Mianhae 14

1.4K 179 59
                                    

Bugh

"Untukmu yang tak pecus merawat anakmu"

Bugh

"Untukmu yang Membuatnya terluka setiap hari"

Bugh

"Dan untukmu yang tak mengakuinya sebagai anakmu sendiri"

Pukulan demi pukulan Jisung layangkan untuk Jihoon hingga lebam menguasai pipinya. Dan entah kenapa ucapan dari Jisung membuat hatinya teriris. Mata musangnya kembali melihat tangan Jisung yang memperdekak ke pipinya, namun dengan sigap ia tahan tangan besar tersebut dengan tangannya.

"Apa yang kau maksud? Tidak mungkin jika Namja licik itu anakku" Jisung mengeratkan tangannya hingga jari-jari nya memutih di kepalan tangan Jihoon. Ia tak menyangka jika ada seorang ayah sekeji ini. "Dan kau sudah tahu bukan? Aku sudah menemukan anakku yang asli."

"Kau masih tak mempercayai ucapan ku tadi?" Jisung membuang tangan jihoon ke samping dengan ayunan yang luar biasa, dirinya sudah di kuasai amarah besar "apa kau kenal kalung ini?"

"Kau dapat dari mana kalung itu?"Jihoon menatapnya , tentu ia mengenal kalung itu. Kalung yang selalu di pakaikan istrinya untuk jagoannya

"Lihat baik-baik kalung itu, apa ada persamaan dengan kalung yang di berikan Anak aslimu" nyatanya Kalung yang ia pegang sekarang lebih memperkuat keyakinannya. Itu kalung anaknya

"Jika kau kurang bukti, apa dengan foto ini kau tak mempercayai jika yang terbaring lemah itu anakmu?" Jihoon terdiam, mulutnya seakan terkunci oleh ribuan gembok saat matanya melihat sebuah foto keluarga yang di tunjukan oleh Jisung. "Katakan Jung Jihoon" Bukan kebanggaan keluarga tersebut yang membuatnya terdiam, tetapi sosok Namja kecil yang tersenyum lebar berada di pelukan Jisung.

Emosi keduanya menghilang karena sebuah senyuman dari Namja cilik itu

"Bagaimana bisa?" Suaranya parau, matanya sudah tergenang oleh air mata membuat Jisung berdecak. Jisung duduk di bangku taman ketika ia melihat Jihoon yang masih menatap layar hp nya dengan mata yang berkaca-kaca. Kenapa juga? Emosinya menjadi surut ketika ia melihat Jihoon seperti ini (seperti orang bodoh) ya pada dasarnya ia memang bodoh

"Apa sekarang kau percaya? Kau memang orang bodoh Jung, dan aku lebih bodoh lagi."

"Bagaimana bisa kau berfoto dengannya, sampai sebesar ini kau tak memberi tahuku. Apa kau balas dendam karena aku merebut Taehee? Sesalah itukah aku padamu hingga kau mengambil anakku? Kau lebih licik Jisung-ssi"

"Aku ingin meminta maaf untuk itu, di sini tak aku saja yang salah" Jihoon mengalihkan matanya untuk menatap sang sahabat karibnya dulu. "Duduklah dan hentikan emosimu, aku ingin bercerita"

"Kau tahu dulu saat aku sedang berjalan-jalan di taman bersama keluargaku kami melihat sosok Anak kecil yang sedang menangis di sebuah bangku dengan robot kecil yang berada di tangan kanannya. Kami menghampiri anak itu, kami menanyakan apa keluhannya dan di mana orang tuanya" Jihoon masih berdiri, lalu dengan segera ia ikut duduk di samping Jisung mendengar cerita yang Jisung lontarkan. Ia menghilangkan emosinya sesaat

"Di mana orang tuamu sayang, ayo berhenti bermain"

"Aku nggak tau, ayo Yoochun kita main lagi" jisung menahan anak itu

Jisung melihat sebuah kalung yang berbando tulisan J, lalu dengan segera ia membuka nya dan betapa terkejutnya dia saat melihat isi dalam bando tersebut. Boyoung tak boleh mengetahui nya.

Jung Jihoon& Taehee

"Aku akan mengantarkanmu, aku tahu tempat tinggalmu nak" Namja cilik itu menggeleng

MianhaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang