Sehun yang tertunduk sesekali melirik So Eun yang sedari tadi hanya berdiam sembari memberi tatapan mencelus tajam kearahnya. Ia tak berani menatap langsung So Eun dengan penuh percaya diri disaat ia tahu ia salah.
"Aku? Aku duluan?" So Eun menghela nafas kasar mendengar penjelasan Sehun yang kini sudah duduk disofa yang berhadapan dengannya.
"Aku gak bohong. Seriusan kamu duluan yang kasih service, tapi aku gak ngapa-ngapain setelah itu. Serius." Sehun mengangkat tangan kananya, menampakkan telapak tangannya bersumpah.
"Mwo?! Service katamu?!" Teriak So Eun melempar bantal disampingnya kearah Sehun yang sudah lebih dulu menyiapkan diri untuk menangkis.
So Eun kemudian berdiri dari duduknya, dibelakanginya Sehun sembari berkacak pinggang. Sehun melirik So Eun yang melangkah menjauhinya sembari terduduk diam dengan sopan.
Diperhatikannya gerak gerik So Eun yeng kelihatannya begitu amat kesal. Dilihatnya pergelangan kaki So Eun yang masih terkilir dan menyulitkan So Eun melangkah. Sehun dapat melihat dengan jelas bagaimana So Eun mencoba melangkah dengan alami.
Belum sembuh...
"Jadi... maksudmu aku yang melakukannya duluan dan kau tak menghentikanku sama sekali?!"
"Se-seperti itulah..."
"Bajingan!" Teriak So Eun mengambil sendok sayur dari dapur yang tak jauh dari posisinya dan segera menghampiri Sehun. "Kenapa kau membiarkanku melakukannya?!!" Teriak So Eun mengejar Sehun yang berlari kecil menghindari pukulan So Eun.
"Jangan lari-lari!" Teriak Sehun yang sudah berdiri disisi lain ruangan, jauh dari So Eun. "Nanti gak sembuh!" Teriaknya sembari menjulurkan telapak tangan meminta So Eun berhenti.
"Apa pedulimu hah?!!" Suara So Eun mengisi ruangan dan ia bersusah payah menghampiri Sehun yang lagi-lagi sudah lebih dulu berpindah dari tempatnya.
"Kau tahu aku bagaimana!" Teriak Sehun takut dilempar. "Aku gak bisa menahan diri! Kau kan tahu sendiri!" Ketusnya mencoba memberi So Eun jawaban yang ia harap dapat diterima So Eun dengan logis.
So Eun kemudian melempar sendok sayur kesofa dan memberi Sehun tatapan jengkel sebelum mengambik duduknya disofa itu.