6

200 43 0
                                    

Lanjut ya :))
×

×

***

"Sebenarnya apa maumu?" Jieun mendadak marah tanpa sadar kearah Jk.

Jk tersenyum licik, "Aku harus memanggilmu apa Iu atau Jieun?" Tanya Jk sedikit dengan kata meremehkan, "Baiklah karna kau diam saja berarti aku akan memanggilmu Nona Jieun tapi kenapa kau berpura-pura miskin dan menyembunyikan identitasmu sebenarnya. Haruskan dari awal aku curiga tapi ternyata kau gadis licik yang berusaha memata-mataiku. Benarkah begitu Nona Jieun?" Jk mengelus pipi Jieun dan di tepis oleh Jieun secara kasar.

"Jaga ucapanmu tuan. Aku bahkan tidak tau jika kau pria yang di jodohkan kedua orang tuaku dan ingat kau yang menjadikanku pacar pura-puramu. Jika bukan gara-gara kau aku tidak akan ada disini sekarang." Jawab Jieun dengan penuh pembelaan.

"Kita sudah berada dia atas ring jadi apa boleh buat semuanya sudah hancur." Senyum Jk yang penuh dengan kengerian di mata Jieun.

"Apa kau pikir cinta itu permainan? Aku jelas akan menentang pertunangan ini." Ujar Jieun kekeh dengan pendiriannya. "Hei jangan seenaknya saja pergi, bukankah kau ingin terbebas dari pertunangan ini seharusnya kita bisa bekerja sama untuk membatalkanya dan berbicara baik-baik dengan kedua orang tua kita." Jieun mengatur nafasnya yang sedari tadi mengoceh terus menerus.

"Lakukanlah sesukamu karna kebohonganmu membuat kita semakin rumit." Jk berlalu meninggalkan Jieun yang memukul meja begitu kesal. "Kenapa bisa begini? Apa yang harus aku lakukan, bukanya terbebas palah aku semakin masuk kedalamnya. Dasar aku ceroboh bisa-bisanya aku tidak menyadarinya dari awal."

Jieun ingat jika adiknya memberikan sebuah kertas kemudian dia mengambilnya di dalam tasnya dan mulai membacanya satu persatu.

To : Kak Jieun

Hai kak apa kabar? Kembalilah ke rumah Ayah sudah mau membatalkan pertunangan kakak dengan Jk nama pria yang sempat aku dengar beberapa waktu lalu ketika ayah berbincang di ruang kerjanya. Semoga kakak cepat kembali iya. Miss You.

From : Lee Jong Hoon

Tanpa terasa air mata Jieun menetes, "Wah sepertinya takdir sangat jahat kepadaku." Pekik Jieun sambil mengusap air matanya yang jatuh.

***

Jieun berpamitan dengan Ara karena dia akan kembali ke rumahnya yang mewah bukan lagi anak yang tinggal di kosan. Semuanya sudah sia-sia niatnya ingin kabur dan menghindari pertunanganya palah dia sendiri yang menghampirinya. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah Jieun tapi takdirlah yang membawanya ke sana.

Jieun memeluk Ara hangat karena dia yang selalu menemani di saat Jieun sedang ada masalah, "Aku akan main kesini Ara, kita harus tetap berteman."

"Baiklah Iu sampai jumpa aku akan merindukanmu." Ara masih memanggilnya dengan sebutan Iu karena itu nama yang Jieun pakai tanpa menyertakan identitasnya sebagai anak dari presdir yang namanya terkenal di Korea.

Disana sudah ada mobil mewah berwarna hitam yang akan menjemput Jieun. Jieun masuk kedalam mobil dan membawanya ke rumah mewahnya yang berjarak tidak lumayan jauh. Deringan ponsel membuat Jieun menggeser kayar ponselnya.

"Hallo Seok Jun! Ada apa?"

"Kenapa kau tidak mengabariku kalo kau sudah akan pulang ke rumah? Apa kau sudah berdamai dengan Ayahmu?"

"Hm.." Jawab Jieun sekenanya.

"Syukurlah lain kali aku akan mampir ke rumahmu. Sampai jumpa."

Sambungan telepon berhenti di situ dan mobil melesat tidak begitu lama mobil yang di naiki Jieun sudah memasuki area rumahnya yang besar. Disitu sudah ada Ibunya menanti di depan teras rumah dan sebelahnya tentu saja adiknya.

"Akhirnya kau kembali nak." Lee tae-ran memeluk putrinya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Jong Hoon bawakan tas Unimu itu ke kamarnya."

"Baik Ibu." Senyum Jong Hoon tidak pudar melihat kakaknya kembali. Doanya seakan di kabulkan.

Jieun tidak ingin menanyakan keberadaan Ayahnya yang sudah pasti sedang sibuk di meja kantornya. Jieun merasa baru pulang setelah bertahun- tahun menghilang dengan cara Ibunya menyediakan makan yan begitu banyak di meja makan.

"Ibu apa ini nggak berlebihan aku hanya pergi sebentar dan kau menyajikan makanan sebanyak ini." Jieun menatap Ibunya yang hanya tertawa kearah Jieun. Tapi Jieun menikmati semua makanan yang di siapkan ibunya dengan lahap.

"Apa kau serius dengan Jk nak?" Tanya Ibunya

"Uhuk..uhuk." Jieun langsung tersedak mendengar pertanyaan dari ibunya.

"Minumlah. Ini." Tae ran menepuk nepuk leher putrinya. "Ayahmu sepertinya senang karena kau berpacaran dengan Jk orang yang sempat akan di jodohkan denganmu."

Jieun menghentikan santapanya karena merasa sudah kenyang, "Jangan membahasnya Bu. Aku sedang tidak ingin."

"Baiklah sekarang kamu istirahat saja." Tae ran menatap kearah putrinya yang sudah melangkah pergi menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.

***

TBC

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang