04

1.5K 140 8
                                    

'Eng' leguhku ketika bangun dari tidur.

Hoek

Rasa mual melanda disertai kepalaku yang sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum.

Ini sangat menyakitkan !

Kulihat botol-botol dan pecahan yang bertebaran, sial kepaku sakit dan sekarang harus bersih-bersih.

Saat akan mengambil botol yang mengelinding arah pandangku mengikuti botol itu ketika melihat botol itu terhenti didepan sebuah sepatu ku kanal dengan pasti milik siapa itu.

Deg

"Ayah. " Lirihku tanpa bisa berkata-kata.

"Minuman keras?. " Astaga suara ayah sangat dingin.

"Tu-tuan Kim. " gugupku ketika Tuan kim perlahan mendekat dan membelai rambutku.

"Apa yang bisa dibanggakan dari anak haram sepertimu?. Sudah melihat nilaimu?." Dan benar saja usapan itu berubah jadi sebuah jambakan. Sesakit apapun jambakan ini aku tak akan berteriak atau memohon padanya, lagi pula ini tidak lebih sakit dari biasanya.

"Nilaiku berkurang maaf karena tidak sempurna seperti biasa. "Ku tatap mata setajam elang milik ayah, disana terpancar kemarahan dan kekecewaan .

"Kurangi minum minuman seperti ini. Tingkatkan belajarmu. Jangan mengecewakan ayah." Dengan tersenyum teduh diinjaknya tanganku pada pecahan kaca tersebut , darah mengalir dari pecahan botol yang melukai tanganku.

Namun

Entah ini sakit atau tidak tapi hanya tatapan kosong yang bisa kuberikan sebagai balasan untuk ayah.

"Maaf mengecewakan ayah. " Lirihku ketika ayah membelai rambutku kembali dengan satu tangannya yang meremas tanganku hingga darah kian menetes karena pecahan botol itu kian menusuk.

"Ayah akan menyayangi mu jika kau menjadi anak baik dan membanggakan ayah. " Diciumnya pucuk kepala ku ketika melihat darah yang menetes tari tanganku.

"Maaf nilaiku hanya sembilan puluh tidak sempurna seperti biasa. Maaf. " kurasakan belaian lembut ayah perlahan menjadi kencang dan berubah menjadi jambakan.

"Kau harus sempurna kedepannya. " Bisiknya.

"Ayo ayah obati tanganmu. agar kau bisa belajar memanah nanti sore. " Ayah akan baik jika aku memiliki nilai bagus, perlahan senyum bahagia mengembang dibibirku.

"Kau harus jadi anak yang berguna untuk Ayah. Jika kau tidak berguna kau hanya sebuah parasit. Mengerti?" ucap ayah dengan senyuman dan membuat ku juga ikut tersenyum.

Walau hanya menjadi boneka bukannya ini suatu kemajuan setidaknya aku berguna, Ayah mengakui ku menjadi anak nya. Jika seperti ini bagai mana bisa aku menyerah dan bunuh diri sementara ayah menyayangiku dan menginginkan ku untuk menjadi boneka impiannya.

Harus ku lakukan bukan?

Setidaknya aku berguna bagi ayah dan Impian ayah terwujut. Ayah sudah membolehkanku untuk sekolah dengan sekolah yang sangat elit dan membelikanku sebuah apartemen yang bagus ini. Bukankah seharusnya aku menerimanya dengan senang hati. Aku sudah terlalu banyak mengambil tanpa memberi jadi aku memberikan diri ku, kebebasan ku, dan otakku. Itu terdengar impas bagiku.

Jadi apa salahnya jadi boneka?

T

B

C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang