Sixth 😔

116 35 5
                                    

Nakyung masih ribet dengan tasnya yang ia taruh di kursi belakang mobil.
Lalu ia mendengar keramaian para siswa dan merasakan  angin yang dingin. Ternyata pintu mobil nya telah terbuka.
"oh, terima kasih" ujar Nakyung pada calon suaminya. Nakyung akan selalu di jemput oleh Hyunjin.

"ayo" ujar lelaki itu sembari menggandeng  tangan Nakyung.
Bukannya berjalan ia malah diam di tempat Nakyung melihat tangannya yang di genggam oleh Hyunjin. Boleh kah Nakyung pingsan di tempat.
"Nakyung kau baik baik saja kan? Ayo"
Mendengar itu Nakyung mengerjapkan metanya berulang kali.
"ah, iya ayo"

"Nakyung!"
Nakyung tersentak kaget, karena ada orang yang memeluk ya dari belakang. Suara seorang gadis.
"astaga yeji ssi kau membuat ku kaget" ingin sekali Nakyung memgumpat tapi ini bukan waktu yang tepat kan ada calon suaminya.
"Nakyung temani aku ke kantin" lanjut yeji.

"kau ini merusak suasana saja, tidak tau orang sedang asyik apa?!" Nakyung? oh sangat tidak mungkin.
"hey.. Dengar ya Hyunjin, Nakyung itu sahabat ku dan yang bertemu dia duluan adalah aku bukan kau!" tukas yeji. Seperti ini lah yeji jika tak ada orang tuanya atau orang tuanya Hyunjin, tidak menggunakan kak atau panggilan yang lebih sopan pada Hyunjin.

"tapi sekarang ia adalah calon istri ku, jadi yang memiliki hak lebih adalah aku!" Hyunjin tak mau kalah.
"kalian kan belum menikah" balas yeji. Ia melepas paksa gandengan mereka kemudian yeji menarik Nakyung dan pergi meninggalkan Hyunjin dengan berlari.
"ya!"   sebenarnya ia ingin sekali mengejar mereka tapi ia malas, ayolah ini masih pagi.

.

.

.

.

Sampai lah Nakyung dan yeji di kantin.
Nakyung menatap yeji malas sekaligus kesal.
Yeji yang mendapat tatapan itu membalas tatapan itu dengan senyuman.
"ayolah jangan marah Nakyung ku, lagi pula kalian juga sudah berduaan di dalam mobil bukan?!"

Tak ada jawaban dari Nakyung. Mereka duduk di kursi.
"tunggu sebentar ya Nakyung sayang, aku akan memesan makanan. Hehe.. Tadi pagi aku tak sempat makan"ujarnya kemudian yeji mulai berjalan.
" yeji ah~ "
Yeji menghentikan langkahnya, lalu menengok ke sumber suara.
Nakyung menatap yeji dengan tatapan manis seolah olah ia meminta sesuatu yang geratis tak lupa juga dengan senyumnya.

Sekarang giliran yeji, ia memutar bola matanya malas seolah olah ia tau apa yang Nakyung mau.
"baiklah baiklah" yeji pasrah, karena ia juga merasa bersalah karena telah mengganggu
Nakyung dengan Hyunjin. Ia melanjutkan langkahnya.

Nakyung melihat sesuatu yang aneh. ia melihat ada seorang siswa yang berusaha menjahili siswa yang berjalan di depannya. Pria yang berjalan di belakang itu membawa tepung satu plastik.
Tidak tidak itu tidak baik, pria yang di belakang itu sudah bersiap untuk melempar tepung itu kekepala siswa yang di depannya.

Ehh, terlambat mas. Pria itu melayang di udara.
"wo wo... Ya.. Ya!" kira kira seperti itulah pria itu teriak.
Semua siswa di sana juga kaget bagaimana pria itu bisa melayang tinggi. Ada yang tertawa, ada yang bingung, ada juga yang merekam. Begitu juga pria yang akan di jahili tadi, ia juga bingung.
Nakyung semakin lekat menatap pria itu. Tak lama tepung yang ada di tangan pria itu tumpah ke wajahnya sendiri.

Semua siswa di sana tertawa terbahak bahak.
Sudah puas Nakyung mulai menurunkan pria itu dengan pelan, tapi matanya lelah ia tak bisa membuka matanya lagi. Ia mengerjap dan jatuh lah pria tadi. Pria itu lah yang pantas mendapatkan tepung dan jatuh itu karena niatnya yang jelek.

Nakyung hanya tersenyum licik. Dan kembali fokus ke depan. Dan tiba tiba ada wajah yang terlihat besar tepat di depan Nakyung.
Nakyung tak berteriak, ia hanya memundurkan kursi serta badannya tak sengaja karena kaget.
"kau yang melakukan itu semua?" tanya yeji, ya wajah besar itu adalah yeji. Tentu saja besar karena sangat dekat.
"hm" jawab nya.
"wahh daebak"

From Time To Time MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang