LONG & TEARY CHAPTER ALERT
•#•#•#•Renjun dikejutkan dengan pemandangan di hadapannya. Sekitar 10 orang terkapar lemah di lantai dan juga kedua orang tuanya dan para sahabatnya berkumpul di tempat yang sama. Tentunya dalam situasi yang tak mengenakan, Ayahnya tengah di todong pistol oleh Jaemin.
"Eomma... Appa... Jaemin..."
Seluruh raga disana kecuali Jaemin mengalihkan pandangannya pada Renjun. Jaemin mengabaikan panggilan Renjun dan memutuskan untuk melanjutkan percakapannya dengan Chanyeol.
"Satu lagi.. Kau salah besar telah menyia-nyiakan kehadiran malaikat tanpa sayap di kehidupanmu. Membiarkan malaikat itu kau perlakukan bagaikan budak. Perbuatanmu selama ini padanya akan menjadi sebuah penyesalan terbesar dalam hidupmu-"
Pergerakan kecil dari Wendy di belakang berhasil merengut atensi Renjun. Dari balik meja besar itu, mata Renjun mengangkap pergerakanWendy yang nampak tengah meraba-raba laci meja dengan perlahan.
Deg
Wendy mengeluarkan sebuah pistol dari balik laci itu. Renjun membolakan matanya sempurna. Ia menatap kedua mata Wendy yang dipenuhi aura gelap yang terus-menerus tertuju pada Jaemin.
"Tidak eomma.. Jangan.." Batin Renjun.
"Kau akan mengerti apa yang ku maksud saat hari dimana penyesalan itu datang." Jaemin.
Wendy dengan cepat mengangkat pistol itu kearah Jaemin. Dan..
DORR
Suara peluncuran peluru itu menggema keras di seluruh penjuru ruangan.
Darah segar mengalir deras dari dadanya.
Bukan Jaemin...
Tapi...
Renjun...
Ia berhasil menutupi tubuh Jaemin dengan miliknya sesaat sebelum Wendy meluncurkan isi pelurunya.
"RENJUN!!" Jaemin sontak menopang tubuh Renjun dengan kedua lengannya.
Wendy terbelalak kaget, ia menjatuhkan pistolnya lemah. Tangannya bergetar, kakinya terasa lemas.
"Putraku..." Ucap Wendy bergetar.
Haechan, Mark dan Jeno dengan panik berlari mendekat pada Renjun.
Brukk
Renjun terjatuh tak dapat menopang lagi tubuhnya. Jaemin dengan sigap memangku kepala Renjun pada pahanya dengan tangan yang terus menutupi luka Renjun agar darah tak terus mengalir sesuka hatinya.
"Renjun bertahan! Kumohon bertahan!" Ucap Jaemin bergetar.
Chanyeol masih terdiam di posisi yang sama, ini semua terasa seperti mimpi. Masing tak percaya, Chanyeol merangkak pelan menuju Renjun. Putra satu-satunya.. terkapar lemah di lantai akibat ulah sang istrinya sendiri.
"PANGGIL AMBULANS!" Haechan berteriak.
Dengan tangan bergetar, Mark menelepon ambulans untuk segera datang.
"Renjun, Renjun kumohon jangan tutup matamu. Kau bisa mendengarku kan? Kumohon jawab aku Renjun!" ucap Jaemin yang mulai berkaca-kaca.
Renjun masih memiliki kesadaran. Ia masih bisa membuka kelopak matanya walau hanya sedikit.
"J-Jaemin... Maafkan aku... Ke-jadian 10 tahun lalu... harus terulang... Di depan mata kepalamu sendiri.. Lagi.." Ucap Renjun tak berdaya.
"Tidak! TIDAK! Kejadian itu tak akan pernah boleh terulang lagi! Kau harus bertahan! AMBULANSNYA MENGAPA TAK KUNJUNG DATANG?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill Me - JAEMREN ft. NCT Dream
Fanfic[END] Berawal dari hal yang tak terencana. Menjadikan benda hitam yang kerap orang sebut pistol itu sebuah saksi bisu pada awal mula kisah cerita persahabatan mereka berdua. Dan juga berlima. (Mark + 00L) Siapa sangka? Takdir mempertemukan 'pembunuh...