Rasa ini

191 33 0
                                    

Setelah Bryan sembuh Emily mengajak mengobrol sambil berjalan-jalan. Ia juga merasa senang akan perubahan sikap Bryan yang terbilang sedikit hangat dari pada biasanya. Ia juga berkata kepada Bryan bahwa istri paman Tom sekarang telah meninggal. Sebenarnya Emily tak pernah tau, bahwa yang telah membunuh para orang jahat itu secara brutal adalah dirinya.

" Aku sempat tak percaya, akan mukjizat yang terjadi kepadamu. Dokter telah berasumsi bahwa luka bakarmu berkemungkinan kecil untuk sembuh, dan coba kau lihat sekarang. Bahkan tak ada satu garispun bekas yang tertinggal. Kebanyakan orang mengalami luka bakar, dikala sembuh bekas lukanya pasti tidak akan hilang. Kau harus banyak bersyukur hehehe "

Emily memukul bahu Bryan, sebenarnya ia merasa aneh. Tapi untuk pertama kalinya ia bisa mengejek pria bermuka dingin itu. Bryan lalu memandang ke arahnya sambil melihat Emily tertawa.

" Hey, kenapa kau memandangiku apa ada yang salah? "

" Tidak.. kau saja yang merasa ge'er "

" Wah.. ternyata kau juga bisa mengejek ya.. terkadang aku tak tau bahwa kau memiliki sifat seperti ini, ini sangat berharga "

Emily tersenyum kepada Bryan. Kemudian Bryan merasa bahagia saat bersama Emily. Yang sebelumnya tak pernah ia rasakan hal seperti ini dalam hidupnya. Tak ada keceriaan yang nampak dalam wajahnya. baru kali ini ia merasakan suasana yang menyenangkan. Ia bertanya-tanya apakah seperti ini manusia hidup?, Jika kita membantu orang lain maka kita akan merasakan kebahagiaan melihat kebahagiaan orang itu. Jika kita merasakan jatuh cinta maka kita berusaha akan melindungi dan mencintai orang tersebut. Seperti itulah yang di rasakan oleh Bryan.

Setiap hari Bryan selalu bersama dengan Emily. Mereka sering menghabiskan waktu mereka bersama. Impian Emily untuk mengubah Bryan menjadi orang yang ceria dibilang hampir berhasil. Bryan yang dikenal Emily selama ini telah hampir berubah. Ia lebih banyak berbicara kepada Emily.

"Hey, Bryan.. hari ini ibuku membuat makanan banyak sekali. Bagaimana kalau kau ikut makan malam bersama.. jarang-jarang loh aku neraktir kayak gini.. "

" Makan malam? "

" Iya.. aku jamin pasti kamu ketagihan makan masakan ibuku "

" Ahh.. aku tidak bisa "

" Kenapa? Ayolah sekali saja "

" Tidak.. "

Emily berniat mengajak Bryan untuk makan malam di rumahnya. Sebenarnya jika saja Bryan adalah manusia normal pada umumnya. Ia pasti sangat senang bisa bertemu dengan keluarga gadis yang ia cintai. Namun ia sadar, ia tak bisa memakan makanan layaknya manusia. Ia menolak ajakan Emily. Emily merasa cukup sedih, namun ia berpikir mungkin lain kali Bryan mau menerima ajakannya.

Saat pulang kuliah, Emily di telpon ibunya. Ibunya menyuruh Emily cepat pulang.

" Halo, ya ibu? "

" Halo, sayang kamu hari ini tidak usah bekerja ya, kamu ambil cuti hari ini "

" Loh kenapa Bu? "

" Pokoknya kamu harus ambil cuti dan segera pulang ke rumah "

" Hmmm iya baiklah Bu, aku akan menghubungi bosku dulu "

Kemudian Emily langsung memberi tahu bos kafe tempat ia bekerja. Ia meminta izin kepada beliau. Lalu beliau pun mengizinkan Emily. Kemudian Emily segera pulang ke rumah. Setibanya di rumah.

" Ibu, kenapa hari ini ibu menyuruh aku mengambil cuti?, Apakah ada yang mendesak Bu? "

" Ayo cepat bantui ibu masak dan beres-beres rumah "

" Kan aku bisa membantu ibu setelah pulang dari bekerja Bu.. "

" Sudah jangan membantah cepat bantu ibu "

Emily merasa bingung kenapa ibunya sampai harus menyuruhnya cuti agar bisa membantu ibunya memasak. Ia juga seharian membersihkan rumah dan merapikan meja.
Setelah bersih-bersih, di atas meja makan ia bertanya lagi kepada ibunya.

" Wah.. enak banget masakan ibu.. tumben-tumben ibu masak banyak.. ibu juga pagi tadi sebelum aku berangkat kuliah juga udah ngasih tau bahwa ibu akan masak banyak. Tapi emang kita mau ngerayain apa Bu? "

" Ah kamu bisa aja.. tidak ada perayaan kok "

" Benarkah?, Aku tadi juga udah ngundang teman aku untuk gabung Bu.. kan ibu bilang ingin masak banyak hari ini.. "

" Apa kamu mengundang teman kamu? Kan ibu ngga menyuruh "

" Tapi apa salahnya Bu, ibu kan masak banyak hari ini mubazir loh kalo hanya kita yang makan Bu.. "

" Ibu nggak senang ya kamu mengundang orang lain tanpa seizin ibu, cepat batalkan undangan itu "

" Emang kenapa bu?, Hmmm tapi dia juga menolaknya dari awal Bu "

" Lain kali jangan seperti itu lagi, apa-apa kamu harus izin dulu sama ibu "

" Hemm iya Bu maaf "

" Sekarang cepat kamu mandi dan bersiap "

" Baik bu "

Setelah Emily mandi dan hidangan telah siap. Terdengar bunyi bel rumah.

" Ahh.. itu mereka sudah datang "

" Hah? Siapa yang datang? "

Lalu ibu membuka pintu Emily juga ikut bersama ibunya penasaran siapa tamu yang datang. Ternyata ada sahabat lama ibunya. Mereka berkunjung untuk menemui Emily.

Gadis Incaran DrakulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang