Bab 17

71 8 6
                                    


"Mau gue? Kalian tanggung jawab atas semua kelakuan kalian! Kalian minta maaf di kuburan nenek gue! Kalo tidak..."

...

Cindy menatap Agatha. "Kalo tidak apa ha!?"

Agatha mengeluarkan pisau lipatnya. "Gue bisa bunuh lo!"

Cindy melotot melihatnya, bagaimana bisa Agatha mendadak berubah menjadi psychopat.

Cindy tak habis fikir, ternyata Agatha mengerikan jika sedang marah.

Lalu Agatha menoleh kepada Cindy.

"Darah dibayar darah, uang dibayar uang, nyawa dibayar nyawa!" kata Agatha dengan tegas.

"Itu prinsip gue!" lanjutnya.

"Gak! Gue tetep gak mau!" sentak Cindy tanpa takut.

Agatha mendekat. "Lo serius mau bunuh diri ha!?"

"Saya rela di penjara asal saya gak minta ampun ke kuburan nenek kamu!" kata nyokap Cindy dan Cindy mengangguk.

Lalu Agatha pun menyeringai dan menyayat tangan Cindy membuat Cindy merintih kesakitan.

Lalu dia mendekat kearah nyokap Cindy dan menjenggut rambutnya.

"Oke, oke gue bakalan masukin kalian ke penjara!" teriak Agatha lalu dia menelpon polisi.

Saat polisi tiba di markas, Agatha pun memakai topengnya kembali.

"Saya mau, ibu dia di penjara seumur hidup, sedangkan Cindy satu tahun karena dia masih sekolah," kata Agatha tajam nan menusuk.

Akhirnya, mereka berdua dibawa ke kantor polisi dan diamankan.

Agatha tersenyum senang melihatnya, kini tak akan ada lagi yang mengganggunya.

...

Pagi harinya, Agatha menuju ke sekolah seperti biasa, dia dijemput oleh Johan entah kesambet apaan dia.

"Ko lo kesini sih!?" sentak Agatha.

"Lo kalo lagi marah aja gue cinta, apalagi senyum ke gue," kata Johan.

Agatha gemas sendiri pingin bunuh Johan, "Tau ah!"

Tapi akhirnya Agatha naik ke motor sport Johan.

"Lah? Naik juga kan lo," decak Johan, lalu dia membawa motornya ke sekolah.

Selama di perjalanan, Agatha menyueki Johan, tapi Johan terus saja bercerita ini itu.

Agatha malah pusing mendengarnya, "Lo bacot banget sih!"

"Yaelah gitu aja ngambek lo," jawab Johan.

Akhirnya setelah perdebatan panjang, mereka tiba di sekolah tepat pada pukul 07.00 saat gerbang akan ditutup.

Mereka jalan beriringan, tapi tidak mengobrol.

Johan akan mengaitkan tangannya ke tangan Agatha, tapi Agatha dengan cepat memainkan tangannya.

"Lo gak mau di gandeng sama calon imam lo gitu?" tanya Johan.

Agatha mendelik. "Calon imam pala bapak kau!"

Johan terkikik melihat tingkah Agatha yang terbilang lucu dan menggemaskan.

Agatha duduk di bangkunya dengan muka kesal setengah mati.

"Lo ngapa sih?" tanya Angel saat melihat Agatha memasang wajahnya yang sinis.

"Iya nih, kusut amat tu muka kaya cucian!" kata Irene.

Alexa hanya diam memperhatikan apa yang akan dijawab oleh Agatha.

"Tau nih, si Johan bikin gue bt mulu, masa dia tiba-tiba jemput gue ke rumah, trus ya ngegembel mulu!" kata Agatha sambil mendobrak-dobrak mejanya, kesal.

"Asoyy digeboy-geboy mujaer nang ning nung nang ning nung!" racau Irene menyanyikan lagu digeboy.

"Apa sih lu ah gaje!" kata Agatha lalu menundukan kepalanya untuk membuka iphone nya yang ada di kolong meja.

"WHAT!? DEMI APA!?" teriak Agatha kegirangan.

Alexa mendelik. "Berisik banget sih lo!"

Agatha tak berhenti tersenyum. "Sahabat gue lex, yang ada di Malaysia sekarang balik ke Indonesia dan akan sekolah di sini!!"

"Ha!? Yang ganteng!?" heboh Irene dan diangguki Agatha.

"Giliran yang ganteng aja nyahut!" cibir Agatha.

Agatha pun menidurkan kepalanya di meja, dan mulai menutup mata.

Tapi tanpa diketahuinya, ada yang menggebrak mejanya, dia kira Alexa tapi nyatanya teman-temannya cemas melihatnya.

"Apa sih lex, lo ganggu gue tidur mulu!" kesal Agatha.

"Psst, Tha bangunn," suara bisikan Alexa terdengar.

Agatha pun terbangun dan dia langsung melotot saat yang berada di depannya adalah wali kelssnya.

"AGATHAA! KENAPA KAMU TIDUR!? CEPAT BERJEMUR DI LAPANGAN SAMPAI ISTIRAHAT!" teriak wali kelasnya itu.

"Mampus deh gue!"

"Eh ibu yang cantik jelita, ko ibu jahat sih diluar kan panas bu," kata Agatha menampilkan muka memelasnya.

"GA ADA TAPI-TAPIAN AGATHA!"

Agatha pun berdecak dan menuju ke lapangan.

Dia menendang-nendang batu yang berada di lapangan itu.

"Ish, ngeselin banget bu gendut!" cibir Agatha.

Agatha yang sedang meracau tak jelas di tengah lapang, tiba-tiba merasakan dingin di wajahnya.

"Johan?" tanya Agatha.

Johan tersenyum. "Buat lo, pasti haus."

Agatha pun mengangguk. "Terimakasih, lo ko bisa ke sini?"

Lalu mereka berjalan kearah pinggir lapang.

"Gue kabur," jawab Johan.

Agatha hanya mengangguk lalu meminum minuman dinginnya itu.

...

Bel pulang sekolah sudah tiba, dia menunggu sekolah sepi, lalu mengganti bajunya dngn baju kebangsaan nya dan memakai topengnya.

Dia sudah menyuruh orang untuk membawa motor sport nya ke sekolah.

Dia celingukan takut ada orang, alhirnya dia menaiki motornya dan melajukannya diatas rata-rata menuju ke markas.

Dia bertos ria dengan Davin saat tiba di markas.

"Tumben ke sini?" tanya Davin hati-hati.

Lalu Agatha melotot. "Oh, jadi ketua gaboleh dateng nih?"

Davin melotot dan menggeleng. "Enggak-enggak maksud gue ga biasanya gitu lo ke sini."

Agatha mengangguk. "Gue lagi seneng, sahabat gue bakalan balik ke Indo."

Davin hanya ber oh ria.

Agatha gabut sekali siang itu, lalu dia berniat pulang.

Hingga tiba di rumahnya, dia pun merebahkan badannya yang terasa lelah di kasurnya.

Lalu dia pun mabdi dan kembali rebahan.

Teedengar suara bel rumah di bunyikan beberapa kali.

"Ih siapa sih!? Bang Azka kemana juga ah!" kesal Agatha lalu menuju ke depan pintu.

Saat membuka pintu...

"Ya cari sia-" mata Agatha melotot saat melihat ada cowok berdiri di depannya dengan senyum merekah.

"Lo!?" pekik Agatha tak percaya.

...

Nah loh siapa gais🤧😭
Jngn lupa votmen dan follow akun aku gais🤧
Follow juga ig :
@zhraa.nz
@ra.wattpad
@agatha.prcl
@raraariana_
@rifkybintangr_

AGATHA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang