10

1.2K 84 6
                                    


Satu minggu setelah kejadian itu semua berjalan normal, seakan tak terjadi apapun. Walau semua orang tak tau saat itu aku terbangun dalam keadaan telanjang dan tubuh penuh memar. Hingga tak bisa berjalan selama tiga hari dan terkurung dalam kamar .Tak ada yang bisa untuk menjadi tempatku berkeluh-kesah akan kejadian itu.

Setelah lama terdiam dan melamun menatap gedung megah ini, ku langkahkan kakiku menuju ke tempat yang sudah dia suruh.

"Mingyu!. " Panggil seseorang yang sangat ku harapkan tak bertemu dengannya.

'Grep'

"Kemana kau selama ini? Aku merindukanmu !. " pelukannya kian mengerat , ku tarik tangannya untuk mengikutiku.

Setelah sampai didalam rumahnya ku hempaskan begitu saja tangan pucatnya.

"Jaehyun." Panggilku

"Ada apa ?. " Terlihat tatapan mata yang teduh serta senyum tipis yang menghiasi wajahnya bukan tatapan tajam dan wajah datar yang selalu terlihat seperti biasa.

"Lupakah tentang waktu itu. " Maaf jika ini menyakitimu Jaehyun namun aku sudah tak layak untukmu.

"Kenapa?. " ucapnya dengan menatapku dingin.

"Aku tak menyukaimu. " Maaf jika ini menyakitkan namun aku harus melakukan ini.

"Kenapa?." Ulangnya.

"Aku hanya menganggapku kakakku tidak lebih. " Bohong !aku mulai mencintaimu. Ingin kukatakan hal itu namun tak bisa.

"Kenapa?. " walau dengan masih seperti awalnya tapi jelas terlihat tatapan matanya yang perlahan kosong.

"Maafkan aku. "

"Kenapa? Kenapa semua orang sangat suka pergi setelah memberikan harapan padaku? Pertama Ibu ku kemudian kakak ku lalu kau. Setelah ini apa lagi? Sudah jangan bahas itu lagi mungkin kau lelah . " Ku rasakan usapan lembut pada kepalaku.

"Aku ingin kita berakhir sampai disini. " Ucapku ketika Jaehyun mendekatkan bibir kami .

"Aku mencintaimu. " Tak peduli dorongan atau rontaan dariku dia tetap memelukku erat dan menengelamkan wajahnya pada perpotongan leherku.

"Ayahku masuk rumah sakit. Dia memukuli Hangyul yang sedang hamil , ketika aku pulang  aku melihat ayah memukuli Hangyul dan darah mengalir banyak sekali dan ayah bunuh diri . Aku mungkin buron polisi karena ayah sebelum sekarat terlilit hutang akibat pengelapan dana . " kurasakan bahuku basah dan terdengar suara isakan dari bibirnya.

'Rasa sakit apa lagi yang kau tanggung Jaehyun' Kenapa kau harus menanggung beban berat ini sendiri.

Pertama ibumu yang meninggal karena melahirkan Adikmu Hangyul, kau dan kakakmu merawat Hangyul . Kakakmu yang meninggal karena melindungi ku dan Hangyul dari insiden itu.

Dunia ini memang sangat kejam bahkan pada Hangyulku adik manisku yang polos harus menjadi korban. Dinodai oleh orang yang tak dikenalnya kemudian mengandung hasil dari perbuatan keji itu.

Aku tau kau selalu menyalahkan dirimu . Aku tau kau tertidur dalam penyesalan yang mendalam. Kau yang selalu menjadi tameng ketika Hangyul disakiti . Kau adalah orang yang paling sakit ketika tau Hangyul tersakiti. Kau merawatnya hingga mengorbankan dirimu. Hangyul adalah duniamu dan dia alasanmu hidup dan berjuang.

"Aku kakak yang bodoh. Aku tak bisa melindungi Hangyul. " Isak tangisnya kian keras dan menyayat hati.Tangis kegagalan dan putus asa.

"Ayah sekarang telah tiada tadi pagi jam empat tadi dan Hangyul belum tau jika ayah telah tiada. Bolehkan aku menitipkan Hangyul padamu jika aku masuk penjara karena kasus pengelapan dana ini?. " Dia berlutut dan menangis dihadapanku.

"Kau tak akan dipenjara. " ucapku mencoba meyakinkannya .

"Aku akan mencari cara agar melunasi hutangmu. Kau harus percaya padaku. " ku benahi rambutnya yang kusut dan berantakan.

"Pada siapa ayahmu berhutang?. Kau cukup pikirkan Uang yang dibutuhkan Hangyul untuk tetap bisa dirawat dirumah sakit agar sembuh. "
Aku mencintaimu dan aku ingin kau bahagia.

"Wong Yukhei " Lirihnya.

"Aku akan membantumu untuk berbicara padanya. " aku tak pernah seyakin ini sebelumnya.

"Terima kasih Mingyu. " Apapun ku lakukan agar kau bahagia , sekarang waktunya aku yang berkorban.

"Menangislah dan setelah tangis itu berhenti jadilah lebih kuat untuk ku dan Hangyul. " Dunia ini memang kejam hanya orang yang tak punya hati akan dengan mudah memegangnya.

"Hiks. Kenapa semua selalu menutupi rasa sakit mereka. Hiks. Kakak yang memilih diam dan menjadi korban karena dia menyelamatkan kalian.hiks. Hangyul yang rusak namun memilih diam. Hiks. Hangyul yang dibully disekolah hingga dilecehkan . Dia memilih diam . " Isak tangisnya kian kuat dalam pelukanku.

"Dia dilecehkan dan dibully, dirumah ayah memukulnya , namun kenapa? Kenapa dia selalu menyambutku dengan senyuman seakan tak terjadi apapun dan dia mendengar keluh kesahku tanpa membagiku rasa sakit yang ia tanggung. Apa aku sangat tak berguna?. " Pertama kali aku melihat Jaehyun sehancur ini melebihi hancurnya ia ketika sang ibu meninggal. Dia menangis dan meraung meminta keadilan untuk apa yang adiknya terima.

"Aku adalah kakak yang tak berguna. Aku bukan pelindung seperti apa yang ia banggakan. Aku bukan kakak yang bisa ia bangakan. Aku hanya bisa mabuk dan menatapnya kosong ketika ia mengobati lukanya entah itu luka dari pukulan ayah atau karena pembullyan. Dia bahkan masih tersenyum ketika aku membawanya dengan kedua tanganku. " apa sesakit itu untuk melepas rasa bersalah yang mencekikmu Jaehyun? 

"Dia berkata dia tak apa dan dia malah menyuruhku untuk kembali dan beristirahat. Aku bahkan baru tau jika Hangyul meminum obat untuk mencegah depresinya kian buruk . hiks. Kakak macam apa aku. Aku bodoh. Hiks. Mungkin sebab itu mereka pergi meninggalkanku seorang diri. "Dia sangat kacau dan hancur.

" aku selalu ada disini. Walau dunia ini melawanku aku akan tetap ada tepat dibelakangmu. "ku kecup dahinya lembut.

T

B

C

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang