tenth

84 27 1
                                    

Aduh PHP lagi gua maap ya 😉😉😉

I beg for your help vote ...

Renjun teringat...

.

.

.

.

"Um.. nakyung!" Panggilnya, namun dalam kata nakyung ada yang mengiringi.

Nakyung bingung harus kemana ia menengok.
Jadilah ia menatap lurus kedepan seolah ia tak mendengar keduanya.

Lelaki berstatus dokter itu, memutar malas bola matanya karena ia melihat seseorang masuk ke dalam ruangan ini.
"Bukankah di luar ada tulisan tuan Baekhyun?!"

"Hehe... Maafkan aku, aku hanya khawatir pada anak ku"

"Atau merindukan ku?"tanya Chanyeol cepat.

Baekhyun be like 🤢.
"Jangan laahhh kau kepedean"
Kata kata itu membuat Chanyeol tertawa kecil. Tidak dengan kedua anak muda di sana.

"Hey nakyung, kau teman nya renjun bukan? Kenapa kau tidak duduk di sampingnya saja. Dan kalian bisa saling berbicara" ujar Chanyeol, ia ingin sedikit berbincang dengan teman lamanya itu. Tentu saja sembari menangani sang anak.

"Aha... Itu benar nakyung sayang, mungkin ayah akan sedikit berbincang dengan teman ayah. Dan agar kau tidak kesepian mengobrol lah dengan nya" di lanjut dengan Baekhyun.

Sontak nakyung mundur perlahan.

"Maaf, tapi kami tidak bisa" ujar renjun, mewakili nakyung. Dia kan malas berbicara. Batinnya gemas.

Dua lelaki yang kini sama sama berstatus ayah itu saling menatap.
"Kalian bermusuhan?" Tanya Chanyeol memastikan. Sembari mengambil alat untuk menjahit.

"Kalau kalian bermusuhan. Untuk kali ini kalian harus berdamai " ujar Baekhyun mendorong anaknya sedikit mendekat pada renjun.

Kalian tau bukan kalau sedikit mendekat berarti juga akan sedikit sesak.
Nakyung menarik nafas.
Begitu juga renjun.

"Oh, segerogogi itu?" Tanya Baekhyun.

"Apa kalian saling mencintai?" Pertanyaan Chanyeol membuat jantung kedua anak muda itu berpesta meriah.

"Ani" jawab mereka bersamaan.

"Kalau begitu ayolah" Baekhyun terus mendorong sang anak untuk mendekat pada renjun.

Brak~
Kaki nakyung menabrak kursi yang di gunakan untuk renjun berobat, dan badannya jatuh pada renjun Kini tangannya menumpu di dada renjun.
Bahkan hanya tinggal 2 cm bibir mereka akan saling menyentuh.

"Shit!!!" Nakyung mengumpat dan segera menjauhkan dirinya dari renjun.
Mereka berdua batuk tanpa henti. Oh sungguh serasa nyawa berada di ujung.

Setelah itu nakyung segera keluar dari ruangan itu.
Sang ayah juga mengikuti nya tak lupa ia pamit pada teman lamanya.

Kini di ruangan itu hanya berdua renjun dan sang ayah.
"Kenapa bisa seperti tadi? Seperti kakek dan nenek saja" sang ayah ini juga tak ketinggalan cerita dari ayah dan ibu nya.

"Itu yang aku fikirkan ayah, dia sama dengan ku"

"Maksudnya?" Tanya sang ayah.

.

.

.

Nakyung mulai berjalan dengan normal, sang ayah juga sudah bisa mengiringi.
"Apa kau baik baik saja nak? Kenapa bisa seperti tadi? Apa kau gerogi?" Tanya sang ayah panjang.

From Time To Time MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang