17 : Hide to Seek

339 35 11
                                    

Mulmed: Sue Harlin.
***

Greyson rasanya ingin jungkir balik didalam mobilnya. Greyson frustasi.

"Yaampun, Greyson. Aku gak tahu kalau kamu suka hal-hal retro" Sue mengutak-atik radio kecil didalam mobil tuanya yang ia namai Moses itu.

"Kan sudah kubilang jangan sentuh barang-barangku" Greyson ingin sekali mencekik Sue saat ini kalau Sue sekali lagi berani menyentuh barang-barangnya.

Sue menyingkirkan tangannya dan memasang wajah ingin menangis. Greyson mengacak-acak rambutnya sendiri. "Aaarrgh"

Bisa gila aku lama-lama disini. Greyson berencana untuk menurunkan Sue dipinggir jalan. Keputusannya tadi untuk menyetujui Sue untuk ikut bersamanya mengejar mobil Asa adalah salah. Greyson memang alergi dengan cewek ini.

"Sue, kau turun disini saja. Aku mau pergi" Kata Greyson dingin.

Sue menatap Greyson seolah tak percaya. Lalu Sue tertawa --benar-benar tertawa. Greyson mengeraskan rahangnya, dia pikir ini lucu apa?

"Go!" Greyson mendadak ngamuk. Dia tidak segan-segan mendorong Sue untuk keluar dari mobilnya saat ini. Cewek itu terdiam dan perlahan membuka pintu mobil Greyson, lalu Sue sudah diluar.

Apa yang akan aku lakukan selanjutnya?

Sue tampaknya kebingungan. Kesimpulan Greyson selama ini memang benar, Sue itu adalah cewek yang berfikiran dangkal. Disuruh turun, malah tertawa, dipaksa, malah nurut, sudah turun, bukannya nyari taksi atau apa, malah diam. Greyson frustasi. Cewek ini bisa saja diculik saking dangkalnya.

Greyson melirik pada kaca spionnya. --oh, ada taksi.

Greyson dengan cepat turun dari mobilnya dan memanggil taksi tersebut agar menepi. Sue tampaknya masih kebingungan.

"Kau pulang sana naik taksi. Bilang pada ibumu kalau aku ada urusan penting. Pergi sana" Kata Greyson sambil membukakan pintu taksi dan mencampakkan tas Sue kedalam taksi.

"Tapi ibuku belum pulang dari Amerika, Greyson" Katanya dengan nada manja.

"Masuklah" Greyson mendorong Sue kedalam taksi dan seketika taksi itu pergi setelah Greyson menyebutkan kemana tujuan Sue.

Greyson menatap kepergian taksi itu dengan senyuman cerah. Greyson gak pernah merasa selega ini.

Greyson menghela nafas panjang lalu kembali masuk kedalam mobilnya.
Lalu apa?

Greyson merasa bagaikan orang paling bodoh. Greyson gak tahu harus kemana, mau pulang, pasti nanti ketemu Sue lagi, mau kemana-mana, dompetnya sudah tipis dan tersisa hanya kartu kredit yang harusnya dipakai untuk saat genting.

Greyson menghantukkan kepalanya ke stir berbentuk lingkaran itu. Harusnya Greyson ingin mengikuti mobil Asa tadi, mengikuti kemana mereka pergi. Tetapi Greyson kehilangan jejak karena Sue selalu mengganggunya.

Greyson melihat sekelilingnya. Jalan raya cukup sepi karena berhubung ini jam makan siang.

Tapi kemudian Greyson melihat seseorang yang dikenalinya. Cewek bermantel putih dan bertopi wol berwarna merah itu. Melody. Dan-- Greyson sepertinya pernah melihat cowok itu, dan pastinya itu bukan Asa.

Mereka --Melody dan cowok yang tidak dikenali Greyson-- menghilang dibalik figur taksi berwarna kuning yang berjalan menjauh.

Greyson memutuskan untuk mengikuti mereka.

*

"Jadi Lily tinggal di apartement?" Tanya Melody pada Cameron begitu mereka turun dari taksi.

Melody melihat gedung setinggi 20 lantai berdiri kokoh dihadapannya. Gedung itu berdinding batu bata merah, sangat lain dengan gedung-gedung di Perancis pada umumnya. Entahlah, gedung ini terlalu... american?

Behind The Butterflies [A Greyson Chance Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang