Gelisah

190 37 0
                                    

Sejak saat membantu Emily, Bryan merasa untuk pertama kalinya ia berguna bagi orang lain. Terutama gadis yang tak berdaya itu. Ia merasa seakan-akan serba salah jika melakukan apapun. Sebenarnya apa yang terjadi kepada dirinya?, Ia merasakan ketidaktenangan dalam hatinya. Ia merasa gelisah, dan selalu gelisah.

Malam itu ia mencoba untuk melakukan hal lain yang mungkin bisa menghilangkan rasa kegelisahannya. Ia mencoba ke hutan dan berburu hewan-hewan di sana. Setibanya di hutan ia masih merasakan ketidaktenangan dalam hatinya. Lalu muncul lah hewan di sana, namun merasa kehilangan konsentrasi. Hewan itu lari dan dia tak mendapatkan hasil apa-apa di sana. Kemudian ia memutuskan untuk kembali.

Setibanya ia pulang. Ia bertemu dengan paman Tom yang sedang dihajar oleh dua orang gengster. Paman Tom tergeletak di tanah, dan terus meminta ampun kepada mereka, namun dua pria itu terus memukuli, dan menendang badan paman Tom. Sontak ia terkejut dan melihat paman Tom telah tergeletak pingsan dan mengeluarkan darah di hidung dan mulutnya. Lalu ia merasa marah dan mendatangi mereka.

" Hey, siapa kamu hah? dasar brengsek "

" Apa kamu hanya ingin menjadi pahlawan kesiangan hahahahha? "

" Apa kamu bisa membayar utang-utang pak tua ini beserta bunganya hah? "

" Dasar bocah ingusan, sok jadi pahlawan dia "

" Hahahhahaha, hey kenapa mata kamu ngelotot seperti itu?, Berani kamu sama kita hah? "

" Mau nasib kamu seperti pak tua ini ? "

" Kalian kejam, kalian harus membayarnya "

Kata Bryan, sambil mengepal ke dua tangannya. Kemudian mata nya merah tajam, dan ia mengeluarkan taring dan kuku tajamnya. Kemudian ia langsung membunuh dua orang gengster itu dengan sadis. Yakni dengan menggigit leher mereka. Untuk menghilangkan jejak atas pembunuhan yang ia lakukan. Ia membawa dua mayat pria itu ke rumah nya.

Lalu ia segera kembali dan membawa paman Tom ke rumah sakit terdekat. Setelah Paman Tom masuk keruangan, dokter menyuruh Bryan untuk menunggu di luar. Saat ia hendak duduk di kursi. Ia melihat Emily. Ia terkejut ternyata Emily membawa ibunya ke rumah sakit yang sama dengan ia membawa paman Tom. Akhirnya mereka bertemu. Lalu Emily yang tengah duduk di kursi ruangan juga memandang ke arah Bryan.

" Bryan?, "

Emily langsung mendekati Bryan dan melihat jaket yang dipakainya sama persis dengan pemuda yang telah membantunya di lorong yang sepi itu.

" Bryan, apakah itu kau?, Yang telah membantuku tadi? "

Bryan hanya terdiam dan tidak berbicara. Emily sangat ingin berterimakasih kepadanya. Namun Bryan hanya diam tak mengatakan sesuatu.

" Apa yang kau lakukan di sini? , Siapa yang sakit? "

Tanya Emily dengan hangat dan duduk di samping Bryan, Bryan tetap terdiam dan tak mengucapkan apapun.

" Aku tau, walaupun kau cuek dan sering mengabaikan orang, aku tau hatimu sangat mulia "

Sontak ia terpikir, bahwa selain kebaikan yang telah ia lakukan, di saat itulah ia pasti menjadi pembunuh.

" Tidak...!!, Aku tak seperti yang kau kira"

Teriak Bryan, yang hendak menyangkal pikiran positif Emily.

" Benarkah? Oh hey.. ada darah di bibirmu "

Emily terkejut melihat darah di ujung bibir Bryan. Dengan spontan ia mengira Bryan telah berkelahi dan mengalami cedera.

" Hey, apakah kau berkelahi? "

Ia bertanya kepada Bryan. Dengan harapan Bryan mau bercerita sedikit apa yang telah terjadi kepadanya. Namun Bryan tetap diam dan tidak berbicara sepatah katapun. Lalu Emily mengambil sapu tangannya di kantong bajunya. Ia berusaha menghapus darah yang ada di bibir Bryan dengan lembut. Bryan terkejut dan hatinya mulai bergetar. Ia memandangi Emily. Dan Emily juga memandanginya.

Tak lama beberapa detik, dokter yang memeriksa paman Tom keluar dari ruangan. Sontak Bryan dan Emily langsung tegak, Bryan langsung menanyakan kabar paman Tom.

" Kondisi pasien saat ini cukup parah, terdapat cedera di otak, tangan dan punggungnya. Salah satu tulangnya juga patah akibat benturan. Kemungkinan pasien harus di operasi "

" Benarkah? "

" Apa anda keluarga pasien? "

" Saya tetangganya "

" Apa Anda telah menghubungi keluarga pasien?, Sebaiknya anda segera memberikan kabar ini kepada mereka "

" Baik akan saya lakukan "

Saat itu, Bryan harus segera ke rumah paman Tom untuk memberitahu keluarga mereka. Ia juga pamit kepada Emily.

" Aku harus segera pulang, dan kembali lagi "

" Baiklah berhati-hatilah "

Kemudian Bryan segera datang dan menemui istri paman Tom. Saat mendengar kabar itu. Ia segera datang ke rumah sakit, dan Bryan juga mengantarnya. Ia selalu menangis sepanjangan. Kemudian Emily berusaha menenangkan istri pak Tom tersebut. Terlintas dipikiran Bryan, teringat akan sosok wanita paruh baya yang ia tinggalkan sendirian. Ia merasa rindu kepada ibu angkatnya itu.

Setelah lama menunggu proses operasi. Dokter kemudian keluar dari ruangan. Ia berkata

" Kami telah berusaha semaksimal mungkin, namun Tuhan lebih sayang kepada pak Tom. Saya berharap kalian dapat tabah dan mengikhlaskannya, saya permisi "

Istrinya menangis histeris

" Tidak, tidak mungkin, tak mungkin suamiku meninggalkan aku, ia sangat mencintaiku.. tidak mungkin... Tidak.... "

" Ibu, ibu yang sabar Bu.. "

Emily berusahalah menenangkan istri almarhum pak Tom. Sontak Bryan merasa sangat sedih. Ia sangat menyayangkan nasib pak Tom yang hilang karena dua orang yang telah dibunuhnya tadi.

Gadis Incaran DrakulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang