• 십일; 𝔴𝔥𝔢𝔯𝔢'𝔰 𝔶𝔬𝔲𝔯 𝔭𝔞𝔯𝔢𝔫𝔱𝔰?

7.4K 1.1K 20
                                    


•#•#•#•

"Injun-ah, duduklah disini. Akan kubuatkanmu bubur, kau harus makan untuk meminum obat."

Renjun berjalan menghampiri Jaemin yang berada di dapur dan duduk di kursi meja makan putih yang cukup besar.

"Padahal tak usah repot-repot Na.." Renjun.

Renjun kemudian mengedarkan pandangannya pada rumah yang cukup besar itu. Ia melirik-lirik pada setiap sudut rumah itu. Rumah itu terlihat sangat sunyi. Kondisi rumah itu juga terlihat tak terawat. Beberapa bagian dinding putih rumah itu terdapat rembesan air yang ia duga berasal dari hujan. Interior yang sedikit tertinggal jaman dan tentunya gorden yang masih setia tertutup rapat membuat suasana rumah itu semakin memprihatinkan.

Renjun membangkitkan tubuhnya kembali dari kursi yang baru saja ia duduki. Renjun berjalan menyusuri bagian-bagian rumah itu. Jarinya menyentuh meja hias yang berhasil membuat gumpalan debu yang kotor.

"Jaemin rumahmu terlihat sangat sepi dan tak terawat. Apakah kamu tinggal sendirian? Sayang sekali rumah yang cukup besar ini kau gunakan hanya untuk seorang diri tanpa dapat merawatnya dengan baik."

Renjun mengambil bingkai foto yang ada di rak lemari di hadapannya. Nampak jelas wajah Jaemin yang masih sangat imut bersama dua orang di belakangnya yang ia yakini adalah orang tua Jaemin. Renjun ikut tersenyum melihat potret kebahagiaan keluarga kecil dalam bingkai sederhana itu.

"Kemanakah kedua orangtua mu, Na? Apakah mereka sedang bertugas di luar kota?" Tanya Renjun.

Jaemin menghentikkan aktifitasnya memotong beberapa daun bawang di hadapannya. Jaemin menunduk menatap tumpukan sayur didepannya kosong. Sorot matanya kini di penuhi amarah dan kesedihan dalam sekaligus. Air mata di pelupuk matanya mulai sedikit menggenang.

"Nana?"

Renjun memanggilnya kembali karena merasa pertanyaannya tak kunjung di jawab oleh Jaemin. Renjun memundurkan beberapa langkahnya agar dapat melihat Jaemin di dapur yang rupanya tengah menunduk.

"M-maaf"

Jaemin mengangkat kembali wajahnya untuk menjawab pertanyaan Renjun setelah mengontrol emosi nya yang hampir meledak.

"Ya, mereka bertugas pergi ke tempat yang sangat jauh. Tempat yang tak kunjung kutemui dan mungkin tak akan pernah dapat kukunjungi dalam keadaan hidup."

Renjun tak cukup bodoh untuk mengerti kalimat yang di ucapkan Jaemin. Renjun kemudian meletakkan kembali bingkai foto yang ia genggam tadi. Renjun berjalan kembali ke dapur tepatnya kearah Jaemin.

Jaemin merasakan kehangatan ketika Renjun datang menghampirinya untuk memberikan pelukan yang sudah lama tak ia rasakan.

"Semua akan baik-baik saja Jaemin-ah"

Kalimat Renjun semakin membuat hatinya luluh. Perlakuan Renjun pada dirinya membuat Jaemin mengingat kembali kedua orang tuanya.


"Eomma hiks temanku meledekku karena potongan rambutku! Mereka memanggilku sinchan karena ini huhuuuu ini semua karena eomma!"

"ckckck"

Irene hanya bisa terkekeh kecil melihat putra kecilnya merengek pada dirinya.

"maafkan eomma Jaemin-ah. Karena hasil karya eomma membuatmu harus di perlakukan seperti itu oleh temanmu."

Irene kemudian memeluk Jaemin dan mengusap pundak Jaemin.

"Semua akan baik-baik saja Jaemin-ah.."


Jaemin tersenyum pahit saat ingatan itu kembali terputar di otaknya. Kala itu Jaemin hanyalah bocah ingusan yang sangat manja pada ibunya. Jaemin kemudian melepas pelan pelukannya dengan Renjun.

"Terima kasih Injunie, aku baik-baik saja"

Jaemin memberi senyuman manisnya pada pemuda dihadapannya.

"Sekarang kau duduk lah di meja makan, sebentar lagi buburnya akan matang"

Renjun kemudian membalas kembali senyumannya ditambah deretan gigi yang terlihat. Renjun menuruti perintah Jaemin dan kemudian mendudukkan dirinya di kursi tanpa ada niatan kembali mengelilingi rumah itu.

•#•#•#•

"Bagaimana? Enak tidak?" Jaemin.

"He'em enakkk sekali

Darimana kau mempelajari cara memasaknya Jaem?" Renjun.

"Yang seperti sudah kau ketahui, aku sudah terbiasa hidup sendiri. Maka aku sudah mempelajari cara memasak sendiri sejak dahulu"

Renjun mengangguk sebagai respon. Renjun tengah menikmati semangkuk bubur yang Jaemin buatkan untuk dirinya. Kesunyian menghampiri mereka untuk sesaat. Jaemin masih asik menatap pemuda dihadapannya yang kini sudah terlihat jauh lebih membaik dari semalam. Suhu tubuhnya sudah menurun menjadi 37 derajat saat ia mengeceknya tadi.

Renjun menggerakan lengannya untuk melihat jam tangan yang setia melekat di pergelangannya setiap saat. Renjun terkejut melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 siang.

"Eohh?? Aku lupa hari ini masih hari Jumat!! Kau seharusnya sekolah Nana yaa!! Lihat ini sudah waktunya jam istirahat kedua!!"

"Lalu bagaimana denganmu Injun-ah? Kau sendiri juga tidak pergi bersekolah tuh"

"Uhmm-- itu... Huft-"

"-Sejujurnya aku sangat benci sekolah. Aku sudah menunggu-nunggu sejak lama dimana aku bisa memboloskan diriku di sekolah sekali saja dalam hidupku dan sepertinya hari itu adalah hari ini hehe."

"Wah..."

Jaemin menatap tak percaya pada pemuda tampan di hadapannya.

"Eitss~ tapi aku punya alasan juga untuk membolos hari ini! Semua barang-barang ku ada di rumahku termasuk seragam dan perlengkapan sekolah. Aku pun tak akan pernah mau kembali ke rumah monster itu. Aku ingin pergi sejauh mungkin dan bahkan ke tempat yang tak akan pernah mereka temukan hehe."

Renjun menampakkan senyum giginya manis. Jaemin tak tahu harus merespon apa pada Renjun. Ia merasa hatinya sedikit tergelitik mendengar pengakuan darinya. Tapi melihat mood Renjun yang tengah ceria, ia tak mau merusaknya. Jaemin memendam perasaan yang sedikit campur aduk itu.

"Taukah kamu, grup chat angkatan kini sedang ramai membicarakan siswa teladan Huang Renjun yang hilang tanpa jejak. Ceklah ponselmu, dari tadi notif dari ponselku tak kunjung berhenti membicarakanmu."

"Hah?? Benarkah?? Tapi aku meninggalkan ponselku di rumah."

"Yakk! Lalu kemarin kau berlarian ditengah kota hanya bermodal jiwa dan raga??"

"Ya seperti itulah. Lagian aku tahu jika aku membawa ponselku, appa akan dapat melacak keberadaanku dengan teknologi yang ia miliki. Aku juga hanya berbekal dompet ku yang diberikan penjagaku sebelum....

Uhh Sebelum..."

Renjun memainkan jari kukunya gelisah dibawah meja.

"Injun-ah kau tidak perlu menceritakannya kepadaku jika kau belum siap. Aku akan tetap  menunggumu saat kau sudah bersedia menyeritakan semuanya padaku."

"Uhmm baiklah. Terima kasih Nana yaa"

Renjun benar-benar merasa terharu dapat dipertemukan dengan seseorang yang sangat memperdulikannya. Renjun hanya bisa tersenyum indah untuk membalas kebaikan pemuda bersurai biru itu.

"Sekarang bersihkanlah dirimu di kamar mandi. Gantilah pakaianmu karena itu terlihat sangat kotor. Aku sudah menyiapkan pakaian yang bisa kau gunakan didalam."

Jaemin tersenyum ramah pada Renjun yang tentunya dibalas dengan senyum yang tak kalah manis. Renjun menuruti Jaemin yang kemudian berjalan menuju kamar mandi, sesuai dengan perintahnya.




> See You Next Chapter <
Chapter selanjutnya : Besok, 01 Juni 2020



guys aku mau tanya, kalian lebih suka aku update jam berapa? dan jadwal updatenya juga mau ku ubah 😃

meningan 2 hari sekali double update atau setiap hari upate 1 chapter? comment juseyooongg~

Kill Me - JAEMREN ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang