Happy reading....
Keesokan harinya, raja berjalan menuju kediaman ratu setelah ia melakukan acara salam pagi secara terpisah dengan ratunya.
Sesampainya di kediaman ratu Yoon, raja tampa basa-basi memasuki kamar ratu Yoon tampa mengumumkan kedatangannya. Ratu yang kini sedang beristirahat sembari membaca sebuah buku yang berjudul "cara menjadi wanita yang bijak" yang ia beli di pasar melalui dayang suruhannya, merasa terganggu.
Jiran menatap raja yang kini berdiri tegak di hadapannya. wanita itu berdiri dan memberi hormat kepada raja, setelah itu ia kembali duduk tampa mempersilahkan raja duduk di tempatnya.
"ada apa kau kemari?? " tanya Jiran kembali membuka lembaran buku yang ia baca.
"sikap apa yang kau tunjukkan ini junjeong??" Ryu menatap Jiran kesal. "kau tau kesalahanmu itu apa?? kau itu.. " belum sempat Ryu menyelesaikan perkataanya, Jiran memutusnya duluan..
"ah.." Jiran menutup bukunya. "kau kemari ingin melabrakku karena istrimu itu bukan?? katakan padanya, kau sudah melakukannya.. pergilah dari sini, kediamanku tak menyambut raja sepertimu.. " kata Jiran membalikkan badannya bersiap untuk berbaring.
"kau mengusirku?? " tanya Ryu padanya.
"kau tuli atau apa?? pergi sana, jangan pernah menginjakkan kakimu ke tempat ini.. bukankah kau pernah bilang sampai mati pun kau tak akan pernah menginjakkan kaki ketempat ini?? jangan membuatku harus mengingatkan semua kata-kata kasar, sumpah serapah yang kau tunjukkan padaku jeonha.. sampai mulutku berbusa pun, itu tidak akan selesai.. " jelas wanita itu menutup matanya..
"pergi lah dan jangan tunjukkan wajahmu di kediamanku lagi, atau kau akan menyesalinya.. "
Mendengar ucapan Jiran, Raja ryu pergi meninggalkan wanita itu dengan rasa sedikit kecewa. baru pertama kali wanita itu mengusirnya. Yoon ara yang ia kenal kini benar-benar berubah. dia tak lagi mengemis cintanya. ancaman dari ratu Yoon pun kini sanggup membuat Ryu terdiam tampa perlawanan.
Jiran memegang dadanya yang sedari tadi berdegub kencang. ada rasa sakit yang ia rasakan saat ia mengusir raja dari kediamannya. entah itu milik siapa, miliknya atau milik pemilik asli tubuh ini. rasanya sungguh menyiksa, hingga air matanya jatuh tampa aba-aba..
"sakit.. " ucap wanita itu. "tak apa Jiran, kau sanggup hadapi ini.. maafkan aku Yoon ara, aku melakukannya demi kebaikan kita.. maafkan " tangisnya..
-
-Jiran kini tengah berada di pasar dengan penyamaran sebagai pelayan, agar ia bisa melewati gerbang istana dari penjagaan dengan mudah. wanita itu pergi keluar dengan ditemani dayang In dan seorang pendawal kepercayaannya. Jika kau bertanya apa yang dilakukan Jiran di tempat ini, jawabannya ia kemari untuk menghilangkan rasa jenuhnya di istana..
pasar yang terletak tidak terlalu jauh dari wilayah istana ini sangatlah ramai di kunjungi oleh warga sekitar. berjejer penjual pernak-pernik perhiasan khas jaman ini..
Jiran melangkahkan kakinya di salah satu toko perhiasan norigae. gadis itu melihat-lihat macam-macam norigae yang sangat cantik di matanya, hingga matanya jatuh kepada norigae berwarna hijau cerah yg sesuai dengan jeogorinya..
"dayang In, ini cantik tidak?? " tanya Jiran kepada dayang In, sembari meletakkan norigaenya di dalam lapisan chimanya..
"ne, junjeong.." balas dayang In spontan menyebut Jiran sebagai ratu.
"hush.. dayang In, jangan panggil aku junjeong mama saat kita berada di luar istana.. setidaknya biarkan aku terbebas dari gelar itu meski hanya sebentar.. aku ingin bernafas dengan bebas untuk sejenak dayang In.. " tegur Jiran setengah berbisik. Dayang In mengangguk, dayang itu mencoba memahami keinginan atasannya.
Jiran dan gerombolannya pun pergi meninggalkan toko norigae tersebut, setelah Jiran membeli 5 norigae untuk dirinya dan dayang In pelayannya.
Wanita itu melanjutkan perjalanannya mengelilingi pasar sembari melihat-lihat barang jualan dari toko yang bertebaran di pasar hanyang ini. hari semakin siang, suara bunyi dari perut Jiran, dayang In, dan pengawalnya pun mulai terdengar nyaring ditelinga. kemungkinan cacing-cacing di perut mereka sedang berdemo meminta makanan..
Jiran, dayang In, dan pengawal Park berjalan menyusuri jalan yang ada di pasar untuk menemukan sebuah kedai makanan. hingga akhirnya mereka tiba di sebuah kedai yang tak jauh dari pasar..
"bibi.." panggil Jiran antusias setelah mereka duduk di sebuah meja..
seorang wanita 40-an datang menghampiri mereka..
"ada apa nona?? " tanya wanita itu..
"aku ingin memesan 3 porsi makanan spesial yang ada di kedai ini.. " wanita tua mengangguk mengerti dan kemudian pergi untuk membuat pesanan dari Jiran..
tak perlu menunggu lama, pesanan pun tiba di meja mereka. awalnya pengawal Park malu menyantap makanannya bersama Jiran. Dia merasa tidak pantas duduk bersanding dengan ratunya. Namun Jiran tak suka bila permintaannya ditolak. mau tak mau pengawal Park pun menuruti perintah ratunya itu.
"pengawal Park, ayo duduk bersama kami.. " ajak Jiran pada pengawal Park yang setia berdiri di samping Jiran dan dayang In itu.
"aniimnida junjeong mama.. " tolak pria tampan itu.
"oho.. sudah ku bilang jangan panggil aku dengan gelar itu saat kita berada di luar istana.. sudahlah ayo duduk dan makan,nanti keburu dingin lagi.. " terang Jiran menarik pengawalnya itu untuk duduk di samping mereka.
Pengawal Park menatap ratunya tak percaya, biasanya orang penting seperti beliau tak seharusnya memegang rakyat biasa seperti dirinya..
"sudah ikuti saja apa perintahnya.. " bisik dayang In pada pengawal Park sebelum mereka benar-benar menyantap makan siangnya.
"ne, dayang In"
Pengawal Park mengangguk mengerti dan kemudian mereka pun menyantap makanannya sampai tak tersisa tampa ada rasa canggung di antara mereka lagi...
Selasai dengan kegiatan makan mereka, Jiran, dayang In, dan pengawal Park kembali melanjutkan perjalanan mereka. Rasanya lega bisa terbebas dari pengapnya istana meski hanya sesaat...
Jiran berjalan kesana kemari, hari pun beranjak sore. detik-detik kebebasan akan berakhir beberapa saat lagi. Jiran pun berjalan kembali ke istana.
"hari ini sungguh menyenangkan, terima kasih karena sudah menemaniku dayang In, pengawal Park" ucap Jiran tulus...
"aniimnida junjeong mama. anda tak perlu berterima kasih, itu sudah tugas kami.. " balas dayang In yang di benarkan oleh pengawal Park.
"itu benar junjeong mama. itu sudah menjadi tugas kami sebelum memasuki istana ini"
"tetap saja aku harus berterimakasih untuk apa yang sudah kalian untukku.. terima kasih.. " senyum Jiran. gadis itu mengambil sesuatu dari balik baju ke besarannya. wanita itu sudah berada di istana sejak 10 menit yang lalu...
"ambillah.. " sodor gadis itu..
"ini apa yang mulia?? " tanya dayang In penasaran.
"itu gelang yang kubuat untuk kalian "
"wah ini bagus sekali yang mulia" timpal pengawal Park..
"mulai hari ini kalian bukan hanya dayang dan pengawalku. tapi kalian adalah orang terpenting di hidupku, kalian adalah sahabatku " ucap Jiran yang membuat dua manusia di hadapannya itu memandang tak percaya pada wanita itu..
Sampai disini dulu ya.. soalnya mimin sibuk.. mimin lagi di rumah sakit 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Slip : I'm A Queen [ END ]
Fantasy"Jangan menyentuhku" tepis Jiran pada tangan pria yang ia benci. "sekali lagi kau mencoba untuk menyentuhku, akan kupastikan salah satu tanganmu tak akan ada padamu lagi" ancamnya. pria itu tersenyum kecil.. sejak kapan ratunya berani mengatakan ha...