•사십일; 𝔰𝔬𝔯𝔯𝔶 𝔫𝔬𝔱 𝔰𝔬𝔯𝔯𝔶

5K 814 44
                                    


•#•#•#•

DORR

Mark dan Jeno terbelalak kaget. Mereka menatap satu sama lain.

"Hyung?? Kau dengar kan?" Jeno.

Mark mengangguk dan menggigit kukunya gugup.

"Iya.. Ku dengar.."

Tiba-tiba, para penjaga atau lebih dikenal bodyguard berlari melewati ruangan tempat Mark dan Jeno berada. Penjaga yang semula mengawasi keduanya juga ikut berlari panik keluar.

"Bagaimana dengan Jaemin dan Haechan, hyung?!" Jeno.

Beberapa saat yang lalu, Haechan berhasil kabur dari tempat yang mengurung ketiganya demi menolong Jaemin.

"Tak tahu.. Sebaiknya kita juga pergi dari sini dan cari keberadaan Jaemin dan Haechan" Mark.

Jeno mengangguk dan menuruti pendapat Mark. Keduanya kemudian berjalan mengendap-endap menuju tempat dimana semua orang tadi berlari.

Tepat di depan sebuah ruangan yang besar, pintunya terbuka lebar memperlihatkan keributan yang luar biasa di dalamnya. Seluruh orang berjas formal hitam nampak tengah menyerang 2 insan yang menjadi targetnya. Siapa lagi jika bukan,

"JAEMIN! HAECHAN!" Mark.

Mark dan Jeno tanpa ragu langsung memasuki situasi keributan itu untuk membantu Jaemin dan Haechan yang kewalahan melawan sepuluh pria. Hebatnya, Jaemin dan Haechan berhasil menumbangkan 4 orang sehingga yang tersisa sekarang hanyalah 6 orang.

Mark dan Jeno yang masih memililki energi penuh dengan cepat menumbangkan mereka satu-persatu. Bertolak belakang dengan Jaemin dan Haechan yang tergolong lambat akibat energi mereka yang telah terkuras sebelumnya.

Chanyeol berdiri tak percaya, sorot matanya menampilkan kekhawatiran. Dari 10 orang tadi, kini yang tersisa hanyalah dua orang. Kedua orang yang tersisa itu merupakan lawan Jaemin dan Haechan.

Tenaga Jaemin semakin terkuras setiap detik, sialnya ia mendapatkan lawan yang memiliki stamina yang sungguh besar.

"Aaakh!"

Jaemin terjatuh sesaat setelah tinjuan dilayangkan pada wajahnya yang tak berhasil ia tangkis.

"JAEMIN!!"

Mark berlari membantu Jaemin untuk berdiri. Pria yang sebelumnya menjadi lawan Jaemin, Jeno ambil alih agar tak melukai Mark dan Jaemin yang tengah teralihkan fokusnya.

Saat hendak kembali berdiri, Jaemin merasakan adanya sesuatu di balik saku dalam jaketnya. Ia sontak mengeluarkannya dan terdapat benda hitam yang sangat mematikan, pistol. Ia merutuki dirinya sendiri karena telah melupakan senjata kecil yang ia selalu bawa dari rumahnya. Tanpa berlama-lama Jaemin membidik pistolnya kearah orang-orang itu.

DORR

DORR

Jaemin berhasil menumbangkan 2 orang yang tersisa dengan pelurunya. Mereka akhirnya dapat bernafas dengan lega. Ruangan besar itu mendadak dipenuhi dengan suara deruan nafas yang berat. Cukup untuk menunjukan betapa melelahkannya pertaruhan tadi.

Jaemin perlahan bangkit dan berdiri. Ia berjalan santai membuat jarak antara dirinya dan Chanyeol semakin menipis.

20 meter

15 meter

10 meter

Jaemin menghentikan langkahnya tepat saat jarak diantaranya dan Chanyeol berjarak 10 meter.

"Habis ya? Pasukannya?" Jaemin.

Chanyeol terdiam, berusaha untuk terlihat tenang walaupun sebenarnya otaknya tengah bekerja keras untuk berfikir rencana apa yang akan ia lakukan berikutnya.

Jaemin memasang mimik wajah 'oh' namun dengan adanya sentuhan menjengkelkan di antaranya.

"Padahal masih ada satu peluru yang tersisa" Ucap Jaemin sembari membuka bagian dari pistolnya yang masih terdapat peluru. Chanyeol menegaskan rahangnya. Ia berjalan cepat kedepan berniat untuk menyerang Jaemin.

Grepp

Jaemin menahan kepalan tangan Chanyeol yang sudah siap melayang menuju dirinya. Jaemin tersenyum miring.

bugh

"Aghh!"

Jaemin meninju perut Chanyeol.

Tak terima, Chanyeol kembali membalas Jaemin dengan kemampuan bela diri semampunya. Baku hantam terjadi untuk beberapa saat, hanya melibatkan kedua insan itu dengan 4 pasang mata yang menyaksikan tanpa ada niatan mengikut campur.

BUGHH

Pada akhirnya, Chanyeol tumbang dan tersungkur ke lantai. Chanyeol mencoba untuk kembali berdiri namun todongan pistol dari Jaemin berhasil menghentikannya.

"Selama 10 tahun, ku terus berharap secepatnya dapat membunuh orang yang telah berani merenggut kebahagiaanku. Dan.. Sepertinya, malam ini akan menjadi hari dimana harapan itu akan terkabulkan. Satu gerakan dari jari manisku ini dapat langsung mengakhiri hidupmu detik ini juga" Jaemin tersenyum.

Drapp

Drapp

Suara langkah lari yang terburu-buru secara tiba-tiba terdengar jelas menggema di bangunan itu. Jaemin tersenyum miring saat melihat siapa yang telah datang melalui ekor matanya.

"Tapi sorry not sorry, aku ingin kau merasakan derita yang jauh lebih sengsara dari kematian. Melihatmu menua di balik sel penjara tanpa bisa melakukan apapun jauh lebih asik bukan?"

Jaemin tersenyum kemenangan.

"Kau fikir selama ini kau tidak melakukan hal yang serupa denganku?! Kau sama saja denganku bodoh!" Chanyeol.

"Whoops.... Tentu berbeda. Kau mau tau bedanya? Perbedaannya, aku adalah orang yang berani menanggung resiko dan hukuman yang akan ku dapati. Tidak sepertimu, pengecut yang hanya bisa bersembunyi dibalik tubuh seseorang menggunakan hartamu" Jaemin.

"Eomma... Appa... Jaemin..."

Seluruh pasang mata kecuali Jaemin menghadap kearah Renjun yang baru saja menapakan kakinya di tempat itu. Jaemin sudah mengetahui kedatangan sosok itu dari beberapa saat yang lalu.

Jaemin melepaskan senjata api hitam itu membiarkannya terjun menghantam lantai.

Renjun dibuat kaget dengan situasi kacau di dalam ruangan itu. Para penjaga yang tumbang berserakan di lantai dan juga adegan tak mengenakan di tengah ruangan.

"Satu lagi.. Kau salah besar telah menyia-nyiakan kehadiran malaikat tanpa sayap di hidupmu. Membiarkan malaikat itu kau perlakukan bagaikan budak. Perbuatanmu selama ini padanya akan menjadi sebuah penyesalan terbesar dalam hidupmu. Kau akan mengerti apa yang ku maksud saat hari dimana penyesalan itu datang." Lanjut Jaemin mengabaikan panggilan Renjun.

Sampai tiba-tiba...

DORRR

Suara ledakan pistol memenuhi seluruh penjuru bangunan itu.

"RENJUN!"




> See You in the Next Chapter <

Kill Me - JAEMREN ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang