15 (Kang Daniel)

933 71 21
                                    

'Pun10'

Suara pintu terbuka dan terlihat didalamnya Mingyu tengah bersantai .

"Kakak!!!. I miss kamu !!!! " Suara teriakan darinya menyambutku .

"Kau sakit?. " Tanyaku , sesab ibu mengatakan Mingyu tak ada dirumah karena sakit .

"Kata siap? Aku hanya keguguran. " Balasnya datar namun berhasil membuatku seakan memilih terjun dari lantai tertinggi Rumah sakit ini.

"Ba-bagai mana bisa. " Bahkan untuk menarik kursi dan duduk diatasnya itu membuatku kelimpungan.

"Kakak. " Wajahnya memerah dan air mata mengalir dari mata coklat terangnya.

"Apa aku tak bisa bahagia?." Tanyanya lirih seperti suara bisikan.

'Apa yang terjadi padamu gyu' hatiku seakan tergores melihat betapa lelahnya dia dengan segala perlakuan yang ia terima.

"Sejak kecil aku tak mereka anggap layaknya manusia hiks aku-aku terima sungguh hiks tapi-tapi kenapa mereka tak bisa menganggap anakku juga manusia hiks mereka membunuhnya bahkan sebelum ia lahir atau aku mengenalnya dan menyayanginya lebih lama lagi. Ini- ini sungguh tak adil!!! " ku pasang senyum seakan meyakinkannya walau akau tau ia tak akan kembali utuh seperti semula.

"Tak apa ada aku. Semua akan kembali seperti sebelumnya. " Aku tak bisa melihat kau terluka lebih dari ini.

"Aku selalu dia sejak dulu. "


"Aku selalu diam ketika kakak dan yang lainnya ditemani kedua orang tuanya dalam setiap hal. Kakak dan Yuqi tersenyum bahagia dalam foto kelulusan sekolah dulu. Ayah dan ibu kalian didampingi mereka dalam mengambil catatan prestasi ketika kenaikan kalian. Aku-aku hanya bisa diam dan menahan rasa cemburuku. Hiks. Jadi dimana orang tuaku? Hiks  Dimana keluargaku? Hiks Dimana pelukan untukku? Dimana usapan dan ucapan bangga orang tuaku untukku? Hiks. Apa-apa aku terlalu serakah? Katakan! Katakan kakak! " Berhenti Gyu ! Berhenti! Tangisanmu melukaiku dan membuaktu tercekik akan penyesalan.


"Aku ingin keluargaku kakak !!! Aku ingin ibuku!!! Aku ingin ayahku!!! " Rengeknya dengan menendang nendang selimut yang menutup kakinya.

"Kalian mencurinya!!! Kalian mengambil ibuku dan ayahku!!! Kembalikan kakak !!! Ayo kembalikan mereka!!!" Raungnya dengan memukuliku, pukul lah asal kau dapat merasa lega mengeluarkan semuanya.

"Ibu malah membuatku kehilangan bayiku. Hiks . ayah malah membuangku. Hiks . apa ini azab ku karena pernah makan gorengan lima namun membayar satu?.."  aku ingin menangis namun dia malah membuatku hampir tertawa terbahak , astaga Kim Mingyu ku mohon tolong kondisikan sedikit kewarasanmu.


'Plak'



"Mana ada yang seperti itu bodoh"Semoga dengan memukul kepalanya akan memperbaiki keadaan otaknya.


" Hiks hiks huwaaa kakak sudah tidak menyayangiku!!! Azab ini memang nyata dan mengutukku!!! Ya tuhan maafkan hambamu ini. " Dia menangis kian histeris dan aku tak tau harus memukulnya atau ikut bersedih bersamanya.


"Dokter suntik dia. " Tepat ketika dokter masuk , segera ku perintah dokter tersebut.

"Suntik apa ?. " Tanya dokter itu dengan wajah bodohnya.

"Suntik mati. " Jawabku datar


"HUA KAKAK INGIN MEMBUNUHKU SIAPAPAUN HALEP MEEEE!!! " Raungan Mingyu semakin tidak jelas tangisnya kian mengersa.

"Suntik mati!!!" ucap sang dokter dengan mata terbelalak.

"Suntik obat penenang tolol!!!!!!! " Bentakku kemudian melangkah keluar ketika Mingyu sudah tenang dan tertidur.

"Aku hanya ingin meringankan bebanmu dan menghiburmu bukan membuatmu mengajakku untuk gila."
Lirihku dengan membelai wajahnya yang tengah terlelap karena efek suntikan tadi.



T







B








C




Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang