Kepergian Chris

172 23 0
                                    

"BRENGSEK!"

Kak Rino datang dan mukul Chris menjauh dari tubuh gue. Gue yang udah lemes ini tiba-tiba udah ada dipelukan Kak Rino.

"Ica?! Ica, kamu gak papa kan?"

Gue cuma ngangguk sambil nangis karena ketakutan. Gue biarin Kak Rino ngerengkuh tubuh gue yang lemah ini.

Gue masih shock dan ketakutan dipelukan Kak Rino.

"Bangsat! Keluar lo dari sini!"

Rupanya Chris belum nyerah. Dia berusaha berdiri setelah dipukul Kak Rino kayak gitu. Dan sekarang dia berusaha misahin gue lagi dari Kak Rino.

"Jangan sentuh pacar gue!"

"Pacar? HAHAHAHAHA! Gue gak peduli! Mau kalian pacaran kek atau menikah sekalipun gue gak peduli! Gue cuma mau Ica jadi milik gue!"

"Jaga omongan lo ya!"

Chris dengan cepat narik tubuh gue lagi. Tapi gue masih pegangan sama lengan Kak Rino. Gue gak mau ngelepasin pelukan Kak Rino dan pergi sama Chris. Gue gak mau sama Chris!

Kak Rino juga nahan tubuh gue yang ditarik-tarik kasar sama Chris. Bahkan Chris sempet mukul Kak Rino biar dia ngelepasin gue.

Saat Chris dan Kak Rino sibuk berantem, papa, mama, dan Bang Jefri datang ngelihat kejadian ini.

Gue bersyukur mereka datang di waktu yang tepat.

"CHRISTOPER?!"

"ICA!!"

Bang Jefri dan papa dateng ngelerai dan nahan Chris untuk menjauh dari gue dan Kak Rino. Sedangkan mama mulai nangis melihat gue dan Chris.

Gue udah lemes banget. Kepala gue kerasa pusing banget, luka yang ada di tubuh gue jadi mati rasa, air mata gue tiba-tiba berhenti jatuh, dan penglihatan gue yang semakin gak jelas, sampe gue gak sadarkan diri.

Gue pingsan.

~~~

Rino POV

Gue segera menangkap Ica yang tiba-tiba jatuh pingsan tergeletak di lantai. Papa dan mama Ica juga mendekat untuk mengecek apakah putrinya baik-baik aja. Gue udah heboh ngelihat keadaan Ica kayak begini.

"Ica bangun sayang! Bangun.." lirih mama Ica.

Gue masih rengkuh tubuh Ica sambil goyangin tubuh dia berharap dia bangun.

"Pa, ayo bawa Ica ke rumah sakit!"

Gue yang mendengar instruksi tersebut langsung membopong badan Ica untuk dilarikan ke rumah sakit. Papa Ica juga langsung lari nyiapin mobil untuk membawa Ica ke rumah sakit.

Sedangkan Chris masih tersungkur di lantai bersama Bang Jefri yang masih ngawasin dia.

Setibanya di rumah sakit, Ica langsung dibawa masuk ke ruang rawat. Mereka semua khawatir dengan keadaan Ica. Mama Ica gak berhenti menangis melihat keadaan Ica kayak gini. Belum lagi ia tau bahwa ini semua adalah ulah anaknya sendiri, Chris.

Sedangkan gue sedang menahan tangis gue saat ini. Hati gue sakit banget. Lagi-lagi gue harus menyaksikan Ica terluka. Gue terus berdoa semoga gak terjadi apa-apa sama Ica.

Setelah beberapa menit menunggu. Akhirnya dokter yang bertugas memeriksa Ica keluar dari ruangan.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya papa Ica.

"Putri bapak baik-baik saja, lukanya juga tidak parah. Namun saya harap bapak bisa mengerti kondisinya sekarang, jangan terlalu memaksanya terlebih dahulu. Silahkan masuk, kalian sudah boleh menjenguknya."

Orang tua Ica segera masuk, gue mengikuti mereka dari belakang.

"Pa.. Ma.."

"Iya sayang, papa disini. Kamu baik-baik aja kan?"

Ica mengangguk lemah.

"Maafin mama sayang, ini semua salah mama..."

Ica menggeleng lemah agar mamanya berhenti menangis dan menyalahkan dirinya.

"Enggak ma, mama jangan nangis. Ica baik-baik aja kok."

"Maafin papa juga sayang..."

"Kak Rino?"

Ica ngelihat gue yang lagi berdiri di depan pintu. Mengamatinya dari jauh. Gue sedih ngelihat Ica yang tertidur di kasur rumah sakit ini. Dengan perban-perban yang menutupi luka di wajah cantiknya.

Rasanya hati gue teriris.

Gue yang merasa di panggil pun mulai berjalan mendekati Ica.

Ica langsung meluk gue erat, seakan ini pelukan terakhir kita. Gue sungguh merindukannya. Ica makin mempererat pelukan gue seolah ingin ngelupain semua kejadian hari ini.

Orang tua Ica yang ngelihat gue pelukan sama Ica, memilih untuk keluar. Ngebiarin putrinya bersama gue.

Gue membelai punggung Ica lembut. Untuk menenangkannya, biar dia gak terlalu larut dalam sedihnya.

"Kak, kamu gak papa kan? Kamu baik-baik aja kan? Kamu gak terluka kan?"

"Harusnya aku yang tanya, kamu baik-baik aja kan?"

Entah kenapa Ica malah ngawatirin gue.

"Aku gak papa. Tapi aku takut kak.."

"Shhtt. Kamu gak perlu takut lagi, ada aku disini."

"Jangan pergi ya kak.. Aku takut orang lain nyakitin aku lagi, aku gak tau lagi kalo kamu gak ada disana tadi.."

"Aku gak akan kemana-mana dan gak akan ngebiarin siapapun nyakitin kamu. Semua akan baik-baik aja."

Kita kembali berpelukan dan membagi rasa sedih dan rasa sakit ini. Berharap bisa hilang meskipun hanya sesaat.

Hari ini Ica udah boleh pulang. Karena kondisinya emang gak separah itu, jadi dia udah diperbolehkan pulang.

Sesampainya dirumah, gue denger ada yang teriak-teriak didalam rumahnya Ica. Yang gue denger sih itu suara Bang Jefri.

"Lo apain adek gue hah?!"

"Gue gak ngapa-ngapain bang, beneran.."

"Bangsat lo! Gue malu punya adek kayak lo!"

Gue, Ica, papa sama mamanya Ica masuk dan ngelihat Chris yang kena marah Bang Jefri.

"Setelah ini, lo harus keluar dari rumah ini!" teriak Bang Jefri lagi.

"APA?!"

"Enggak! Gue gak mau pergi dari rumah ini. Lo gak bisa ngusir gue, gue akan bilang ke mama!" berontak Chris.

"Siapa bilang gak bisa?"

"Lihat aja! Mama akan ngebela gue dan gue akan tetep tinggal dirumah ini!" Chris masih ngotot kalo dia gak mau keluar dari rumah Ica.

"Itu gak akan terwujud, Christoper!"

Mama Ica langsung motong pembicaraan Chris. Gue bertanya-tanya, apa beneran Chris akan diusir dari rumah ini?

"Ma! Mama gak bisa ngusir aku gitu aja ma.. Aku masih mau tinggal sama mama!"

"Kamu udah keterlaluan, Chris! Kamu sudah menyakiti anak saya. Untuk apa lagi kamu tinggal disini?!" papa Ica rupanya juga setuju dengan keputusan mama Ica.

"Ma.. Tolong ma.. Maafin aku..."

Chris berkali-kali mohon sama orang tuanya, namun sepertinya keputusan mereka sudah bulat. Tidak ada lagi kesempatan untuk Chris.

"Ica! Ica tolong maafin gue, Ca! Jangan usir gue! Lo masih mau kan gue tinggal disini?!"

Ica langsung meluk lengan gue erat. Kayaknya dia masih ketakutan lihat Chris.

"Maafin mama, Chris. Tapi kamu harus keluar dari rumah ini sekarang."

Dengan berat hati, mama kandung Chris sendiri harus mengusir anaknya sendiri dari rumah.

Dan kejadian ini berakhir. Dengan keputusan yang sebenernya berat bagi keluarga Ica, namun tetap harus diputuskan. Chris harus pergi meninggalkan rumah ini, dan Ica akan baik-baik aja sama gue.

Nervous || Lee Know • Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang