Happy reading...Selir sook-ui menghentakkan kakinya keluar dapur istana. ia tak habis pikir kakaknya sudah berani melawannya. dalam hatinya ia terus mengutuk ratu Yoon alias Jiran sembari melangkahkan kakinya menuju kediaman raja.
"kenapa kau tidak mati saja pas kau jatuh dan tenggelam di kolam. tunggu pembalasanku ratu, hari ini kau akan tamat.. " katanya pada dirinya sendiri.
kini selir sook-ui sudah sampai di kediaman raja. ia melihat kediaman itu sepi tak ada kasim Ha dan dayang sanggung yang bisa bertengger di depan pintu kamar raja. hanya ada beberapa dayang dan prajurit yang tetap berada di kediaman itu untuk berjaga.
selir sook-ui mendekati mereka dan bertanya..
"ada dimana raja sekarang?? " tanyanya pada salah satu dayang. mereka memberi salam hormat sebelum menjawab.
"hormat kami sook-ui mama, raja tengah berada di ruang rapat istana dengan para menteri dan jajarannya." jawab salah satu dari mereka.
"sejak kapan raja meninggalkan kamarnya untuk menghadiri rapat istana??"
"sejam yang lalu mama.. " ucap dayang kediaman raja padanya.
"sial.."
sook-ui berbalik arah meninggalkan kediaman raja dengan hati yang geram. sungguh beruntung ratu yoon karena raja tak ada di kediamannya, padahal dirinya baru ingin melaporkan kelancangan ratu yang mempermalukannya.
di balik itu, Jiran malah tengah sibuk memasak untuk ibu suri dan dirinya... meski memiliki banyak dayang diistana, Jiran lebih senang memasak makanannya sendiri. apalagi memasak memang hobinya dari sejak umur 5 tahun. mainan memasaknya yang dibelikan ayahnya bahkan masih tersimpan rapih di kamar gadis itu didunianya.
para dayang takjub melihat Jiran yang telaten menggunakan pisau dan tungku api. Jiran tampak tak kesulitan dengan hal itu, seperti sudah terbiasa.. tentu saja, ibunya didunianya selalu mengajarkannya meski hidup sekaya apapun kalau dasarnya mereka adalah orang yang tidak bereda. jiran harus tetap mengingatnya, agar gadis itu tidak menjadi manusia yang sombong.
"Junjeong mama, biarkan saya yang melakukannya.. " ucap dayang In tak tega melihat Ratunya berkeringat karena sibuk memasak.
"tak apa dayang In.. aku sudah terbiasa kok. aku juga sekalian memasak untukmu dan beberapa dayang ditempatku.. untuk kalian, memasaklah untuk makan siang kalian dan ibu suri agung. aku tau sook-ui belum memasak untuk makan siang orang tua itu.. " para dayang menatap Jiran bingung. kenapa ratunya berkata orang tua itu, bukankah dia sangat menyangi ibu suri agung dan selalu memanggilnya nenek.. berharap suatu saat nanti, ibu suri agung menerimanya sebagai istri cucu kesayangannya dan menganggapnya pula cucunya.
"sudah kerjakan, sebentar lagi aku akan selesai memasak. oh ya sebelum itu, kalian ada tepung dan ragi?? aku tau hari ini ulang tahun ibu suri agung.. aku ingin membuat kue untuk orang tua itu.. setidaknya aku juga akan membuat kue untuk diriku dan omamama.. sekalian kalian juga deh, tapi carikan coklat juga ya.. ok!!" ucap Jiran..
beberapa dari mereka menunduk memberi hormat kepada Jiran dan bergegas pergi mencari bahan yang ratunya katakan. kemudian sebagiannya lagi sibuk memasak untuk ibu suri agung dan diri mereka sendiri.
di sela-sela kegiatan masaknya. para dayang dapur istana tak sengaja mencium bau sangat harum dari masakan Ratu dan sedikit berharap agar bisa mencicipinya. makanannya berbeda dari yang biasa mereka sajikan untuk kerajaan. makanan itu lebih seperti perpaduan makanan western, indonesia, dan korea. setidaknya Jiran adalah gadis yang multitalent, dia bisa segalanya. kenapa seperti itu?? karena gadis itu memiliki banyak teman dari belahan bumi lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Slip : I'm A Queen [ END ]
Fantasy"Jangan menyentuhku" tepis Jiran pada tangan pria yang ia benci. "sekali lagi kau mencoba untuk menyentuhku, akan kupastikan salah satu tanganmu tak akan ada padamu lagi" ancamnya. pria itu tersenyum kecil.. sejak kapan ratunya berani mengatakan ha...