Amarah

184 36 0
                                    

Setelah pulang dari pemakaman paman Tom. Bryan langsung pulang ke rumahnya. Ia melihat mayat dua orang gengster yang kejam itu dengan bau yang sangat amis. Lalu ia sangat marah. Ia berpikir kalau saja ia datang lebih cepat mungkin tak akan terjadi seperti ini.
Tadinya ia ingin langsung membuang dua mayat itu ke hutan namun karena ia sangat marah. Ia pun secara brutal memutuskan kepala mereka dari tubuh mereka. Darah mengalir dari patahan leher yang terlihat masih tampak segar. Lalu ia mengisi gelas dan bak mandinya dengan darah para gengster itu. Kemudian ia berendam dan minum dengan darah mereka yang masih segar.

" Manusia kejam, dan tak berakhlak "

Sebenarnya Bryan sangat sedih karena paman Tom adalah orang yang sering membantunya. Ia berjanji akan berusaha menjaga istri paman Tom yang sebatang kara.

Ke esokan harinya, Bryan terpikir untuk datang ke rumah istri almarhum paman Tom. Ia mendapati beberapa segerombolan preman yang membawa pisau. Mereka terdiri dari 3 orang. Ternyata salah satu di antaranya adalah rentenir yang sangat kejam. Ternyata ia yang telah menyuruh 2 orang anak buahnya untuk menghabisi paman Tom. Kemudian ia juga memaksa istri almarhum paman Tom untuk menyerahkan rumah mereka. Namun istri almarhum berusaha kuat untuk memberontak. Bryan datang dan menghentikan semuanya. Namun rentenir itu mengancam Bryan.

" Siapa kamu hah?, Jangan mendekat atau saya akan membunuh wanita tua ini "

" Lepaskan saya, lepaskan "

Rentenir itu membekap istri paman Tom dengan memegang pisau di leher nya. Bryan yang kala itu ingin menampakan sosok aslinya namun ia tidak bisa.

" Saya akan, membayar semuanya. Tapi lepaskan dulu ibu itu "

" Apa, mana mungkin bocah ingusan seperti kamu mampu membayar semua utang-utang mereka. Belum juga termasuk bunga yang berbunga. Saya tak percaya. Saya akan mengambil rumah ini dan toko sayur mereka "

" Tidak, saya tidak akan pernah membiarkan kamu mengambil peninggalan suami saya "

Istri paman Tom tetap bersih keras ingin mempertahankan rumahnya. Namun karena menculut emosi rentenir itu. Tanpa berpikir panjang, rentenir itu tak segan-segan ia menggorok leher ibu tua itu sambil bercucuran darah. Tom seketika itu langsung marah. Ia menyaksikan aksi kejam dari rentenir yang biadab itu.

" Kurang ajar... "

Bryan langsung menyerang rentenir itu. Dan ketika itu mereka bertarung. Salah satu anak buahnya membuka jaket Bryan disaat siang hari. Namun Bryan langsung mematahkan leher si rentenir itu. Ia juga menusukkan pisau di kepala dua orang anak buahnya. Seketika ia langsung pergi karena kulitnya hampir terbakar.

Kemudian ada warga yang hendak lewat di pinggir rumah pak Tom. Ia terkejut dan berteriak. Karena satu di antara mereka yang lehernya nyaris putus. Lalu ia segera melapor kepada polisi. Polisi segera menyelidiki kasus pembunuhan brutal yang terjadi di kediaman almarhum pak Tom. Jenazah korban segera di autopsi dan rumahnya langsung di segel. Namun kasus pembunuhan ini sangat aneh. Semua sidik jari mengarah pada segerombolan pria itu. Polisi dapat memastikan bahwa mereka yang telah membunuh ibu Tom. Namun kasus yang masih belum terpecahkan adalah siapa yang telah membunuh ketiga pria itu.

Keesokan harinya Emily mendengar berita bahwa terjadi kasus pembunuhan misterius terhadap segerombolan pria. Ia juga mendengar kabar bahwa ibu Tom juga telah tewas mengenaskan. Lalu ia mencoba untuk memberitahu Bryan. Tapi ia tidak pernah menanyakan nomor handphone Bryan. Ia sempat kebingungan. Dan menanyakan kepada teman-teman mereka. Namun tak ada satupun yang tahu akan keberadaan Bryan. Lalu Emily berusaha menanyakan kepada masyarakat yang tinggal di TKP tentang rumah Bryan. Namun tak ada satupun yang tau. Seketika ia hampir putus asa. Setelah seharian mencari Bryan. Ia juga khawatir kemana Bryan pergi.

Namun ketika malam tiba Emily memutuskan untuk pulang dan akan mengabari Bryan besok di kelas. Saat hendak berjalan melewati perkebunan Emily melihat ada seseorang yang tergeletak di tanah dengan jaketnya dekat semak-semak. Ia spontan berpikir itu adalah Bryan. Kemudian, ia membuka luka bakar di setengah wajah Bryan. Ia sempat menangis dan segera meminta bantuan untuk membawa Bryan ke rumah sakit.

Saat diperiksa, dokter menyimpulkan luka bakar yang di alami Bryan sangat langkah. Lukanya cenderung parah, dan tak kunjung sembuh. Bibir Bryan sangat pucat dan membiru. Dokter juga mengatakan suhu badan Bryan sangat dingin. Berbeda dari manusia normal pada umumnya. Ia tak tau kelainan apa yang diderita oleh Bryan. Ia berusaha terus memberikan obat luka bakar walaupun berhari-hari tak ada perubahan.

Setelah berhari-hari terbaring di rumah sakit. Kala itu Bryan membuka matanya. Ia melihat sosok Emily yang sedang tidur di depannya. Ia baru sadar bahwa matahari telah membakar kulitnya. Ia juga, berusaha untuk mencari darah manusia untuk memulihkan tubuhnya. Namun keadaan itu sulit ia lakukan dengan tubuh lemahnya sekarang.

Saat Emily pergi. Saat itulah ada petugas pembawa makanan pasien. Ia memberikan makanan kepada Bryan. Kemudian Bryan berkata.

" Hey bisakah kau membantuku, "

Pemuda yang bertugas itu terkejut.

" Oh iya ada apa tuan? "

" Saat ini aku perlu sekantong darah, bisakah kau mendapatkannya untuk ku? "

" Tapi untuk apa tuan perlu sekantung darah "

" Kau tidak perlu tau untuk apa. Aku akan memberikan ini jika kau berhasil "

Lalu Bryan melihatkan emas batangan kepada pemuda itu. Kemudian ia langsung bergegas mencari sekantung darah di rumah sakit itu.
Setelah satu jam ia berhasil mendapatkan sekantung darah.

" Tuan, saya berhasil, namun ini golongan darah O, apakah tak apa tuan? "

" Terserah, terimakasih telah membantuku. Ingat tutup mulutmu rapat-rapat tentang kantung darah ini. Atau aku akan menghabisimu. "

" Baik tuan, akan saya simpan rapat-rapat rahasia ini"

" Ini imbalan mu, dan cepat pergi "

" Baik tuan, terimakasih banyak tuan "

Akhirnya Bryan cepat sembuh setelah meminum sekantung darah segar manusia itu. Luka bakarnya semakin hari semakin menghilang. Emily sangat senang mengetahui kesembuhan Bryan, dokter pun merasa sangat takjub dengan kasus yang dialami pasiennya satu ini.

Gadis Incaran DrakulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang