Nineth

87 32 0
                                        

Ini adalah hari terakhir Jeno bertanding. Ia berhasil melewati semi final, tinggal menunggu 1 jam lagi ia akan memulai final.
Kalian tau, dengan sangat mudah ia melawan musuh nya.

Awalnya hati nya begitu tenang, namun saat ia mamulai final ia begitu gelisah, ia tak bisa Teneng. ia berusaha tenang namun ia tak bisa. Hanya ekspresi nya saja yang terlihat Tentang.

"Jeno ah~"  panggil pria itu sembari memegangi bahunya.
"Kau harus tenang bung" beomgyu tidak bisa di bohongi walau wajah Jeno meyakinkan namun beomgyu tau isi hati Jeno .

"Kau ini bicara apa? Aku sangat santai." Jeno mengelak.
"Cih, omong kosong. Kau lupa aku siapa Jeno?"
Beomgyu kesal, hey mereka sudah bersahabat cukup lama.

"Kau yang omong kaosong, kau yang tidak terbiasa dengan ekspresi ku"

"Heol~ kau bohong Lee Jeno . Aku tau persis diri mu, kau tidak bisa bohong dari ku. Sudahlah tidak usah mengelak kau"

Jeno benar benar tidak tau harus berkata apa lagi, Jeno hanya tidak ingin jika nantinya ia akan mengecewakan.
"Uwuu, aku terbawa perasaan Choi beomgyu" ujarnya sembari memeluk beomgyu .

Beomgyu be like : 😑

.

.

Pertandingan Jeno akan segera di mulai. Jeno sudah bersiap, ia sudah menggunakan body dan pengaman lainnya, hanya tinggal persiapan mental.

Ia berusaha tenang dengan melihat musuh. Baiklah di fikiran Jeno itu adalah musuh yang sangat mudah.

Beomgyu memijat bahu Jeno menenagkan Jeno sekaligus menyiapkan mentalnya.
Sedangkan pelatih memberikan Jeno pelajaran.

"Jeno kau bisa! Gunakan split mu. Aku tau split mu sangat bagus, dan juga power kau harus lebih mengeluarkan power mu. Ah itu ilmu yang sudah kau ketahui i tapi Jeno yang harus kau persiapkan lebih adalah mental mu dan kau jangan gugup. Santaiii"

'santai' itu yang tidak bisa di lakukan oleh Lee Jeno.

Deng~
Suara gong sudah berbunyi, itu berarti perserta yang akan bertanding harus siap dan memasuki gelanggang .
Tak lupa saat akan bertanding mereka memberi salam.

Jeno memulai pasangnya. Semua orang yang melihat pasang Jeno berteriak tanpa henti, karena kerennya nauzubillah.
Mereka sudah mulai bertanding.

Jeno berhasil dengan babak pertama, Jeno menghantam sang lawan. Jujur setelah babak pertama Jeno benar benar sangat letih tenaganya terasa terkuras.

Babak kedua Jeno kalah karena ia terbanting, karena hasilnya seri jadi ada babak ketiga untuk penentuan siapa pemenangnya.
Ya Jeno tau kenapa kekuatannya terkuras. Lawannya ini bukan lawan biasa. Jeno merasa seperti ada kekuatan yang mengalir di tubuh lawannya.

Saat mereka memberi salam untuk babak ketiga Jeno berkata.
"Aku merasakan sesuatu pada diri mu, ku mohon sportiflah, jangan kau gunakan kekuatan mu itu" di lanjut dengan pasang nya.

"Oh, baguslah kalau kau merasakannya . Bersiaplah mati di hadapan semua orang" jawab nya kemudian memberikan serangan. Tentu Jeno langsung menepisnya. Siapa lawannya ini, bahkan Jeno tidak mengenalnya.

Jeno menambah powernya sedangkan lawannya menggunakan kekuatan lebih.
Babak ketiga itu tak kunjung berakhir sudah lebih dari 3 menit, karena keduanya sama sama kuat. Jeno tetap sportif ia tak menggunakan keajaibannya.

Sang lawan sudah geram, ia benar benar mengeluarkan kekuatan yang sesungguhnya. Sang lawan melayangkan dua jarinya dan menggerakkannya membentuk silang . Seketika perut Jeno mengeluarkan darah karena tergores oleh kekuatan yang gelap itu. Pakaian Jeno berlumuran darah.

From Time To Time MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang