11

1K 66 0
                                    

Diam

itulah yang kami lakukan ketika sampai dirumah sakit dan disambut senyum hangat dari Hangyul dan tatapan mata penuh penyesalan dari Younghoon kakakku.

"Kakak dan kak Jae akan keluar dulu." ku tarik tangan Jaehyun untuk keluar dari ruang itu .

"Kenapa kau menarikku. " Protesnya.

"Biarkan Hangyul menyelesaikan urusannya. " Ucapku.

"Tidak. " Tolaknya dan berjalan kembali untuk masuk kembali keruang tadi.

"Demi aku. " Dan berhasil, dia terhenti dan berjalan kembali padaku.

.
.
.
.
.
.
.

-Hangyul pov

"Hangyul. " panggil seseorang yang ku kenal betul siapa dia.

"Seharusnya aku masih mengejar kelanjutan mimpiku. " ucapku memotong pembicaraannya. Pemandangan taman rumah sakit yang berhias lampu lebih menarik perhatianku.

"Namun seseorang menyandungku diJalan sempit yang berliku. " sebuah tangan hingap diatas tanganku.

"Bukan berarti aku ingin kembali ke hari-hari itu, aku hanya ingin mencari langit yang hilang."

"Aku harap kau dapat mengerti Jangan memperlihatkan wajah sedih seolah banyak korban. " Air mata dengan ketidak setiannya mengalir dari mataku.

"Akhir dari dosa bukanlah air mata, aku selalu menanggung penderitaan itu. " air mata ini keluar semakin deras.

"Aku terbiasa untuk menerima rasa sakit seperti ini. "

"Aku harus meminta maaf akan hal itu, maafkan aku. " Aku menunduk untuk menyembunyikan air mata ini agar tak terlihat olehnya lebih banyak lagi olehnya.

"Lupakan malam dimana kau mabuk dan merusakku. Tutuplah matamu hingga hal yang tak ingin kau ingat menjadi tak terlihat. " Ku pasang senyum terbaik untuknya setelah mengelap air mata ini.

"Kau bilang kau sudah bertunangan bukan?. Jadi lupakan itu aku rusak itu bukan suatu hal yang besar. Jangan buat Hyunjae merasakan apa yang ku rasakan. Ini salahku karena aku tidak melawanmu saat kau melakukan itu." Ku belai Tangannya dan ku sungingkan senyum, seakan meyakinkannya agar tak goyah hanya demi manusia sepertiku. Harusnya sejak awal aku menghindar darimu.

"AKU INGIN KAU DAN HYUNJAE MENJADI MILIKKU. AKU INGIN KALIAN!!!. besok aku akan kemari lagi untuk menjemputmu dan bertanggung jawab. Bagai manapun dia tetap ANAKKU!!!. " Bentaknya pergi dari ruangan ini.

'Blam'

Suara debuman pintu tanda kepergiannya dalam amarah terdengar nyaring mengisi sunyinya ruangan ini.

Lebih , aku menjadi lebih baik

Aku bisa bukan denganmu dan dengan orang lain.

Aku dan kau bertemu dalam sebuah kesalahan dan aku melakukan kesalahan lebih besar lagi.

Andai aku mati ketika aku ingin bunuh diri pasti  tidak akan seperti ini akhirnya.

Andai kau tidak mabuk ketika kau bertengkar dengan Hyunjae dan malah berakhir menodaiku pasti tidak seperti ini.

Andai kau tidak memiliki dua orang yang kau cintai , tidak akan jadi begini.

Andai aku menolakmu dan pergi sejauh mungkin darimu , semua tidak akan berakhir seperti ini.

"Sebentar lagi kau akan menikah dengan seseorang yang aku anggap kakak. "

"Andai aku tidak mencintaimu semua tak akan serumit ini. " lirihku, ku pejamkan mataku dan menikmati angin dari jendela yang berhembus menerpa wajahku.

"Aku bersyukur dulu bisa mencintaimu dan aku masih begitu dalam mencintaimu. "

"Hari esok pasti cinta ini akan perlahan menghilang didalam hatiku."

"Ini melukaiku dengan begitu dalamnya. " isakan keluar begitu saja terlontar dari bibirku.

"Janganlah berbalik ke belakang meski itu adalah masadepan atau masa lalu. " Isakkan ini kian kuat mengema dalam ruangan ini.

"Seperti dulu yang seharusnya ku katakan. Sayonara I love you. " Tangis yang ku pendam selama ini keluar begitusaja.

T

B

C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang