삼십일; 𝔞 𝔩𝔦𝔱𝔱𝔩𝔢 𝔱𝔥𝔯𝔢𝔞𝔱

4.5K 805 3
                                    


•#•#•#•

"Permisi ahjussi, kalau boleh tau alamat ini ada dimana ya?"

Renjun menyodorkan ponselnya yang terdapat alamat Kang Jongsuk pada salah satu warga disana. Warga itu pun mengambil alih ponsel Renjun untuk melihat lebih jelas.

"Oh.. Ini kalian tinggal lurus saja dari sini, gang keempat berbelok lah ke kanan. Rumahnya terdapat di paling ujung gang."

Bola mata mereka mengikuti arah kemana jari pria itu menunjuk.

"Baik terima kasih ahjussi" Renjun.

"Terima kasih" Mark.

Ketiganya pun berjalan kearah kemana sang warga tadi memberi petunjuk. Mereka menyusuri setiap rumah yang ada di jalan sempit itu perlahan. Sampai disaat dimana mereka akhirnya sampai di depan gang keempat. Dari kejauhan mereka sudah dapat melihat rumah kecil di ujung sana yang terlihat sama sekali tak terawat dengan baik.

Mereka berjalan mendekat ke rumah tersebut dan melihat nomor rumah yang tertempel kumuh tepat di samping pintu.

C/11

"Tidak salah lagi, ini kan?" Renjun.

Mark dan Jaemin mengangguk setuju dengan Renjun. Tanpa berbasa-basi, Mark langsung mengetuk pintu besi yang sudah mulai karatan itu.

Tok

Tok

Tok

Ceklek

Seorang lelaki paruh baya muncul dari dalam rumah tersebut. Penampilannya seperti layaknya seseorang yang belum mandi selama 1 bulan. Berantakan, tak jauh berbeda seperti keadaan rumahnya.

"Siapa ya"

Tanya pria itu singkat dengan nada tak suka.

"Benar dengan Kang Jongsuk? Kami menemukan gelang yang kau maksud di kertas ini" Jaemin.

Jaemin langsung menunjukan kertas yang Haechan ambil dari kafe siang tadi tanpa ada niatan berbasa-basi. Terlihat mata berbinar dari sang empu di hadapan Jaemin.

"Mari, silahkan masuk" Seketika, nada bicara orang itu menjadi ramah. Ketiganya yang menyadari perubahan sikap orang itu hanya bisa memasang wajah kesal sembari memaklumi.

Mereka bertiga di persilahkan masuk ke dalam rumah itu. Rupanya, tak ada kursi maupun meja di dalamnya. Jika dilihat-lihat, Sepertinya uangnya habis untuk membeli alat-alat yang ia perlukan sebagai seorang hacker. Terlihar dari adanya sebuah komputer yang tak bisa dibilang murah di pojok ruangan.

Mereka hanya duduk bersila dilantai yang hanya dilapisi semen. Tak hanya itu, banyak sampah bekas makanan berserakan di lantai. Jangan tinggalkan beberapa bekas botol soju kosong yang ada dimana-mana. Mark dan Renjun baru kali pertamanya melihat keadaan rumah seberantakan ini secara langsung.

Tapi mereka mengabaikannya karena bukan karena itulah tujuan mereka kesini.

"Jadi.... Mana gelangnya?" Jongsuk.

Jaemin mengeluarkan gelangnya dari kantung celananya dan memperlihatkannya pada Jongsuk. Jongsuk hendak langsung mengambil gelang itu, namun Jaemin menariknya kembali sebelum Jongsuk berhasil meraihnya.

"Ini bukan punyamu kan?" Jaemin.

"Maksudmu?

I-itu milikku!" Jongsuk.

Kedua mata itu terlihat bergetar dan melihat kesana kemari ragu. Jaemin tersenyum miring mendapati jawaban dari pria dihadapannya. Dari awal, Jaemin memang tak bisa berhenti mencurigakan hal ini. Ia yakin kalau gelang ini bukanlah punya Jongsuk.

"Oke jika ini punyamu, berarti kau berhak mendapatkan ini"

Jaemin secara mendadak berdiri dari duduknya. Bukan gelang yang ia berikan namun ia mengeluarkan pistol hitamnya dari kantung bagian dalam jaket yang ia kenakan. Ia langsung menodongkannya pada Jongsuk.

Mark dan Renjun juga ikut terlonjak kaget. Jongsuk kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, menandakan ia menyerah.

Renjun yang posisinya ada di belakang Jaemin berjalan mendekati Jaemin berniat untuk memberi tahunya bukanlah seperti ini caranya. Namun, saat Renjun baru melangkahkan kaki kirinya, ia sudah diberi tatapan isyarat oleh Mark untuk tetaplah diam. Mark menggelengkan kepalanya kepada Renjun, Mark percaya Jaemin tak akan melakukan hal buruk yang bisa melibatkan dirinya dan Renjun.

Renjun dengan terpaksa memundurkan kembali langkahnya walau masih khawatir dengan apa yang bisa Jaemin lakukan berikutnya.

"B-bukan!!! Aku bukan pemiliknya!! Tolong jangan bunuh aku!!" Teriak Jongsuk tak dapat menutupi rasa ketakutannya.

Jaemin terkekeh remeh.

"Lalu, siapa dalang dibalik semuanya?" Jaemin.

Jongsuk tak langsung menjawab. Ia terdiam. Memorinya kembali membawanya pada 10 tahun yang lalu. Ia telah membuat perjanjian dengan orang 'itu' untuk tidak membocorkannya pada siapapun mengenai siapa yang telah menyuruhnya.

".... Aku tak bisa memberi tahumu, TAPI KUMOHON JANGAN MEMBUNUHKU!'

Jongsuk berlutut memohon pada Jaemin. Jaemin tertawa sambil memainkan bola matanya malas. Namun itu hanya terjadi untuk sesaat, Jaemin kembali memasang wajahnya serius dan menyeramkan.

"Lee Haechan, gali informasi keluarga Kang Jongsuk"

Jaemin berbicara kepada Haechan melalui earpiece yang melekat di masing-masing telinga mereka. Haechan dan Jeno yang berada di mobil dapat mendengarnya dan langsung bergerak cepat mencari informasi yang diperlukan Jaemin. Jari Haechan dengan lincah bergerak-gerik diatas keyboard laptopnya.

"Istrinya pergi untuk menikah dengan lelaki lain 7 tahun yang lalu. Ia memiliki seorang putri yang sudah memiliki keluarga kecil yang tinggal di pusat kota Seoul. Bernama, Kang Mina kelahiran tahun 1995. Putra Kang Mina masih berusia 2 tahun" Ucap Haechan dari seberang sana. Tentunya tanpa Jongsuk dapat mendengarnya.

"Ahh... Jadi kau telah bercerai dengan istrimu 7 tahun lalu? Satu lagi! Wah sepertinya putrimu sudah menjadi ibu yang baik dan cantik untuk sang suami dan anak yang menggemaskan ya?

Ku tanya sekali lagi, siapa yang menyuruhmu hm?" Jaemin.

Jongsuk masih terdiam, ia tak bisa menjawab pertanyaan Jaemin.

"Oke... Baiklah-"

Jaemin memasukan kembali pistolnya pada kantung jaketnya. Jongsuk langsung melemaskan tubuhnya yang tegang tadi. Ia dapat kembali tenang karena nyawanya tak lagi terancam.


"-Tapi jangan salahkanku jika kau tak bisa bertemu dengan putri dan cucumu lagi selamanya~"



Jaemin memutarkan balik tubuhnya membelakangi Jongsuk bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Jongsuk baru saja mengerti apa yang Jaemin katakan tadi. Ia terbelalak kaget dan panik, ia langsung berlari menahan Jaemin yang sudah berada di ambang pintu.

"A-aku tahu dimana alamat orang itu!!!"




> See You
in the Next Chapter <

Kill Me - JAEMREN ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang