Bab 16

70 9 3
                                    

Agatha tersenyum puas, saat melihat Cindy begitu terkejut melihat ada anak buah Blackrose.

Cindy berniat melawan, tapi dia tetap kalah karena anak buah yang Agatha kirim semua laki-laki dan bertubuh kekar, bagaimana pun juga cewek tidak akan bisa mengalahkan kekuatan cowok, apalagi cewek macam Cindy.

Kaki Cindy ditembak peluru pelumpuh sementara, terlihat Cindy melemas dan terjatuh, lalu tangan dan kaki Cindy diikat.

Terlihat juga Cindy meminta di lepaskan tapi tidak di lepaskan, lalu mulut Cindy di bekam, dan dia dibawa ke dalam mobil.

Agatha tersenyum, lalu dia memakai topengnya dengan seringainya, dan menuju ke gerbang untuk menanti Cindy.

"Mari bermain-main sayang," ucap Agatha tajam.

Beberapa menit menunggu di gerbang, akhirnya anggotanya tiba dan Agatha tersenyum dan mengarahkan untuk membawa Cindy ke ruangan bawah tanah.

Agatha mendekat ke arah Cindy yanh sedang berusaha melepaskan ikatannya dan cekalan anggota Blackrose.

Dengan tega, Agatha membuka pembekap mulutnya dan terdengar teriakan dia.

"Aw, sakit bego!" pekik Cindy.

Agatha tersenyum, "Itu lah yang gue rasain gara-gara lo!"

Cindy melotot. "Apa salah gue ke lo hah!?"

Agatha hanya mendelikan matanya lalu menyuruh anggotanya membawa Cindy.

Cindy meronta saat dia akan diikat di kursi.

"Diam!" teriak Agatha tajam, yang mampu membuat Cindy terdiam.

"Lo, nikmatin saja kegelapannya hidup di sini, dan gue! Gue bakalan datengin nyokap lo! Bye-bye Cindy sayang," kata Agatha yang membuat Cindy melotot.

"Woy! Lepasin gue! Lepasin gueee!" teriak Cindy.

...

Kini Agatha telah tiba di depan rumah besar milik Cindy.

Terlihat sepi, tapi ada beberapa penjaga yang menjaga ketat, Agatha memakai topengnya dan keluar dari mobil.

Saat Agatha akan masuk ke dalam gerbang, dia di cegat.

"Anda siapa?" tanya pengawal itu.

Agatha hanya tersenyum, dan tanpa babibu dia meninju semua penjaga itu hingga terkapar di tanah.

Lalu Agatha dengan mudahnya memasuki rumah besar nan mewah itu, lalu terdengar bunyi decitan pintu saat dia masuk.

"Siapa di sana!?" teriak seorang wanita paruh baya.

Agatha duduk di sofa yang terlihat nyaman di ruangan itu, lalu dengan tanpa dosanya dia menaikan kakinya dan memainkan kuku.

"Anda siapa!? Berani-beraninya masuk rumah orang sembarangan!" teriaknya.

Agatha mendelik dan terus memainkan kukunya. "Berani-beraninya? Memang anda tak punya kaca ha!?"

Lalu Agatha berdiri dan melihat kebelakang lalu bercerita.

"Saya tanya, bagaimana perasaan anda saat orang yang anda sayangi dibunuh? Dengan mudahnya pembunuh itu masuk rumah saya saat rumah saya hanya ada orang yang saya sayangi, dan anda mengikat tangannya, padahal dia sudah tua dan anda menyeretnya ke kursi lalu di dudukannya dia, dengan perlahan anda menyakiti dia, lalu, lalu, lalu.."

Agatha melanjutkan kata-katanya sambil membalikan badannya ke arah wanita itu. "Lalu dengan teganya kau membunuhnya!"

Agatha berteriak sekencang-kencangnya, memori wanita itu kembali berputar.

AGATHA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang