12

983 72 11
                                    

-Mingyu pov

Sudah tiga minggu aku menemani Jaehyun dalam keterpurukan dan selalu menghiburnya.

"Jaehyun, sepertinya aku harus pulang tuan Kim menyuruhku untuk kerumahnya. " Ku kecup bibirnya sebagai tanda perpisahan.

"Hati-hati. " Teriaknya.

.
.
.
.
.
.

"Ada apa ayah?. " tanyaku ketika memasuki ruangan ayah.

"Ada yang bilang kau tidak berangkat sekolah selama satu bulan . Dan aku dipanggil oleh pihak sekolah. " Ayah ternyata peduli padaku, tak bisa untuk tak tersenyum ketika rasa hangat dan menenangkan ini muncul dihatiku ketika tau ayah masih peduli padaku.

"Aku tak peduli tentang apa yang anak itu lakukan yang aku pedulikan agar nama baik suamiku tak rusak karena anak tak tau diri ini. " seseorang berucap dengan begitu menyakitkannya dan orang itu adalah ibuku sendiri, ternyata ibu berdiri tepat dibelakangku.

"Maaf. " Lirihku.

"Aku tak punya anak sepertimu. "

Deg

Jadi? Selama ini aku berusaha dengan akhir yang sia-sia?

"Mulai sekarang kau pergi dari apartemen itu , kau telah ku hapus dari keluarga kim . "

"Bu-bukankah tuan sudah janji jika aku bisa selalu mendapat juara akan tuan masukkan namaku dalam keluarga tuan. Tapi-Tapi namaku baru satu tahun tuan cantumkan dalam nama keluarga Tuan. Ja-jangan buang nama keluargaku. Aku- aku mohon. Jangan. Aku Ingin keluarga Tuan. " Panik , terhianati, kecewa adalah yang ku rasakan saat ini.

"Kau bisa ikut ibumu. " Jawab Tuan kim datar.

"Tidak, aku tak mau merawat anak itu. Dia urusanmu Kim !!!. " perlahan ku tadahkan kepalaku untuk menatap wajah ibu dan Tuan kim secara bergantian.

Kenapa kalian mengangkapku seakan aku itu parasit?

"Aku-aku akan tinggal diRumah Jaehyun saja. A-aku janji tak akan merepotkan kalian. Ta-Tapi ku mohon Jangan ambil Nama keluargaku. Aku taku dihina anak haram. "Ku sela perkataan ibu yang mungkin nanti lebih menyakitkan. Aku takut sangat takut dihina anak haram lagi.

" Jika begitu pergilah. "Segera ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar.

" pergilah setelah kau melenyapkan bayi dalam perutmu. "










Deg






Bagai mana ibu tau?

"Terkejut? Aku bisa tau kau ? Kau malam hari ketika Yuqi bertunangan dengan tak tau dirinya kau bercinta dengan tunangan kakakmu!!! Kau sangat membenciku hingga kau ingin menghancurkan hidup Putriku juga!!! Minum ini sialan!!!. " Teriak ibu dengan menarik bajuku merapatkanku ketembok laku mencekikku dan memaksaku menelan beberapa butir obat yang ia ambil dari botol obat putih yang ku tau persis obat apa itu. Obat peluruh kandungan, hanya dua butir saja dapat membunuh bayiku namun ibu malah memaksaku meminum obat ini hingga hampir setengah botol.




Ibu jelas sangat ingin membunuhku?


"Hahaha " saat mata kami bertemu ku lihat tak ada sedikitpun penyesalan dari matanya ketika dia memukulku bahkan ketika ingin membunuhku,hanya tatapan penuh amarah dan kepuasan . Astaga ini sangat lucu aku tak bisa menghentikan tawaku.

"Hahaha. " Tawaku tak bisa berhenti bahkan ketika ibu melepas cekikannya pada leherku.

"Kau tak waras. " Ucap Ibu datar disertai membuang ludah pada wajahku.

"Hahaha. " Tawaku takbisa berhenti siapapun tolong aku ini sangat mengelikan, astaga pipiku sakit karena tertawa terus menerus.

'Plak'

Suara tamparan tuan kim mengema dalam ruangan ini.

"Kau gila!!! " Bentak Tuan kim pada ibu.

Ayah membelaku?

"Jika dia mati ditempat ini nama baik keluarga Kim bisa tercemar. " Harusnya aku tak pernah berharap lebih.

Segera ku ambil sisa obat dalam botol yang dipegang ibu dan ku minum semuanya hingga tandas.

"Aku habiskan ini. Hehehe maaf kan aku. " ku peluk tubuh ibu yang mematung dan buru-buru ku lepas pelukan ini sebelum ibu tersadar. Lalu kabur secepat yang ku bisa dari rumah ini.

'Grep'

Sebuah tarikan menghentikanku.

Kakak?

Lalu kakak Mingi menarikku menuju untuk masuk kedalam kamarnya dan menghempaskanku begitu saja.

"Hei jalang kecil , Kenapa kau hancurkan keluargaku? Ah tidak! Keluarga Kang juga?. Apa lagi yang kau lakukan kali ini? " Setelah kakak mengunci pintu kamar kakak berjalan mendekat dengan memegang sebuah pisau kecil yang sangat ku tau betul pisau apa itu. Pisau yang digunakan untuk menyayat kecil tanganku walau kecil tapi itu sungguh sakit.

"Hiks,Kakak aku mohon  jangan ibu dan tuan kim sudah menghukumku. " Rasa sakit yang menjalar pada tubuhku dan rasa takut padanya membuatku hancur luar dan dalam. Sesuatu yang hangat dan kental ku rasakan keluar dari sela kakiku. Ini sangat menyakitkan.

"Ada apa dengan mu . " Tanya kakak dan sedetik kemudian matanya melebar ketika melihat genangan darah itu.

"Jangan !!! " Ucapku ketika kakak ingin mengendongku dan membawaku keluar .

"Nanti.akkk. ada yang . menetes dirumah ayah kakak. Nanti lantainya kotor. Ayah akan marah melihat lantai kotor. " Air mata ini mengalir karena rasa sakit yang tak tertahankan. Dapat terlihat tempat kakak berdiri dengan mengendongku darah sudah mulai mengenang dan mengotori lantai.

"Panggil saja tuan Han . " Ucapku dengan beranjak turun dan merangkak menuju lantai tepat dipinggir tempat tidur.

"Kau ingin mati!!! " bentak Kakak ketika tersadar dari lamunannya dan memelukku yang tengah kesakitan. Dan membantuku melepas celanaku.

"Sakit. Hiks. Sakit. Akkk. Ini sakit kakak. Hiks " Teriakku ketika perutku sangat sakit dan melilit lalu kurasakan ada gumpalan gumpalan yang keluar dan ini sangat menyakitkan.

"Sakit.akkkk.hiks.sakit. "Hanya kata itu yang terlontar dari bibirku selama dua jam ini dan dengan tubuh lemah ku sandarkan tubuhku pada kakak.

" apa sangat sakit?. "Dibelainya rambutku yang basah karena keringat.

" aku ingin mati saja. "lirihku ketika kakak mengelap rambutku dan membersihkan darah yang masih terus menerus mengalir.

" jangan seperti itu. Maafkan kakak. Kakak menyayangimu. Ayo bertahan"bisikkakak ditelingaku lembut.

"Sakit." Lirihku.

" astaga kim Mingyu!!!!. "Teriakan Dokter Han terdengar sangat nyaring sebelum semuanya mengelap.

T

B


C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang