Mwo?
Nakyung tertawa licik. Ada apa dengan huang renjun ini?
"ya renjun ssi! Apa selama ini kau pengemar dalam diam. Sampai sampai kau mengaku pendamping
Ku. Bukan kah kau sendiri yang bilang itu tidak mungkin! Dan kau juga membuat ku malu!"Sungguh renjun sangat menyesali kata katanya waktu itu, ia tidak tau yang sebenarnya.
"ku mohon Lee Nakyung... Beri.."
Nakyung mengakhiri panggilan itu sepihak.Jeno yang melihat itu hanya bertanya tanya ada apa? Ia juga tak mendengar apa yang lawan bicara Nakyung bicarakan, karena Nakyung tidak menyepiker nya.
"kau ini kenapa?"
Tidak ada jawaban dari Nakyung ia hanya diam dengan rasa kesal.
Tak lama handphone Nakyung berbunyi, namun Nakyung tak mempedulikaknya.
Jeno yang tau hal itu langsung mengambil alih handphone adiknya itu. Apa yang membuatnya kesal.Jeno menyalakan handphone itu di layar itu terdapat tulisan...
*nomor tdk di kenal 2 pesan~Apa ini yang membuat adiknya kesal.
Tanpa izin apa pun jano membuka pesan itu.****
Nakyung ku mohon percayalah.Aku menyesali kata kata ku waktu itu.
Apa adiknya punya hubungan dengan renjun? Tentu saja Jeno mengenal nya. Dia kan anak pintar di sekolah.
Tak lama renjun kembali mengirim pesan.*****
Baiklah kalau begitu Nakyung biarkan waktu yang memberi tahu mu...Ingat aku menunggu mu..
Tunggu di dalam telvon tadi Nakyung menyebutkan nama huang renjun apa ini dia?
"Nakyung ini ada nomor tidak di kenal.. Apa in..""biarkan saja" potong Nakyung cepat ia tau itu pasti renjun.
..
Jeno memutar bola matanya malas. Setelah itu ia menyongol pipi Nakyung.
"ya! Apa kau mengigau? Lee Nakyung? Apa yang akan kau biarkan?"
Nakyung membuka matanya perlahan. Apa tadi hanya mimpi.Tanpa sadar air matanya jatuh perlahan. Ia menyesali sesuatu. Tapi ia tak mengerti apa yang ia sesali.
Ia juga baru sadar bahwa ia masih berada di sofa kamarnya. Ya mengobati kakaknya.
Ia juga baru ingat kalau ia tertidur setelah bersandar di sofa.Jeno melihat airmata yang perlahan jatuh itu.
"apa kau mimpi menyeramkan Nakyung?"Seperti biasa ia tak menjawabnya.
"baiklah, aku mengantuk kembalilah ke kamar mu"
Ujar Nakyung pada lawan bicara nya. Siapa lagi kalau bukan kakaknya Lee Jeno.Di fikiran jeno hanya ada kata 'mengapa Nakyung menangis?'
Tapi ia tau kalau Nakyung pasti ingin sendiri. Dari wajahnya ia tidak terlihat ketakutan. Jadi mungkin Nakyung memimpikan yang lain bukan sesuatu yang berbau horor."baiklah, semoga mimpi indah dan terimakasih atas kompresnya" ujarnya sembari berjalan keluar.
Lagi lagi Nakyung tak menjawab.
..
Nakyung mengambil handphone nya dengan perlahan, ada rasa takut untuk mengambil handphone nya itu ah sungguh kesal, sesal, marah, takut arghhhh itu yang di rasakan nakyung.
Setelah handphone itu di tangannya. Ia menyalakan benda elektronik itu.
Tidak ada pesan apa pun di sana atau bekas panggilan telepon yang tidak terjawab.Tangannya lemas dan ia sedikit lega. Sangking lemasnya kini tangan Nakyung menggantung dengan sendirinya beserta handphone yang ia bawa juga.
LOVE bomb ~
Suara itu... Tubuh Nakyung menjadi tegang sekarang ia bingung harus melakukan apa? Bagaimana jika itu huang renjun, arghhh nakyung tidak tau mengapa ia seperti ini. Dengan tangan yang bergetar ia berusaha melihat siapa yang menelepon nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
From Time To Time Meet
Ficção AdolescenteKami harus bisa bersatu, lantas mengapa dada ini begitu sesakk ketika kau ada di hadapanku??