•오 ; 𝔡𝔬𝔫'𝔱 𝔰𝔞𝔶 𝔦𝔱, 𝔬𝔯 𝔢𝔩𝔰𝔢..

8.3K 1.3K 268
                                    


~•*•*•*•~

Renjun memasuki kelasnya tanpa berpamitan dengan Jaemin. Senyum manisnya masih menempel sempurna pada wajah si empu saat ia melangkahkan kakinya menuju mejanya. Jaemin di belakangnya tanpa disadari juga ikut mengembangkan senyumnya melihat lelaki dihadapannya.

Saat merasa puas dengan senyumnya, Jaemin mengembalikan kesadarannya dengan menampar pipi nya sendiri dan mengubah wajahnya kembali datar.

"Jaemin ah kau masih ingat cara untuk tersenyum?" batinnya.

Jaemin segera berjalan menuju kelasnya yang terletak tak jauh dari kelas milik pemuda manis itu. Renjun kembali membalikkan badannya saat merasa pemuda bermarga Na itu berjalan menjauh dari kelasnya. Senyuman tipis itu kembali terukir di wajah manis miliknya.

"Dasar manusia tsundere. Kalau khawatir ya bilang saja"

Renjun pun mendudukan bokongnya pada kursi miliknya di baris paling depan kelas.

•#•#•#•

Bel istirahat pun berbunyi setelah hampir 4 jam semenjak pelajaran pertama dimulai pagi tadi. Kini matahari dengan teriknya memancarkan sinarnya diatas langit. Para murid berhamburan menuju tempat dimana semua orang dapat memenuhkan isi perutnya yang sudah teriak meronta-ronta meminta untuk diisi.

Kantin sekolah seperti biasa akan selalu ramai di jam-jam istirahat seperti ini. Semua murid sedang menyantap makanan siangnya nikmat seusai otaknya di kuras habis saat pelajaran tadi.

Contohnya lelaki muda yang kini sedang menikmati makan siangnya di meja panjang seorang diri. Dari kejauhan, Renjun sudah dapat melihat pemuda bermarga Na itu tengah menghabiskan waktu istirahatnya sendiri. Renjun kemudian dengan cepat mengambil nampan dan mengisi beberapa makanan yang menurutnya cukup dan berjalan menghampiri pemuda itu.

Tanpa ragu dan basa-basi, Renjun meletakkan nampan nya di meja berhadapan dengan Jaemin. Kemudian mendudukkan dirinya dihadapannya. Jaemin menatap Renjun heran dengan tatapan dingin dan cueknya.

"Hehehe" Renjun hanya bisa membalas tatapan Jaemin yang ia yakini sedang terheran heran dengan cengengesan khas miliknya.

"Punya hak apa kau duduk di depanku?" Jaemin.

Renjun kemudian mengubah ekspresinya datar dengan wajah kesal.

"lalu PuNyA hAK apA KAu mELarAnGkU??" Renjun senyum sinis pada Jaemin.

"terserah dirimu saja Renjun-ssi"

"Tunggu! Perasaan baru tadi pagi kau menggunakan kalimat informal padaku ditambah penyebutan namaku tanpa ada '-ssi' nya. Namun kenapa tiba-tiba kau mengubahnya lagi."

Jaemin terlihat berfikir sebentar kemudian memorinya membawa nya kembali pada kejadian tadi pagi. Benar saja, ia baru ingat bahwa tadi pagi dengan seenak jidat ia berbicara nonformal pada Renjun.

"Oh.. aku tak menyadarinya. Jadi apa tujuan mu menampakkan dirimu di hadapanku sekarang Renjun-ssi?"

Dengan cepat Renjun mengerucutkan bibirnya.

"Padahal aku sudah nyaman jika dia tidak menggunakan formalitas padaku.." gumamnya kecil.

Walau suara tersebut hampir tenggelam di tengah keramaian kantin, Jaemin masih sanggup mendengarnya dan berusaha sekeras mungkin untuk menahan senyumnya.

"hmm tidak apa-apa sih.. hanya karena aku sendirian dan kau juga sendirian, jadi mengapa tidak bersama saja." jawab Renjun.

"Baguslah. Kukira kau ada disini untuk menggentayangiku minta untuk dibunuh"

"Hehe sebenarnya iy-"

"Sekali lagi kau mengucapkan itu bibirmu akan ku rapatkan pakai lem super"

Renjun menggantungkan kalimatnya dengan mulut terbuka lebar tak percaya.

"BAIKLAH BAIKLAH! tapi sebelum kau berbuat sesuatu dengan bibirku, bibirmu akan ku potong terlebih dahulu menggunakan gergaji, wlee" Renjun menjulurkan lidahnya mengejek sang empu di hadapannya.

Jaemin tertawa kecil mendengar kalimat sarkas dari pemuda mungil di depannya. Tapi kemudian keheningan menyelimuti mereka seusai percakapan singkat tadi. Hanya dentingan sumpit dan sendok terdengar diantaranya. Tentu, dibantu oleh suasana ramai obrolan-obrolan para murid di balik mereka yang tak terdengar jelas sangking ramainya.

"Tapi Jaemin, kapan kamu akan membun- IYA IYA JAEMIN DUDUK! MENJAUH SANA DARIKU"

Kalimat Renjun lagi-lagi terpotong untuk kesekian kalinya karena pria yang ia ajak ngobrol barusan sudah berdiri dan mengeluarkan lem super dari kantung celananya.

"Ehey... kedatangan tamu siapa nih Jaem??"

Renjun dan Jaemin kemudian mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara. Masih dengan posisi yang sama seperti tadi, mereka melihat 3 lelaki tampan lainnya mendekat kearah mereka. Jaemin kemudian memundurkan posisinya dan terkekeh kecil.

Jaemin melakukan 'handshake' seperti biasa kepada mereka bertiga.

Ketiga lelaki itu menatap Renjun bertanya-tanya. Sebaliknya dengan Renjun pun menatap mereka bertiga bingung.

"Oh ini Renjun, dia- uhm"

Jaemin menghentikkan kalimatnya karena ia sendiri pun bingung Renjun itu siapa nya dia. Tak mungkin jika ia mengatakan pada teman-temannya bahwa ia bertemu Renjun karena hendak membunuhnya. Tidak, mereka bertiga tidak mengetahui sisi Jaemin yang kejam itu.

"Annyeonghaseyo, saya Huang Renjun siswa kelas XII-4. Orang yang akan dibunuh Jaemin"






> See You Next Chapter <
Chapter Selanjutnya : 22 Mei 2020

Nahloh Renjun to the point banget 😭 Nasib Jaeminnya gimana ngejelasin ke temen-temennya :(

Kill Me - JAEMREN ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang