fourteenth

108 30 14
                                    

Bugh!!

Sikut pria itu berhasil menyerang kepala Jeno dengan kuat.

.

.

.

Alhasil Jeno pingsan.

"jangan harap kau selamat Lee Jeno" bisik pria itu, pria itu benar benar berniat untuk membunuh Jeno. Entah salah apa Jeno.

"Oh atau aku... Langsung membunuh mu saja ya?" Gumamnya.

Terdengar suara hentakan kaki yang akan masuk ke ruangan ini, gawat ia harus segera pergi. Dengan langkah cepat ia pergi dari sana. Tentu saja melewati jendela, karena tidak mungkin maling mencari tempat yang mudah, pasti selalu rumit agar selamat.

Pintu kamar Jeno perlahan terbuka, sebentar. Ada yang aneh 🤨

Alat bantu bernafas untuk Jeno tidak pas berada di posisinya,
Dalam fikiran Nakyung hanya... Gelap... Rasa sakit tiba tiba menyerang kepala Nakyung.

Akhhhh...
Dalam fikiranya hanya gelap, terang saat sang kakak sadarkan diri, kemudian gelap, dan kemudian terang kembali Jeno sudah tak sadarkan diri.

Nakyung berjalan mendekat ke ranjang Jeno kemudian menekan tombol untuk memanggil dokter itu secara cepat, berkali-kali, tanpa henti.

Itu terus Nakyung lakukan sampai 17 detik telah terlewat dan akhirnya. Satu lelaki menggunakan jas panjang putih dan 2 orang wanita yang membawa sebuah catatan dan yang satu bersedia untuk membantu dokter.

Belum sampai sang dokter memeriksa keadaan Jeno, perlahan matanya mulai terbuka dan tangan Jeno pergi memijat kepalanya yang terasa sakit.

Nafas Jeno sedikit tidak teratur.

Tanpa sadar salah satu suster berhenti di samping Nakyung, catatan yang ia bawa jatuh ke bawah, ia meremas dadanya kuat. Bahkan bernafas pun sangat susah.

Uhuk uhuk~


Tiba tiba saja Jeno batuk hebat, ia mulai drop, nafas nya tak teratur.

"suster Seoyon, tolong kau pastikan agar pasien tetap stabil, pastikan jantungnya baik, aku akan menyiapkan suntikan untuknya"

Suster yang di panggil Seoyon itu mulai berjalan perlahan ke arah Jeno, langkah yang ia jangka serasa sangat berat, masalahnya satu langkah ia berjalan nafas nya semakin sesak.

Jeno semakin menjadi, nafas ya benar benar tak karuan, wajahnya memerah, semua ototnya terlihat karena ia berusaha untuk bisa bernafas, ia meremas tangannya sendiri dengan kuat, jantungnya melemah.

"Pasien Jeno harap tenang" ujar satu suster lagi sembari mengelap keringat Jeno tugas suster yang satu ini sebenarnya membantu dokter menyiapkan suntik, obat dan mengganti infus berhubung infus jeno sudah habis. Namun apalah daya jika suster satu ini tidak bertindak Itu bahaya untuk Jeno.

Seoyon tak bisa berbuat apa apa, ia lari keluar sekarang, bersamaan dengan dokter menyuntikkan bius agar pasien lebih tenang. Seoyon sangat lega sekali saat sampai di luar. Ia bisa bernafas lega.

Dan Jeno yang di dalam sudah tertidur kini. Jantungnya kembali normal.

Nakyung yang curiga akan sesuatu, ia keluar untuk memastikan dan mencari tau apa yang terjadi.

From Time To Time MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang