnya.

"Uhuk. " Rasanya sangat panas dan perih ketika minuman ini masuk keperutku.

Ku tatap minuman ini lamat-lamat. Sudah berapa tahun aku meminumnya? Ah sudah tiga tahun. 

"Umur dua belas tahun aku mulai meminum mu" ucapku pada minuman tersebut.

Saat itu aku sedang menghabiskan hari dirumah ibu dan Kakak Daniel saat itu tengah berpesta dengan teman-temannya lalu ibu pulang dan melihat ada botol-botol minuman dimeja. Lalu ibu malah memukulku dan memaksaku menghabiskan semuanya.

Ibu bilang aku yang membawa pengaruh buruk bagi Kakak, saat itu aku hanya menangis dan meminum cairan panas ini sebanyak-banyaknya agar ibu tak semakin marah namun berakhir dengan ibu yang ditampar Tuan Kang karena aku yang sekarat.

Tapi tanpa kejadian itu mungkin aku tak dapat merasakan kebahagiaan dunia lewat minuman ajaib ini.

"I am Ok . " Lirihku dengan tidur terlentang diantara botol-botol minuman keras yang sudah kosong atau yang masih berisi dan serpihannya.

"Yiren. " Tersenyu saat mengingat bagai mana wajah manis nya yang melempar bunga mawar padaku.

"I not ok. " gumamku sebelum jatuh terlelap pada alam mimpi yang membuaiku .

T

B

C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang