#Kebenaran Yang Terungkap#

2.9K 287 0
                                    


Happy Reading...

Keesokan harinya, di saat matahari sudah berada di atas kepala. utusan ratu yang sudah pergi meninggalkan istana selama tiga hari dua malam pun kembali dengan bukti yang mereka dapat..

"junjeong mama kami kembali.." ucap mereka serempak..

Jiran tersenyum, menatap mereka satu persatu..

"bagus, apa kalian sudah menemukan pelaku yang menhancurkan kediamanku?? " tanyanya..

"ne, junjeong mama.." ucap dayang Choi, yang di angguki dayang Jung dan pengawal Park.

"syukurlah, dimana mereka sekarang?? orang yang sengaja menghancurkan kediamanku pasti bukan hanya seorang, setidaknya mereka ada dua atau tiga orang.. dimana mereka dayang Choi?? " tebak ratu Yoon.

"di ruang tahanan rahasia kediaman anda junjeong.. " ungkapnya. Jiran mengangguk mengerti. kemudian wanita itu memanggil sanggungnya..

"dayang In.. "

"ne junjeong mama.. " hormatnya..

"bersiaplah, kita akan keruang rapat istana sekarang.." tegas wanita itu menyunggingkan senyumnya..

"ne mama.. "

ratu Yoon berjalan menyusuri setiap sudut istana. cukup tiga puluh menit ia berjalan, kini dirinya tiba di ruang rapat istana.

wanita itu berjalan dengan anggunnya menuju hadapan raja tanpa peduli mata yang kini memandangnya heran. ya bukan hal apa, rapat masih berlangsung dan wanita itu menyela di pertengahan rapat yang sedang membahas kelangkaan air di pinggiran desa yang cukup jauh letaknya dari kerajaan ini dan bukan hanya itu. mereka juga membahas tentang pelengseran ratu karena hal semalam...

"junjeong mama.. " hormat kasim Ha pada Jiran..

cuman kasim Ha yang menghormatinya disini beserta dayang-dayangnya..

"Junjeong apa yang kau lakukan disini?? kami sedang rapat, tidakkah kau lihat itu?? dan bukannya kau sedang dihukum untuk tidak meninggalkan kediamanmu?? " tanya raja ryu. Jiran tersenyum manis pada suaminya..

"memang, tapi ada hal penting yang harus ku ungkap disini.. jika menunggumu bertindak, ku pikir itu akan membuang waktu.. " jawabnya..

"mwo?? "

"jeonha, kau tau bukan bahwa aku bukan orang yang akan memacuni kakakku, keluarga yang satu-satunya berpihak padaku?? " kini ratu yang berbalik bertanya..

"wanita ular, jangan berdusta. kami tau kau rela melakukan apa saja demi tahta.." seorang menteri dari fraksi barat menyela percakapanku dengan raja.

"wanita ular?? " tatap Jiran pada menteri perpajakan yang satu fraksi dengan ayahnya, namun pria itu tak pernah mendukung ratu meski ratu berasal dari fraksi barat.

"bukankah selir yang kau dukung itu yang ular.. dan ya, aku tau tuan Kang kalau kau melakukan korupsi yang cukup besar akhir-akhir ini " para menteri berbisik-bisik sembari melirik menteri Kang..

perpura-pura lah bahwa kalian tidak mengetahui apa-apa. bukannya seluruh fraksi barat tau kalau perdana menteri Kang melakukan korupsi. mereka kan ikut ambil peran dan menerima hasil dari korupsi tersebut.

bahkan fraksi selatan berusaha membongkar kebusukan dari fraksi barat. namun, di setiap penyelidikan, hasilnya tetap saja nihil..

"maksudmu??" tanya raja..

" fraksi barat menaikkan pajak 3 kali lipat dari yang seharusnya dan menteri perpajakan Kang yang bertanggung jawab atas semua itu. ia hanya memberimu laporan palsu setiap bulannya. laporan aslinya ada dalam buku ini" tunjuk Jiran pada buku yang berada di tangan kanannya.

"dan asal kau tau jeonha, bahkan ayah mertuamu dan seluruh menteri di fraksi barat ikut membohongimu dan menutupi kebohongan menteri perpajakan Kang min ho.. " jelasnya..

"junjeong apa-apaan kau, aku ini ayahmu.. bagaimana bisa kau menjatuhkan harga diri ayahmu di depan banyak orang. kau ini dari fraksi barat, bukannya kau seharusnya melindungi kami yang notabennya adalah keluargamu?? " ayah ratu Yoon angkat bicara. pria itu tak tahan dengan sikap putrinya yang membongkar kebusukannya.

"ah tuan Yoon, apakah anda pantas di sebut ayah?? " mata perdana menteri Kang menatap putrinya bingung. "apakah seorang ayah tega menghancurkan masa kecil dan masa depan putrinya?? apakah seorang ayah tega membuat putrinya hampir mati karena anak tirinya?? kau tak pantas di panggil ayah perdana menteri Yoon. bagiku ayahku sudah mati bersama kenangan yang sudah ku kubur dalam-dalam di dalam hatiku. jadi jangan berfikir kau ini ayahku.. " bentak ratu Yoon.

raja ryu yang melihat kilatan emosi dalam istrinya. ia pun segera mengambil tindakan, agar wanita itu tidak terkalut dalam emosi yang hampir mengusai dirinya..

"junjeong.." panggil raja ryu.. "sudah cukup, jangan terbawa emosi.. "

"waeyo jeonha?? anda tak ingin mendengar kebenaran bahwa selir kesayangan anda dan ayah mertua anda mencoba membunuhku dua kali, dan tak lupa nenek anda pun ikut campur dalam usaha itu. termasuk kejadian semalam, usaha untuk melengserkanku dengan jalan meracuni kakakku sendiri.. anda tak ingin aku membongkar itu juga?? " Jiran menatap suaminya nanar..

"apa maksudmu junjeong? "

"usaha pembunuhanku di kediamanku saat aku belum memasuki istana dan saat aku sudah menjadi permaisuri di kerajaan ini. waktu itu di taman belakang istanaku, aku hampir mati karena tenggelam di dalam kolam.. kau berfikir aku berusaha mencari perhatianmu, sehingga dengan teganya aku bisa melukai diriku sendiri. padahal itu adalah usaha pembunuhan yang di lakukan selir tercintamu kepadaku.. " jelas Jiran tanpa sadar air matanya terjatuh..

"dan dengan teganya kau tak menjengukku di saat hidupku hampir di ambang kematian. kau malah memilih penghampiri selirmu dan bersenang-senang bersamanya. kau tak pantas di panggil suami dan raja untuk negeri ini.. karena seseorang raja tak pernah dengan bodohnya percaya terhadap rubah yang ingin menguasai negeri ini dengan ambisinya.." jelasnya pada suaminya..

begitu banyak penderitaan yang di alami Yoon ara selama berada di istana ini. tak ada yang berpihak padanya. hanya ibu suri, ibu mertuanya yang selalu berada di sampingnya untuk mendukung wanita itu. suaminya  bahkan tak pernah memandangnya sama sekali...

dan sekarang apa?? tatapan bersalah dari suaminya yang kini membuatnya merasa muak. nasi sudah menjadi bubur, rasa penyesalan raja saat ini. bagi Jiran hanyalah hal yang sia-sia.

luka memang bisa sembuh, tapi bekasnya tidak akan pernah hilang..

"junjeong maafkan aku.. " ucap raja ryu tulus. ratu menghapus air matanya saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut suaminya..

"tak ada gunanya, bahkan sampai air matamu berubah darah pun.. aku tak akan pernah bisa memaafkanmu sepenuhnya. luka memang bisa sembuh, tapi bekasnya tidak akan pernah hilang.. meski kau akan menguras air laut untuk mendapat maafku, itu tidak akan cukup atas berapa banyak luka yang sudah kau berikan padaku.. sayatan demi sayatan, tatapan menjijikkan dari orang-orang untukku.. aku tak bisa memaafkan itu, bahkan sampai aku mati pun, luka itu akan selalu bersamaku.. " ungkapnya..

raja ryu semakin kalut dari rasa bersalahnya. ia mengutuk dirinya yang begitu bodohnya menutup matanya untuk ratunya. menambah luka di setiap sudut diri wanita itu ..

di balik kalutnya raja atas rasa bersalahnya itu. Kaisar Zhou yang berada di luar menunggu giliran untuk ikut mengungkap kejahatan selir Sook-ui dan ibu suri agung. tak tahan setelah mendengar adiknya menangis. ia pun memutuskan untuk masuk sekarang..

"meimei.. " ucap pria itu medekati adiknya..

semua mata menatap raja Zhou heran. bukannya dia tengah pingsan sekarang karena keracunan ?? tapi mengapa ia bisa berada di tempat ini dengan badan yang begitu segar??

"oppa.. " panggil ratu, raja Zhou langsung memeluk adiknya untuk menenangkannya..

Sekian dulu ya dari mimin.. entar di sambung lagi. jangan lupa vote and comment.. ok..

Time Slip : I'm A Queen [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang