02

2.1K 151 5
                                    

Mingyu.

Mingyu namaku dan hanya Mingyu tak ada marga tak ada keluarga.

Hanya berdiri sendiri menghadapi dunia ini.

Terlahir dari sebuah kesalahan itulah aku.

Lucu sekali bukan?

Ayah dan ibu sudah memiliki keluarga namun saat itu rumah tangga mereka sedang rengang dan mereka melakukan kesalahan dengan mabuk ketika ada pertemuan bisnis , ketika rumah tangga mereka membaik ibu mengandung diriku anak dari hasil kesalahan tersebut mereka.

Awalnya semua baik tak ada yang tau, hingga suatu hari Tuan Kim ayah kandungku datang kerumah dan menyeretku untuk melakukan tes DNA dan-


Boom



Sejak saat itu dunia tidak berpihak padaku , diumurku yang ke lima tahun aku dituntut untuk bisa menghadapi dunia secara sendiri tanpa ada sandaran atau topangan dari siapapun.

Malam ini ketika terbangun dari pingsanku ku putuskan untuk keluar dan makan malam dengan yang lain.

Kulihat dimeja makan suasana hangat begitu terlihat.

'Aku juga ingin jadi bagian hangat dari mereka. ' bagai mana mungkin aku merebut kebahagiaan banyak orang , begitu lancangnya diriku.

Segera ku berjalan dan duduk dikursi yang biasa kugunakan.

Dan benar suasana disini tiba-tiba hening tak ada senyum ramah dan bahagia dari bibir ibu, tak ada candaan yang  keluar dari tuan Kang, hanya Kakak Daniel yang masih tetap tersenyum , kak Yuqi yang menatapku remeh.

"Sebentar kakak ambilkan piring dan lauk untukmu. " Tepat setelah kakak berjalan menuju dapur Tuan Kang tiba-tiba bediri dan mebanting gelas kemudian pergi.

"Ini semua karena mu !!! Jika suamiku marah padaku awas kau. " Ucap Ibu seraya mengejar Tuan Kang.

"Andai kau tidak lahir pasti keluargaku tak sehancur ini. " perlahan diletakkannya sendok yang ia genggam .

"Eh- kenapa semua pada bubar. " aku tau Kakak sudah paham hal yang terjadi disini tapi dia seakan buta dan berusaha menghiburku.

"Mungkin banyak pekerjaan." Jawabku dengan mengangkat bahu pertanda tak tau dan acuh tak acuh.

"Ayo kita makan besar jika seperti itu." ucap Kakak.

"Wah sup iga ini sangat pedas. " ucap Kakak dan memang ini sangat pedas.

"Em. Kakak besok selama satu minggu aku akan dirumah Tuan Kim. Kemarin dia menghubungiku mungkin juga aku akan kembali tinggal diapartemen . "  Memang sejak usiaku sepuluh tahun baik Ayah atau ibu sudah melepasku dan memberikan apartemen beserta uang bulanan agar aku tak berada dirumah mereka, dan mereka pikir itu cukup adil.

"Menginaplah disini sedikit lebih lama. " Ucap kakak .

"Hahaha. Jika aku disini nanti siapa yang akan tinggal disana? Kakak mau rumahku itu ditinggali hantu. " Jika aku tinggal disini lebih lama ibu dan Tuan Kang akan semakin sering bertengkar dan Kakak Daniel atau kak Yuqi akan semakin tersakiti.

"Kapan kau akan kesana?. " Tanya Kakak .

"Nanti habis makan malam. " Ucapku seraya memakan sup iga pedas yang berada pada piring ibu. Sayang sekali ibu tadi hanya makan sedikit.

"Kau memakan makanan bekas ibu?." tanya Kakak dengan mengeryit heran.

"Kata orang makan makanan bekas orang yang disayangi itu akan menambah rasa sayang dan cinta. " Jawabku seadanya.

'Tin. Tin. '

Suara klakson mobil milik sopiryang akan menjemputku terdengar tanda harus memberi salam perpisahan.

"Sudah dijemput. Jangan rindukan pangeran tampan ini yah kakak. " Ucapku tak lupa mengecup pipinya sebagai perpisahan.

"Hati-hati. " Balasnya dengan membantuku memasukkan barang kedalam mobil .

"Akhir pekan nanti kita jalan-jalan ok." seru kakak dengan semangat dipintu mobil.

"Aku tunggu jemputannya. "

Tepat setelah mengatakan itu ku tutup pintu mobilnya dan mobil ini berjalan menjauhi rumah Keluarga Kang.

"Paman kita tidak kerumah Tuan kim kita apartemenku. Sebelum itu tolong kemini market  terdekat." Saat ditengah perjalanan aku mendapat pesan dari ayah bahwa dia ingin aku tak kerumahnya karena ada perjamuan bisnis dirumahnya.

"Kita sampai tuan. " pak yun membuyarkan lamunanku ,Saat dimini market segera ku ambil rokok dan minuman yang beralkohol dengan kadar lumayan.

"KTP nya mohon ditunjukkan. " Alkohol memang dijual bebas namun dengan menunjukkan tanda pengenal sudah legal yang menjadi dasar ketika membeli alkohol.

"Ambil kembaliannya. " Seperti biasa uang dapat berbicara dan membungkam pembicaraan. Kuberi sang kasir uang lebih dari gajinya satu minggu. Dan aku bebas mendapat minuman yang ku inginka.

"Ayo paman yun. Pulang. " kataku dengan menengkak salah satu dari botol-botol minuman yang ku beli.

"Tuan muda jangan terlalu mabuk. Tidak baik untuk anda. " Ucap Paman Yun ketika melihat dikaca mobil diriku yang tengah meminum untuk kesekian kalinya.

"Santai saja paman Yun. Jika aku mati aku jamin kau tak dapat masalah. malahan mungkin kau dapat bonus dari Tuan Kim dan ibuku karena bebas dari dosa mereka. Hahaha. " Segera kubuka tutup botol minuman ini untuk kesekian jika ku hitung tadi aku membeli dua puluh dan baru ku minum tiga.

"Tuan muda jangan berbicara seperti itu. " ucap paman Yun.

"Kenapa?. " Tanyaku.

"Maksut tuan muda?. " tanyanya.

"Keluargaku terasa asing sedangkan orang asing terasa seperti keluarga. " ku lihat pemandangan kota yang indah dimalam hari.

"..." Hening menyelimuti perjalanan ini.

T




B







C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang