14th

374 69 24
                                    

Hyunjin memasukkan tangan kirinya kedalam saku jaket bomber hitam yang kini ia kenakan.
Menghembuskan nafas pelan, cowok itu lalu menyenderkan punggungnya ke dinding didepan toilet umum.

Begitu Ryujin melewatinya, dirinya menegakkan tubuh kembali, memperhatikan wajah cewek itu yang masih terlihat basah sehabis dibasuh.

"Nih!"

Ryujin menoleh, melirik sapu tangan yang disodorkan Hyunjin. Cewek itu tanpa bicara meraihnya lalu berjalan pelan duluan.

Hyunjin mengikuti, berjalan beriringan melirik sekilas Ryujin yang enggan membuka suara.

"Kenapa?" Tanya Hyunjin akhirnya. Dengan nada pelan juga lembut, lantaran ia tau cewek ini mungkin sedang ada masalah.

Ryujin menarik nafasnya dalam hingga agak mendongak, menghilangkan sisa-sisa di hidungnya yang agak tersumbat. Ditambah suasana angin taman yang lewat terasa menyejukkan hingga dirinya merasa lebih tenang.

Disebelahnya diam-diam Hyunjin memperhatikan. Bagaimana cewek itu yang menarik pelan kedua sudut bibirnya membuat senyum tipis. Dengan helaian rambut halusnya yang bergerak tertiup angin.

Hyunjin meluruskan pandangannya, membasahi bibirnya lalu berdehem pelan. Mengenyahkan pikirannya yang merasa jadi terpukau memperhatikan wajah Ryujin lamat. Hingga ia menoleh cepat merasakan tepukan pelan dilengan kirinya yang dimasukkan kedalam jaket.

"Gue haus." Ujar Ryujin santai. Meskipun awalnya mengernyit memandang wajah Ryujin yang kini memberikan senyum tipis, Hyunjin beralih cepat menyodorkan kantung plastik yang sedari tadi ia tenteng di tangan kanan.

Ryujin menerimanya. Mengambil sebotol lalu memberikan sisanya pada Hyunjin kembali lantas meneguknya.

"Gila lo gue masih makan ramyeon pedes begitu main ditarik keluar aja."

Hyunjin mendelik. Memandang aneh Ryujin yang kini terdengar protes.

"Ya kali lo nangis kejer kayak gitu gue liatin? Makan nya rakus banget lagi?!" Hyunjin mengalihkan wajahnya jengah. Berjalan cepat duluan saat menemukan kursi panjang tidak jauh di depan sana.

Ryujin merutuk malu sendiri lalu mengikuti cowok itu untuk duduk disebelahnya.

Enggan lagi berbicara dengan bibir bawah yang digigit pelan. Ryujin agak menundukkan kepalanya dengan jari yang memainkan ujung botol soda yang tertutup. Lalu tersentak merasa tubuhnya menjadi kaku saat merasakan helaian rambutnya disibak. Pipinya lantas terasa hangat merasakan tangan seseorang menyentuhnya.

"Lebam?" Hyunjin bergumam.

Meski tubuhnya terasa seperti tersengat listrik hingga kaku untuk bergerak bahkan sekedar menarik nafas, Ryujin menyingkirkan tangan Hyunjin yang mengusap tulang pipinya.

"Lo abis diapain?" Tanya Hyunjin halus yang sialnya membuat Ryujin mengumpat dalam hati. Kenapa jantungnya bereaksi luar biasa hanya karna nada lembut yang digunakan cowok itu?

Ryujin melirik Hyunjin yang menatapnya lamat. Kembali menggigit bibir bawahnya enggan menjawab.

"Ada yang jahatin lo?"

Ryujin tetap bungkam. Hingga nada sarat penekanan dari cowok itu membuat matanya melebar.

"Ngomong aja siapa? Gue bisa ngabisin orang itu kalo lo ma—"

"Yakali gue nyuruh lo ngapa-ngapain nyokap gue sendiri?!!"

Ryujin menjawab lugas dengan nafas yang tiba-tiba memburu, juga emosinya yang langsung melonjak naik.

Hyunjin tersentak mendengar jawaban Ryujin yang meninggi.

Cewek itu mengalihkan wajah kembali menatap lurus kedepan. Lalu menunduk lagi dengan bibir yang ia kulum menahan untuk tidak kembali menangis.

Blood |  H.HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang