20th

386 51 45
                                    

Ryujin menggigit bibir bawahnya kemudian berdecak.

Seharusnya dia tidak perlu segitunya 'kan sama Hyunjin? Seolah-olah menyalahkan cowok itu, padahal dirinya jelas tidak punya bukti.

Mengandalkan feeling sebenarnya Ryujin lebih percaya bukan Hyunjin yang melakukannya. Tapi matanya yang menyaksikan kejadian itu juga seolah-olah meyakinkan bahwa orang yang menyelakai Jeno itu, benar Hyunjin.

Kenapa tadi Ryujin tidak mendengarkan penjelasan Hyunjin dulu? Malah mengulur-ulur waktu sampai besok. Kan sekarang dirinya juga yang menyesal.

"Terserah lo kalau mau bener-bener keukeuh ber-asumsi gue yang nyelakain pacar lo itu."

Dan apa? Pacar? Ckk, kenapa juga Hyunjin harus berpikir begitu?

"Lhaa kenapa?"

Cewek itu memandang bingung mobilnya yang tiba-tiba berhenti. Mesinnya mati.

"Mogok?!"

Ryujin merutuk, mencoba men-stater lagi mobilnya namun hasilnya nihil. Hanya suara mesin dipaksa untuk hidup yang berujung kembali mati.

Ryujin berdecak, membuka seatbelt nya lalu keluar dari mobilnya. Mencoba memeriksa bagian kap mobil depannya.

Entah apa yang salah, begitu kap mobilnya terbuka tanpa sadar Ryujin memundurkan tubuhnya.

Kap mobilnya itu mengepul mengeluarkan asap. Kalau sudah begini, sudah jelas sepertinya cewek itu harus mencari anternatif lain untuk pulang.

Sekarang baru jam delapan lewat empat puluh lima menit malam. Jalanan juga tidak terlalu ramai juga sepi. Ada beberapa mobil berlalu lalang meski lebih banyak jeda jalanan kosong. Tapi Ryujin hapal betul taksi disini masih seringkali lewat. Jadi cewek itu memilih untuk menunggu dibelakang mobilnya.

Errrrrr! Meoww! Meoww!

Ryujin sontak menoleh ke samping kirinya. Kaget tiba-tiba mendengar geraman. Kucing sepertinya.


ERRRRRR! ERRRRR! MEOWW!! MEOWW!! ERRRR!!!


Mata Ryujin sontak membesar, lagi-lagi kaget kenapa bisa sampai ada geraman kucing begitu. Ada kucing berantem kah?


MEOWWW!!! ERR! MIAWWW!!!

"ARGHHH!"


GEDEBUKK! BRAKKK!!

Ryujin lantas berjalan menjauhi mobilnya ke arah kiri untuk langsung mencari sumber suara. Menemukan lorong setapak dengan kardus-kardus kosong dipinggiran sisi-sisinya.

MIAWW!!!

"Eh eh eh!"

Ryujin dengan cepat menghindar saat seekor kucing berlari cepat hendak menabraknya, berlari keluar dari dalam belokan lorong itu. Dengan leher harimau versi kecil itu yang tergores memerah.

"Ckk kucing sialan!!"

Tadinya beranggapan mungkin hanya ada kucing berantem, namun begitu mendengar umpatan seseorang Ryujin kembali melirik lorong tersebut.

"Jadi kucing berantem sama orang?"

Tanpa ragu Ryujin menyusuri jalanan lurus lorong setapak itu. Ingatkan kalau cewek itu jarang-jarang merasakan takut.

Blood |  H.HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang