[END] Berawal dari hal yang tak terencana. Menjadikan benda hitam yang kerap orang sebut pistol itu sebuah saksi bisu pada awal mula kisah cerita persahabatan mereka berdua. Dan juga berlima. (Mark + 00L)
Siapa sangka? Takdir mempertemukan 'pembunuh...
Haechan kehilangan jejak Renjun. Itu semua karena dompetnya yang kekurangan akan uang tunai. Sialnya, alat pembayaran untuk kartu kredit taksinya sedang mengalami gangguan. Sehingga, sang supir tak memperbolehkan Haechan turun dari mobil. Terpaksa ia terkunci di dalam taksi sembari menunggu kedatangan sekretaris ayahnya datang. Haechan menunggu dengan kaki yang ia guncangkan naik turun gelisah.
Tok
Tok
Tok
"Ahjussi, tolong buka pintunya. Orang yang akan membayarnya telah datang" Haechan.
Supir taksi tersebut kemudian membukakan kunci pintunya dan Haechan langsung turun dari taksi tersebut. Sang sekretaris pun membungkuk hormat pada Haechan.
"Tolong diurus Minho hyung, aku tinggal"
Haechan langsung berlari menyusuri pinggiran sungai Han. Karena kearah sinilah Renjun berjalan tadi sebelum ia kehilangan jejaknya. Bola matanya tak henti berpindah ke kiri dan ke kanan mencari sesosok mungil itu. Peluh mulai menampakkan dirinya di dahi Haechan. Deruan nafasnya semakin terdengar, bersamaan dengan langkah kakinya yang terburu-buru.
Tiba-tiba ia terhenti mendadak.
Disana lah Renjun berada. Berjalan pelan sembari menyeret tangannya di pagar pembatas. Haechan memperlambat langkahnya, menyamakannya dengan Renjun. Namun, masih secara diam-diam di belakangnya.
Bahu sempit itu, terlihat sangat menyedihkan. Haechan ingin sekali berlari menghampiri dan memeluk Renjun seerat mungkin. Tapi, untuk saat ini Renjun butuh waktu sendiri. Mungkin, itu cara Renjun menenangkan dirinya. Pikirnya.
Haechan dengan cepat bersembunyi di balik pohon saat melihat Renjun membelokkan dirinya untuk duduk di bangku kayu panjang.
Disana, Renjun kembali menangis.
Haechan tertunduk iba pada sahabatnya dan ikut meneteskan air matanya, mengingat bagaimana beratnya perjalanan hidup sahabatnya itu.
"Ini pasti berat untukmu, Renjun. Tapi ku percaya kau bisa melaluinya" Haechan hanya bisa menatap Renjun dari kejauhan.
Drrt
Drrt
Ponsel milik Haechan bergetar menandakan adanya notifikasi yang masuk. Haechan kemudian mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celananya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia melihat terdapat notifikasi masuk dari Mark. Tanpa berlama-lama, ia langsung membalsnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.