•#•#•#•"Lalu, aku berhasil keluar dari tempat ini setelah itu."
Renjun menaikan alisnya heran sambil menunjukan ekspresi bertanya-tanya.
"Bentar... Tempat ini??"
Jaemin mengangguk menjawab pertanyaan Renjun di hadapannya.
"Iya, tempat ini."
"Hah.. Jadi.. Disini tempat kejadian itu berlangsung? Tempat kau kehilangan orang tua mu?"
Lagi-lagi, Jaemin mengangguk menanggapi pertanyaan dari Renjun. Renjun reflek mengalihkan pandangannya takut pada seluruh penjuru rumah yang tengah ia tempati itu.
"Uhm... Bukannya di berita kau dinyatakan hilang? Bagaimana kau bisa tinggal disini tanpa sepengetahuan orang kalau kau itu anak yang hilang itu?"Renjun.
"Aku belum lama pindah kesini. Aku berbohong kepada orang-orang disini kalau aku telah membeli rumah ini dengan harga murah dari pemilik sebelumnya"
"Ahh..... Lalu sebelum kau kembali kesini, kau kemana?"
"Entah.. Pada saat itu aku berjalan tanpa arah hanya berbekal ransel hitam peninggalan kedua orangtuaku.."
"Memangnya apa isi dari tas itu?"
"Berkas-berkas pribadiku seperti akta lahir, dsb. Sebuah kunci apartemen, kartu atm dan buku tabungan. Aku tak menyangka kedua orang tuaku memiliki tabungan sebanyak itu yang cukup untuk membiayai kehidupanku sampai sekarang."
"Jadi sejak kau umur 7 tahun kau tinggal sendirian?? Dimana??"
"Iya, di apartemen milik orangtuaku di Gangnam."
"Wah... jinjja?? (benarkah) dan kau juga hidup sambil menutupi identitasmu selama 10 tahun??"
Jaemin mengangguk apa adanya. Sangat bertolak belakang dengan Renjun yang mulutnya sudah tak henti terbuka karena terkejut.
"Lalu bagaimana kau bisa sekolah dan lain-lain?"
"Injun-ah, banyak hal ilegal di dunia ini kau tahu? Tentu saja aku membuat identitas palsu. Semua kehidupanku, aku urus sendiri dengan beralasan ayah dan ibuku terlalu sibuk untuk menguruskannya untukku. Asal kau tahu marga asliku juga bukan Na"
"Yak! Jaemin-ah kau bisa ditangkap polisi tahu!!!"
"Lalu? Kenapa harus takut dengan sesama manusia? Hanya seragam yang mereka pakai yang membedakannya bukan?"
Renjun membungkamkan mulutnya. Kedua mata Jaemin ia tatap dengan ekspresi seakan memarahinya bagaikan seorang ibu. Jari telunjuknya ia arahkan pada depan wajah Jaemin kemudian ia gerakan kekiri dan kekanan.
"Ehem... Tidak boleh"
Renjun juga menggelengkan kepalanya gemas. Sambil ia pejamkan matanya sekilas.
"Itu. Illegal. Kau. Bisa. Di. Penjara.
Renjun menarik nafasnya, kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill Me - JAEMREN ft. NCT Dream
Fanfiction[END] Berawal dari hal yang tak terencana. Menjadikan benda hitam yang kerap orang sebut pistol itu sebuah saksi bisu pada awal mula kisah cerita persahabatan mereka berdua. Dan juga berlima. (Mark + 00L) Siapa sangka? Takdir mempertemukan 'pembunuh...