Chapter 2

31 3 0
                                    

Sebelum berangkat kerja, seperti biasa Alanda akan pergi kerumah sakit lebih dulu. Sesampainya disebuah ruangan, Alanda mendekati seorang wanita paruh baya yang kini sedang terbaring dengan alat medis ditubuhnya.

Alanda memegang tangan wanita itu. "Ma, Alanda berangkat kerja dulu ya. Nanti kalau Alanda udah selesai kerja Alanda kesini lagi buat jagain Mama. Mama baik baik ya disini, Alanda sayang Mama."

Alanda mengelus rambut Mamanya lalu menatap suster yang ada di depannya.

"Jagain Mama saya ya, Sus. Nanti saya balik lagi." Suster itu mengangguk.

Alanda mencium punggung tangan Mamanya kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.

Tania, ibu Alanda mengalami koma sejak 8 bulan yang lalu karna sebuah kecelakaan. Dan pada saat itu juga Alanda memutuskan untuk bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan kakaknya Aldo. Juga untuk membayar biaya rumah sakit.

•••

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, Alanda pun sampai disebuah caffe yang bernama 'Caffeshera'.

"Alanda." Panggil seorang wanita paruh baya yang masih keliatan cantik. Wanita itu berjalan menghampiri Alanda.

Alanda menoleh kemudian mencium punggung tangan wanita itu. "Tante Shera apa kabar?"

Wanita paruh baya yang kerap disapa Shera itu tersenyum. "Alhamdulillah baik. Kamu?" Alanda tersenyum.

"Alanda juga baik, Tan." Shera mengusap rambut Alanda. "Syukurlah kalau begitu."

"Bun." Seorang cowok berjalan menghampiri Shera dan Alanda. "Ayo, Bun. Alaska sekalian mau kerumah Mars." Shera mengangguk.

"Kalau gitu Tante sama Alaska pergi dulu ya, Lan. Nanti tante kesini lagi."

Alanda mengangguk. "Hati-hati Tan." Shera tersenyum. Setelahnya Shera dan Alaska berlalu.

Alanda menghela nafasnya. Cewek dengan rambut dikuncir kuda itu pun mulai melakukan pekerjaannya.

Jika kalian bertanya-tanya kenapa Alanda bisa begitu akrab dengan Shera, itu karna mamanya dan bundanya Alaska sudah bersahabat sejak lama.

•••

Jam sudah menunjukan pukul 22:20. Itu artinya 10 menit lagi caffe akan ditutup. Setelah membersihkan meja dan membuang sampah, Alanda memutuskan untuk menunggu Shera didepan caffe.

"Alanda!" Terlihat seorang cowok berjalan mendekati Alanda. Dan itu membuat Alanda terkejut.

"Ka Aldo? Kakak ngapain kesini? Alanda kan udah larang ka Aldo buat kesini, trus kenapa kakak datang?" Aldo tidak menjawab. Cowok itu lalu menarik tangan Alanda.

"Gue minta uang."

"Alanda ga punya uang kak. Lagipula kemarin Kak Aldo udah Alanda kasih uang kan?"

"Uangnya habis. Udah cepet siniin uang lo." Ucap Aldo sambil menyodorkan tangannya.

"H-habis?? Tapi kak, Alanda lagi ga punya uang."

"Minta ke bos lo lah."

Astaga, Alanda tidak habis pikir dengan kakaknya ini. Memangnya Alanda siapa seenaknya meminta uang kepada Bundanya Alaska?

Sementara disisi lain Alaska dan Shera turun dari mobil.
"Bun," Shera menoleh. Alaska menunjuk dua orang yang tengah berdiri didepan caffe dengan dagunya. Shera pun mengikuti arah yang ditunjuk Alaska.

"Astaga Alanda," Gumam Shera kemudian berjalan cepat menghampiri Alanda.

"Alanda ga bisa kak." Ucap Alanda mencoba melepas tangan Aldo.

ALANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang