Seventh 😡

101 30 0
                                        

Ku doakan yang ngevote rezeki nya lancar amin n...

"siapa?"

Jeno sedikit ragu untuk menyampaikan siapa pemilik suara itu.
"entah tapi suara itu seperti milik..." Jeno sengaja menggantungkan nya.
"cepat katakan!"

"i think is... Hyunjin?"
Nakyung sebenarnya boleh marah atau tidak? Tapi ia juga tak heran jika Jeno menjawab Hyunjin, karena bagaimana pun Hyunjin adalah senior NYA, satu angkatan dengan kakak nya . Bahkan Hyunjin dan kakaknya juga berhubungan baik.

"baik, dan jika bukan dia bagaimana?"

"sudahlah tak usah di bahas" Jeno mengelak.

"jika ini masih membuat mu gelisah, kita masih harus membahas nya!" Bagaimana jika Jeno kalah saat pertandingan, karena memikirkan apa yang ia dengar.
"apa kau tak bisa melacak nya?"

"sulittt, sangat sulittt" Jeno benar benar menekankan kata kata sulit. Memang sangat sulit, tak biasanya seperti ini? Beberapa masalah di sekolah yang terlihat mencurigakan berhasil di temukan oleh Jeno tapi... Baru kali ini ia merasa seperti ini iya merasa segelisah ini dan tak bisa melacak sesuatu dengan tepat, seperti ada sesuatu yang salah.

Satu hal saja. keajaiban yang mereka  punya selain bisa menghilang, pergi ke tempat tujuan yang mereka suka, menyerang menggunakan niat (sangat mudah bukan), mereka dapat melacak sesuatu dengan melihat tempat kejadian dan dengan sendirinya akan muncul semua bukti dalam fikiran mereka.

"setelah ku fikir fikir lagi... Lupa kan saja" ujar Nakyung ia fikir masalah ini akan selesai ternyata tidak.
"dan setelah aku mencoba, aku tak bisa melupakan nya, aku tidak tau ada apa sebenarnya, ini benar benar terngiang Nakyung" jawabnya cepat, Jeno merasa sedikit, hanya sedikit... Tenang. Seperti nya ia tau apa yang membuatnya tenang.

"Nakyung mulai besok kau berangkat bersama ku" entah ada firasat apa? yang penting ia tenang jika Nakyung bersamanya.
Dengan mudahnya Jeno berkata begitu. Ayolah Nakyung semakin bingung.

"jika aku menolak bagaimana?" jujur ia ingin bersama Hyunjin, ya walaupun tadi ia membuatnya kesal, tunggu apa kesal? Nakyung renjun bukan siapa siapa ia hanya teman seangkatan mu.

"kau akan habis malam ini karena ku!" Jeno memperingatkan Nakyung.

Kalimat itu membuat mata Nakyung membola seketika. What do you mean Lee Jeno?.

.

.

.

.

Pria manis itu menutup pintu mobilnya, tak lupa setelah menutup pintu ia menekan suatu tombol remot untuk mengunci mobilnya.

Ia melihat sesuatu yang aneh. ada seorang lelaki berusia lebih dari setengah abad tersenyum padanya. Siapa dia? Apakah ayah? Tidak tidak ayahnya masih pulang nanti malam, lagi pun usia ayahnya masih 50 an.
Ia berusaha mengingat siapa itu? Tak asing juga sebenarnya.

Ia sudah mengenali lelaki tua itu.
"kakek!" teriak nya dan langsung berlari menuju sember yang tersenyum padanya.
Tanpa basa basi ia memeluk nya erat.
"renjun.. Kakek merindukan mu" ujar lelaki itu dengan suara serak karena faktor usia.

"begitu pun aku kek... Kakek kapan datang?" akhirnya setelah sekian lama renjun tak bertemu kakek nya, ia benar benar melepas rindu dalam pelukan hangat itu.

Sang kakek melepas pelukan yang hangat itu.
"saat kau baru saja berangkat aku datang"

Senyuman manis renjun terlontar pada kakek nya.
"ah, jika aku tau kakek datang saat itu aku pasti akan putar balik dan memilih di rumah" renjun dan kakek nya memang sangat dekat, karena kakeknya yang juga sama seperti nya bukan hanya kakeknya saja, nenek dan ayah nya pun sama.

From Time To Time MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang